27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Anak Dibunuh, Rp5 Juta Disikat

Kawanan Rampok Beraksi di Rumah Pengusaha Bakso

MEDAN-Kawanan perampok beraksi siang bolong di rumah pengusaha bakso H Warsito (52) di Jalan Masjid Dusun III Bandar Kalipa, Deli Serdang, Kamis (16/6) sekitar pukul 12.30 WIB. Kawanan rampok menghabisi anak pengusaha bernama Bian Arbiyah Hartati (10), sebelum menggasak uang tunai Rp5 juta, handphone serta laptop.

Bian Arbiyah tewas mengenaskan dengan posisi terbaring bersimbah darah di dalam kamar mandi rumahnya dengan luka di kening dan di leher.  Saat ditemukan jasadnya masih memakai seragam sekolah lengkap dengan tas sandangnya. Di lokasi kejadian ditemukan pisau dapur dan batu gilingan cabe.

Keterangan yang dihimpun, sebelum kejadian korban ditinggal pergi kedua orangtuanya H Warsito (52) dan Ponia (45) sendirian di rumah untuk undangan pesta di Lubuk Pakam. Alasannya, karena siang itu korban masuk sekolah. Selanjutnya, orangtuanya berangkat bersama adiknya Thia Akhliria (7).

Tal berselang lama, kedua orangtuanya dan adiknya pulang ke rumah. Adiknya Thia pertama masuk ke dalam rumah melihat korban sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi dengan bersimbah darah.

Thia melaporkan kepada kedua orangtuanya. Spontan sang ibu menjerit dan menangis melihat anak keempatnya sudah tidak bernyawa lagi. Menurut keterangan warga sekitar, mereka tidak ada mendengar suara ribut dan gaduh dari kediaman Warsito.

“Kami tidak ada mendengar suara ribut dari dalam rumah. Tapi begitu ibu itu tiba di rumah, langsung berteriak dan kami pun langsung berlari melihatnya dan ternyata anaknya sudah meninggal dengan penuh darah di dalam kamar mandi,” kata seorang warga.

Menurut salah seorang keluarga korban, perampok diduga masuk dari pintu depan, namun saat melakukan aksinya pelaku ketahuan oleh korban yang pada saat itu hendak berangkat ke sekolah. “Pelaku masuk dari depan, terlihat tidak ada bukti pengrusakan di pintu lain, saya yakin korban memergokinya,” ujarnya.

Menurutnya, pelaku orang dekat. “Bukan orang jauh, yang pasti dia pernah melihat laptop, maka dia mau mencurinya,” ucapnya. Selanjutnya dia mengatakan bukan hanya laptopnya yang hilang, namun handphone dan uang tunai lebih dari Rp5 juta juga raib dari tas di kamar.

Polisi yang mendengarkan kejadian itu langsung turun ke lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti  serta meminta keterangan saksi. Sementara jasad korban langsung dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan untuk dilakukan otopsi. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Maringan Simanjuntak mengatakan, saat polisi mengumpulkan barang bukti serta meminta keterangan saksi. Menurutnya, korban meninggal dengan luka tusuk dan belum mengetahui pasti pelakunya.

“Masih lidik dan kita sedang mengumpulkan bukti-bukti,” ujarnya.

Keluarga sangat terkejut dengan kematian anak keempat dari lima bersaudara siswi kelas IV SD Negeri 101764 Tembung itu. Ibu korban, Ponia mengatakan, sebenarnya dia sudah mengajak anaknya itu ikut bersamanya undangan, namun korban menolaknya dengan alasan sekolah.

Ponia juga mengaku tidak memiliki firasat buruk sebelum kejadian, namun biasanya anaknya itu jarang menolak ajakannya.

