31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Mayor Frando Marpaung Andalkan ‘Tanggo to Diamond Loop’

Jupiter Two yang berada di posisi wingman kanan dalam.  Mayor Penerbang Frando 'Fennec' Marpaung, dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000, menjabat sebagai pimpinan Jupiter Two. Salah satu manuver yang paling diandalkan bersama Jupiter Two adalah 'tanggo to diamond loop' dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Jupiter Two yang berada di posisi wingman kanan dalam.
Mayor Penerbang Frando ‘Fennec’ Marpaung, dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000, menjabat sebagai pimpinan Jupiter Two. Salah satu manuver yang paling diandalkan bersama Jupiter Two adalah ‘tanggo to diamond loop’ dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

KEPALA Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya memastikan empat awak selamat dalam kecelakaan ini. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit Langkawi. Berdasarkan keterangan saksi mata, pilot dua pesawat Jupiter mendarat dengan parasut sebelum pesawat jatuh.

“Mereka hanya mengalami luka ringan, tapi detailnya saya juga belum meng-update,” ujar Fuad, yang mengaku belum mengetahui identitas para pilot.

Tim Jupiter terkenal dengan atraksi berbahayanya. Tim ini kerap memamerkan kemampuannya dalam perayaan ulang tahun TNI. Berbagai atraksinya antara lain: Jupiter Roll, Kite Barrel Roll, Clover Leaf, Arrow Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo To Diamond Loop, Leader Benefit, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan Arrow Head Loop.

Pesawat milik Tim Jupiter Indonesia ini berasal dari pabrikan Korea Selatan. Pesawat aerobatik milik Tim Aerobatik Jupiter ada berbagai macam. Pada 1997, yakni saat awal pembentukannya, Tim Jupiter menggunakan pesawat HS Hawk Mk-53 buatan Inggris. Tambahan pesawat Hawk 109 dan F-16 Fighting Falcon menjadi andalan sejak 2001. Ada pun pesawat terbaru KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan dipakai pada 2011.

Tim Aerobatik Jupiter atau ‘Jupiter Aerobatic Team’ atau JAT terbentuk dari inisiatif para instruktur penerbang di lingkungan Skadron Pendidikan 103 yang mengawaki pesawat MK 53 HS Hawk. Seperti yang dilansir dari laman resmi TNI Angkatan Udara disebutkan, Jupiter berasal dari sebutan bagi para instruktur penerbang yang mengajar di Landasan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.

Tim Jupiter terdiri atas tujuh formasi. Pertama, Jupiter One yang terdiri atas pimpinan tim yang bertugas memimpin manuver sangat berbahaya dan ekstrem. Ia juga dituntut membuat trik dan efek visual manuver yang tepat dan menarik saat pertunjukan.

Saat ini, pimpinan Jupiter One dijabat Letkol Penerbang Dedy ‘Leopard’ Susanto, Komandan Skadik 102 Yogyakarta, yang diperkuat pesawat KT-1 B Woong Bee dan T-34 Charlie. Kedua, Jupiter Two yang berada di posisi wingman kanan dalam.

Mayor Penerbang Frando ‘Fennec’ Marpaung, dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000, menjabat sebagai pimpinan Jupiter Two. Salah satu manuver yang paling diandalkan bersama Jupiter Two adalah ‘tanggo to diamond loop’ dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Frando kini menjabat sebagai Komandan Flight Dik C Skadik 102 Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto. Fennec yang merupakan pria kelahiran Sumatera Utara ini sebelumnya penerbang MK-53 H.S Hawk, dia menggantikan posisi Mayor Penerbang Marcellinus AKD yang berpindah posisi menjadi jupiter 6. Fennec tergabung sebagai member Jupiter sejak Januari 2012.

Selanjutnya, Jupiter Three berada di posisi wingman kiri yang dijabat oleh Kapten Penerbang Gusti Ngurah Adi. Jupiter 2 dan 3 bertugas untuk bermanuver secara halus karena pergerakan tiba-tiba akan menyulitkan posisi wingman luar. Beberapa manuver yang dilaksanakannya antara lain Loop, clover leaf, Barrell Roll, Jupiter roll, Jupiter roll back, Roll slide, dan leader benefit.

