MENCINTAI BATIK MEDAN
Usai acara kepada wartawan, Eldin mengatakan sejumlah kegiatan telah dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Medan. Semua kegiatan itu digelar semata-mata untuk meningkatkan budaya kebersamaan, kepedulian dan rasa cinta kepada Kota Medan. “Insya Allah melalui semua kegiatan yang digelar ini, kita semakin mencintai kota ini dan menajdikan Kota Medan sebagai rumah kita,” katanya.
Terkait dengan Karnaval Budaya yang dilaksanakan, ia mengatakan sebagai simbol kota multietnis yang dihuni 14 etnis budaya dominan dan mewarnai kehidupan di Ibukota Provinsi Sumut ini. Walaupun beragam, tapi semua hidup berbaur dengan penuh kedamaian dengan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, sehingga Medan sering dijuluki miniaturnya Indonesia.
“Tanpa partisipasi dan dukungan warga semua, niscaya Kota Medan hanya akan menjadi kota besar yang tidak memiliki jiwa. Jadi kita semua harus terus-menerus menjaga dan mengisi pembangunan di Kota Medan dengan segala daya maupun upaya yang kita mampu. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membangun Kota Medan tercinta ini?” ungkapnya.
Hj Rita Maharani mengaku sangat gembira karena parade budaya, terutama peserta yang mengenakan Batik Medan mendapat penghargaan dari MURI. Dengan penghargaan ini, ia berharap Batik Medan semakin terkenal sehingga UMKM di Kota Medan semakin maju, terutama bagi para pengerajin batik.
“Hasil dan kualitas Batik Medan tidak kalah dengan batik-batik lain di seluruh Indonesia. Untuk itu saya mengajak seluruh warga Kota Medan untuk mencintai Batik Medan. Saya beserta keluarga, termasuk jajaran Pemko Medan mengenakan Batik Medan. Insya Allah jika semua mengenakan Batik Medan, kehidupan para pengerajin batik di kota Medan akan lebih meningkat dan sejahtera lagi,” katanya.
Ibu tiga anak ini selanjutnya mengatakan, dirinya sebagai Ketua Dekranasda Kota Medan siap membantu para pengrajin lainnya. Diingatkannya, jika seluruh pengrajin yang ada di Medan bersungguh-sungguh dalam berkarya dan punya tekad untuk maju, hasilnya akan lebih baik lagi sehingga diminati masyarakat.
Selain Parade Budaya, kegiatan juga diisi dengan tarian kolosal dan tarian etnis yang menggambarkan 14 budaya etnis dominan di kota Medan yakni Melayu, Karo, Mandailing, Toba, Simalungun, Angkola, Nias, Minang, Aceh, Jawa, Dairi, Tionghoa, Arab dan India, hiburan band serta lucky draw. Di samping itu wali kota juga menyerahkan bantuan berupa 4 unit kursi roda, 10 unit alat bantu dengar, 10 kaki dan tangan palsu, 10 unit tongkat putih untuk tuna netra, 4 unit tongkat untuk penderita stroke serta pembagian paket berisi roti, minyak goreng, bubuk teh serta sendal untuk 1000 orang kaum difabel (tuna netra, tuna daksa, dan tuna grahita) serta makan siang.
Bantuan itu diberikan agar para penyandang disabilitas juga dapat merasakan kegembiraan atas Hari Jadi ke-427 Kota Medan tersebut. “Semoga bantuan ini berguna dan memberikan manfaat bagi saudara-saudara kita ini,” harap Eldin. Sedangkan di Belawan, Pemko Medan juga membaagikan 1.000 kaca mata baca untuk lansia dan 1.500 paket makanan tambahan berupa susu, kacang hijau, vitamin muntuk anak dan telur rebus mulai 0 bulan sampai 12 tahun. (prn/ril)