Tak Terima Sering Dinasihati
Kenekatan Ijan menghabisi nyawa kakak iparnya dan menganiaya 2 adik iparnya disebut-sebut lantaran ia tak terima terus dimarahi bahkan sering dinasihati oleh kakak iparnya itu di tempat usaha tersebut.
Informasi berkembang, usaha batu-batuan tersebut merupakan milik Irwan yang tak lain suami dari Desvia. Di situ, Desvia bertindak sebagai kasir sementara Ijan bertindak sebagai mandor. Santer berhembus kabar, jika Ijan kerap mengajak anggotanya (pekerja) untuk bermain kartu pada waktu yang dianggap senggang. Hal itu pula yang dianggap pemicu sehingga Ijan kerap dimarahi oleh kakak iparnya itu.
Suami korban, Irwan saat ditemui di rumah duka tampak belum bersedia berbicara soal kematian istrinya itu lantaran ia masih dirundung duka. Irwan mengaku baru tiba dari Jakarta setelah sebelumnya menjenguk ayahnya yang sedang sakit di sana.
Dugaan jika pelaku tak terima dimarahi hingga menjadi pemicu kenekatannya pun seakan kian diperkuat oleh istrinya Lini Marlina. Di hadapan jasad kakak kandungnya Desvia yang telah terbujur kaku, Lini terdengar menjerit-jerit dan tampak menyalahkan suaminya yang kini pun turut telah tiada.
“Dia tak terima dinasihati di depanku, dia habiskan uang perusahaan makanya dinasihati, tapi kenapa malah begini. Tega kali dia itu, kenapa bisa begini. Apa salah menasihati demi yang baik,” katanya.
Namun, belum diketahui berapa uang perusahaan yang ‘dilenyapkan’ oleh pelaku hingga membuatnya nekat. Padahal, Ijan dianggap sebagai saudara sendiri hingga akhirnya dipercayakan menjadi mandor di usaha batu alam milik keluarga iparnya itu.
Arif (29) salah seorang rekan kerja Ijan mengatakan, jika tak ada hal yang berbeda dari Ijan. Seperti biasa, ia kerap bekerja dan duduk bersama rekan-rekannya. “Dia baik ajanya orangnya. Kami aja tadi terkejut waktu tahu dia gantung diri di sebelah itu,” kata pria yang sempat dimintai keterangan oleh petugas ini.
Pihak keluarga yang ditemui di rumah korban tak bersedia memberikan keterangan. Saat ditanya soal motif tewasnya Desvia akibat cinta segitiga, pelaku sering dimarahi atau menguasai harta warisan, keluarga korban tak bersedia menjawab. Pria paruh baya yang disebut warga setempat paman Desvia bungkam. Ketika diwawancarai beberapa kali dia hanya dia dan melambaikan tangan saja. (ris/rbb)