Poniah mengaku, selama ini dia merasa tidak mempunyai musuh. “Tapi, kenapa meraka tega membunuh anak saya. Kalau mereka hendak mencuri barang berharga di rumah ini silaan saja, jangan sampai anak saya dibunuh sekejam itu,” katanya. (mag-7/jon)

Kawanan Rampok Beraksi di Rumah Pengusaha Bakso

MEDAN-Kawanan perampok beraksi siang bolong di rumah pengusaha bakso H Warsito (52) di Jalan Masjid Dusun III Bandar Kalipa, Deli Serdang, Kamis (16/6) sekitar pukul 12.30 WIB. Kawanan rampok menghabisi anak pengusaha bernama Bian Arbiyah Hartati (10), sebelum menggasak uang tunai Rp5 juta, handphone serta laptop.

Bian Arbiyah tewas mengenaskan dengan posisi terbaring bersimbah darah di dalam kamar mandi rumahnya dengan luka di kening dan di leher.  Saat ditemukan jasadnya masih memakai seragam sekolah lengkap dengan tas sandangnya. Di lokasi kejadian ditemukan pisau dapur dan batu gilingan cabe.

Keterangan yang dihimpun, sebelum kejadian korban ditinggal pergi kedua orangtuanya H Warsito (52) dan Ponia (45) sendirian di rumah untuk undangan pesta di Lubuk Pakam. Alasannya, karena siang itu korban masuk sekolah. Selanjutnya, orangtuanya berangkat bersama adiknya Thia Akhliria (7).

Tal berselang lama, kedua orangtuanya dan adiknya pulang ke rumah. Adiknya Thia pertama masuk ke dalam rumah melihat korban sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi dengan bersimbah darah.

Thia melaporkan kepada kedua orangtuanya. Spontan sang ibu menjerit dan menangis melihat anak keempatnya sudah tidak bernyawa lagi. Menurut keterangan warga sekitar, mereka tidak ada mendengar suara ribut dan gaduh dari kediaman Warsito.

“Kami tidak ada mendengar suara ribut dari dalam rumah. Tapi begitu ibu itu tiba di rumah, langsung berteriak dan kami pun langsung berlari melihatnya dan ternyata anaknya sudah meninggal dengan penuh darah di dalam kamar mandi,” kata seorang warga.

Menurut salah seorang keluarga korban, perampok diduga masuk dari pintu depan, namun saat melakukan aksinya pelaku ketahuan oleh korban yang pada saat itu hendak berangkat ke sekolah. “Pelaku masuk dari depan, terlihat tidak ada bukti pengrusakan di pintu lain, saya yakin korban memergokinya,” ujarnya.

Menurutnya, pelaku orang dekat. “Bukan orang jauh, yang pasti dia pernah melihat laptop, maka dia mau mencurinya,” ucapnya. Selanjutnya dia mengatakan bukan hanya laptopnya yang hilang, namun handphone dan uang tunai lebih dari Rp5 juta juga raib dari tas di kamar.

Polisi yang mendengarkan kejadian itu langsung turun ke lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti  serta meminta keterangan saksi. Sementara jasad korban langsung dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan untuk dilakukan otopsi. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Maringan Simanjuntak mengatakan, saat polisi mengumpulkan barang bukti serta meminta keterangan saksi. Menurutnya, korban meninggal dengan luka tusuk dan belum mengetahui pasti pelakunya.

“Masih lidik dan kita sedang mengumpulkan bukti-bukti,” ujarnya.

Keluarga sangat terkejut dengan kematian anak keempat dari lima bersaudara siswi kelas IV SD Negeri 101764 Tembung itu. Ibu korban, Ponia mengatakan, sebenarnya dia sudah mengajak anaknya itu ikut bersamanya undangan, namun korban menolaknya dengan alasan sekolah.

Ponia juga mengaku tidak memiliki firasat buruk sebelum kejadian, namun biasanya anaknya itu jarang menolak ajakannya.

Poniah mengaku, selama ini dia merasa tidak mempunyai musuh. “Tapi, kenapa meraka tega membunuh anak saya. Kalau mereka hendak mencuri barang berharga di rumah ini silaan saja, jangan sampai anak saya dibunuh sekejam itu,” katanya. (mag-7/jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/