Keempat, Jupiter Four yang berada di posisi bagian belakang tengah atau posisi slot. Posisi ini diisi oleh Mayor Penerbang H.S ‘Condor’ Romas, alumnus AAU tahun 1999. Posisi ini memiliki tingkat kesulitan manuver yang cukup tinggi lantaran berada di bagian belakang formasi. Sehinga, pesawat membutuhkan kekuatan ekstra untuk dapat mengikuti pesawat yang ada di depannya.

Berikutnya adalah posisi paling kiri luar atau ‘syncro’ yang dikenal sebagai Jupiter Five. Mayor Penerbang H.M “Razor” Kisha, Komandan Flight Ops C Skadik 102, memegang posisi ini. Jupiter 5 merupakan lead synchro yang memimpin Jupiter 6 saat melaksanakan manuver synchro yang sangat ekstrem. Jupiter 6 sendiri diisi oleh Mayor Penerbang Marcell ‘Liger’ Dirgantara.

Terakhir adalah The Backseaters, yakni sebutan bagi para penerbang Tim Jupiter yang duduk di kursi belakang. Tugas sebagai buddy safety, membantu penerbang yang duduk di depan (front seater), sekaligus menjalankan proses regenerasi untuk menggantikan front seater pada manuver berikutnya.

Tim Jupiter tersebut sebenarnya bakal menampilkan aksi manuver ekstrem di udara pada gelaran LIMA di Langkawi, Malaysia, pada 17-21 Maret 2015. Namun, akibat dua pesawat yang bertabrakan, Tim Jupiter akan mengevaluasi formasi terkait keikutserataan mereka di acara itu.

“Kami tidak ingin tampil asal-asalan. Tapi, secara profesional, semua pilot siap melanjutkan show,” ujar Jenderal Fuad Basya. (bbs/val)

Jupiter Two yang berada di posisi wingman kanan dalam.  Mayor Penerbang Frando 'Fennec' Marpaung, dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000, menjabat sebagai pimpinan Jupiter Two. Salah satu manuver yang paling diandalkan bersama Jupiter Two adalah 'tanggo to diamond loop' dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Jupiter Two yang berada di posisi wingman kanan dalam.
Mayor Penerbang Frando ‘Fennec’ Marpaung, dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000, menjabat sebagai pimpinan Jupiter Two. Salah satu manuver yang paling diandalkan bersama Jupiter Two adalah ‘tanggo to diamond loop’ dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

KEPALA Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya memastikan empat awak selamat dalam kecelakaan ini. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit Langkawi. Berdasarkan keterangan saksi mata, pilot dua pesawat Jupiter mendarat dengan parasut sebelum pesawat jatuh.

“Mereka hanya mengalami luka ringan, tapi detailnya saya juga belum meng-update,” ujar Fuad, yang mengaku belum mengetahui identitas para pilot.

Tim Jupiter terkenal dengan atraksi berbahayanya. Tim ini kerap memamerkan kemampuannya dalam perayaan ulang tahun TNI. Berbagai atraksinya antara lain: Jupiter Roll, Kite Barrel Roll, Clover Leaf, Arrow Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo To Diamond Loop, Leader Benefit, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan Arrow Head Loop.

Pesawat milik Tim Jupiter Indonesia ini berasal dari pabrikan Korea Selatan. Pesawat aerobatik milik Tim Aerobatik Jupiter ada berbagai macam. Pada 1997, yakni saat awal pembentukannya, Tim Jupiter menggunakan pesawat HS Hawk Mk-53 buatan Inggris. Tambahan pesawat Hawk 109 dan F-16 Fighting Falcon menjadi andalan sejak 2001. Ada pun pesawat terbaru KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan dipakai pada 2011.

