27.8 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Sepekan, Polisi Gulung 1.136 Preman

MEDAN-Selama sepekan razia preman, sejak 7 April hingga 14 Aprli 2013, polisi berhasil meringkus 1.136 preman. Dari total seluruh pria yang diduga preman, hanya 98 orang ditetapkan sebagai tersangka atas sejumlah kasus yang dilakukan.”Sedangkan sisanya tidak ditahan dan hanya dilakukan pendataan dan pembinaan, kemudian dipulangkan,” ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Heru Prakoso, Selasa (16/4) di Mapolda Sumut.

Dikatakannya, operasi preman digelar 18 Polres dari jajaran Polda Sumut, termasuk Polresta Medan. Sedangkan tujuan razia preman  untuk menekan aksi kriminalitas dan aktivitas meresahkan masyarakat yang dilakukan preman. “Hal ini sudah menjadi instruksi Kapolda Sumut memberikan Katibmas, aktivitas preman harus ditindak tegas. Kemudian akan diaktifkan lagi Tim Pemburu Preman (TPP) dengan melakukan polisi patrol,” ujar Heru.

Sementara itu, Waka Polresta Medan AKBP Pranyoto yang dikonfirmasi usai razia preman di sejumlah wilayah di Kota Medan, Selasa (16/4), mengatakan, para pria yang diamankan merupakan orang-orang yang selama ini dilaporkan kerap meresahkan masyarakat, sebagaimana yang disebut sebagai preman. Begitu juga dengan juru parkir liar melaksanakan pekerjaan tidak sesuai aturan.

“Kalau untuk pengelolanya  akan kita dalami saat penyelidikan. Sejauh ini kita melakukan razia guna meningkatkan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Nantinya, mereka yang terjaring akan kita beri pembinaan agar mereka tidak lagi meresahkan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi  Muslim Muis menilai,  razia preman yang dilakukan polisi Poldasu dan jajarannya hanya untuk pencitraan saja. Sebab, dari kegiatan yang melibatkan sebagian besar personel polisi itu, tidak pernah ada terbukti melakukan aksi premanisme sehingga tidak dapat ditahan dan akhirnya dibebaskan.

“Kalau saya menilai, ini hanya pengelabuan opini masyarakat saja. Dengan begitu, masyarakat akan berpikir kalau keamanan di Kota Medan sudah terjamin. Lagi pula, dalam razia itu juga pakai anggaran, kalau tidak bisa maksimal, berarti itu pemborosan,” ungkap Muslim dari seberang telepon.
Mantan Wakil Direktur LBH Medan itu mengatakan, razia preman belum tepat sasaran. Sebab, polisi harus lebih jeli melihat seorang yang dinyatakan sebagai preman, sebagaimana klasifikasinya.

Kriminolog, Nur Sariani Simatupang yang juga dimintai tanggapannya mengatakan, razia preman yang dilakukan pihak kepolisian  kurang kordinasi dengan pemerintah Kota Medan. Sebab, para pria yang terjaring dalam razia, akan kembali kepada komunitasnya dengan alasan tidak memiliki pilihan lain. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kegiatan itu, kalau harus bekerja sama dengan pemerintah. “Meski demikian, kita selaku masyarakat harus tetap mendukung razia itu karena sifatnya positif, “ kata wanita yang juga Dosen Fakultas Hukum ini. (gus/mag-10)

MEDAN-Selama sepekan razia preman, sejak 7 April hingga 14 Aprli 2013, polisi berhasil meringkus 1.136 preman. Dari total seluruh pria yang diduga preman, hanya 98 orang ditetapkan sebagai tersangka atas sejumlah kasus yang dilakukan.”Sedangkan sisanya tidak ditahan dan hanya dilakukan pendataan dan pembinaan, kemudian dipulangkan,” ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Heru Prakoso, Selasa (16/4) di Mapolda Sumut.

Dikatakannya, operasi preman digelar 18 Polres dari jajaran Polda Sumut, termasuk Polresta Medan. Sedangkan tujuan razia preman  untuk menekan aksi kriminalitas dan aktivitas meresahkan masyarakat yang dilakukan preman. “Hal ini sudah menjadi instruksi Kapolda Sumut memberikan Katibmas, aktivitas preman harus ditindak tegas. Kemudian akan diaktifkan lagi Tim Pemburu Preman (TPP) dengan melakukan polisi patrol,” ujar Heru.

Sementara itu, Waka Polresta Medan AKBP Pranyoto yang dikonfirmasi usai razia preman di sejumlah wilayah di Kota Medan, Selasa (16/4), mengatakan, para pria yang diamankan merupakan orang-orang yang selama ini dilaporkan kerap meresahkan masyarakat, sebagaimana yang disebut sebagai preman. Begitu juga dengan juru parkir liar melaksanakan pekerjaan tidak sesuai aturan.

“Kalau untuk pengelolanya  akan kita dalami saat penyelidikan. Sejauh ini kita melakukan razia guna meningkatkan rasa aman bagi masyarakat di Kota Medan. Nantinya, mereka yang terjaring akan kita beri pembinaan agar mereka tidak lagi meresahkan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pusat Studi  Muslim Muis menilai,  razia preman yang dilakukan polisi Poldasu dan jajarannya hanya untuk pencitraan saja. Sebab, dari kegiatan yang melibatkan sebagian besar personel polisi itu, tidak pernah ada terbukti melakukan aksi premanisme sehingga tidak dapat ditahan dan akhirnya dibebaskan.

“Kalau saya menilai, ini hanya pengelabuan opini masyarakat saja. Dengan begitu, masyarakat akan berpikir kalau keamanan di Kota Medan sudah terjamin. Lagi pula, dalam razia itu juga pakai anggaran, kalau tidak bisa maksimal, berarti itu pemborosan,” ungkap Muslim dari seberang telepon.
Mantan Wakil Direktur LBH Medan itu mengatakan, razia preman belum tepat sasaran. Sebab, polisi harus lebih jeli melihat seorang yang dinyatakan sebagai preman, sebagaimana klasifikasinya.

Kriminolog, Nur Sariani Simatupang yang juga dimintai tanggapannya mengatakan, razia preman yang dilakukan pihak kepolisian  kurang kordinasi dengan pemerintah Kota Medan. Sebab, para pria yang terjaring dalam razia, akan kembali kepada komunitasnya dengan alasan tidak memiliki pilihan lain. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kegiatan itu, kalau harus bekerja sama dengan pemerintah. “Meski demikian, kita selaku masyarakat harus tetap mendukung razia itu karena sifatnya positif, “ kata wanita yang juga Dosen Fakultas Hukum ini. (gus/mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/