Tim Aerobatik Jupiter atau ‘Jupiter Aerobatic Team’ atau JAT terbentuk dari inisiatif para instruktur penerbang di lingkungan Skadron Pendidikan 103 yang mengawaki pesawat MK 53 HS Hawk. Seperti yang dilansir dari laman resmi TNI Angkatan Udara disebutkan, Jupiter berasal dari sebutan bagi para instruktur penerbang yang mengajar di Landasan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.

Tim Jupiter terdiri atas tujuh formasi. Pertama, Jupiter One yang terdiri atas pimpinan tim yang bertugas memimpin manuver sangat berbahaya dan ekstrem. Ia juga dituntut membuat trik dan efek visual manuver yang tepat dan menarik saat pertunjukan.

Saat ini, pimpinan Jupiter One dijabat Letkol Penerbang Dedy ‘Leopard’ Susanto, Komandan Skadik 102 Yogyakarta, yang diperkuat pesawat KT-1 B Woong Bee dan T-34 Charlie. Kedua, Jupiter Two yang berada di posisi wingman kanan dalam.

Mayor Penerbang Frando ‘Fennec’ Marpaung, dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000, menjabat sebagai pimpinan Jupiter Two. Salah satu manuver yang paling diandalkan bersama Jupiter Two adalah ‘tanggo to diamond loop’ dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Frando kini menjabat sebagai Komandan Flight Dik C Skadik 102 Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto. Fennec yang merupakan pria kelahiran Sumatera Utara ini sebelumnya penerbang MK-53 H.S Hawk, dia menggantikan posisi Mayor Penerbang Marcellinus AKD yang berpindah posisi menjadi jupiter 6. Fennec tergabung sebagai member Jupiter sejak Januari 2012.

Selanjutnya, Jupiter Three berada di posisi wingman kiri yang dijabat oleh Kapten Penerbang Gusti Ngurah Adi. Jupiter 2 dan 3 bertugas untuk bermanuver secara halus karena pergerakan tiba-tiba akan menyulitkan posisi wingman luar. Beberapa manuver yang dilaksanakannya antara lain Loop, clover leaf, Barrell Roll, Jupiter roll, Jupiter roll back, Roll slide, dan leader benefit.

Keempat, Jupiter Four yang berada di posisi bagian belakang tengah atau posisi slot. Posisi ini diisi oleh Mayor Penerbang H.S ‘Condor’ Romas, alumnus AAU tahun 1999. Posisi ini memiliki tingkat kesulitan manuver yang cukup tinggi lantaran berada di bagian belakang formasi. Sehinga, pesawat membutuhkan kekuatan ekstra untuk dapat mengikuti pesawat yang ada di depannya.

Berikutnya adalah posisi paling kiri luar atau ‘syncro’ yang dikenal sebagai Jupiter Five. Mayor Penerbang H.M “Razor” Kisha, Komandan Flight Ops C Skadik 102, memegang posisi ini. Jupiter 5 merupakan lead synchro yang memimpin Jupiter 6 saat melaksanakan manuver synchro yang sangat ekstrem. Jupiter 6 sendiri diisi oleh Mayor Penerbang Marcell ‘Liger’ Dirgantara.

Terakhir adalah The Backseaters, yakni sebutan bagi para penerbang Tim Jupiter yang duduk di kursi belakang. Tugas sebagai buddy safety, membantu penerbang yang duduk di depan (front seater), sekaligus menjalankan proses regenerasi untuk menggantikan front seater pada manuver berikutnya.

Tim Jupiter tersebut sebenarnya bakal menampilkan aksi manuver ekstrem di udara pada gelaran LIMA di Langkawi, Malaysia, pada 17-21 Maret 2015. Namun, akibat dua pesawat yang bertabrakan, Tim Jupiter akan mengevaluasi formasi terkait keikutserataan mereka di acara itu.

“Kami tidak ingin tampil asal-asalan. Tapi, secara profesional, semua pilot siap melanjutkan show,” ujar Jenderal Fuad Basya. (bbs/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/