RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO – Hari menuju tengah malam. Pukul 23.30 WIB. Bus Bintang Utara yang melaju ke arah Medan tampak mengebut. Dia menyalip Toyota Rush. Sial, di arah berlawanan muncul Bus Medan Jaya. PRANGK! Empat orang penumpang tewas di tempat.
Tabrakan beruntun itu terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) kilometer 379-380 Dusun Afdeling IV Sei Kebara Desa Torgamba Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sabtu (15/10). Tabrakan antara bus Bintang Utara BK 7477 DG, mobil pribadi Toyota Rush warna silver BM 1584 MD, serta bus umum Medan Jaya BK 7406 DK terjadi di jalan menikung kiri yang menanjak.
Kapolsek Torgamba, AKP Guntur Siagian, kepada menjelaskan, tabrakan beruntun tersebut berawal dari bus Bintang Utara yang melaju kencang dari arah Baganbatu menuju Medan. Diduga karena muncul bus Medan Jaya dari arah berlawanan, sopir bus Bintang Utara banting setir ke arah kiri sehingga dinding bus menyenggol bagian kanan depan mobil Toyota Rush.
Kondisi bus Bintang Utara semakin tidak terkendali. Dalam hitungan detik, bus Bintang Utara yang dikemudikan Blar Nainggolan itupun kembali menghantam bagian depan kanan bus Medan Jaya.
Hantaman keras bus Bintang Utara tersebut menyebabkan dinding bus Madan Jaya sebelah kanan hampir keseluruhannya tidak utuh lagi. Sedangkan, Bintang Utara bonyok dibagian depan.
Akibat dari kecelakaan beruntun itu, empat penumpang tewas di tempat, 8 luka berat, dan belasan lainnya luka ringan. Keseluruhan korban dilarikan ke Klinik Ikhsan Cikampak, RSU Sri Torgamba Sei Bruhur, dan Klinik Sehat Cikampak.
Sejumlah penumpang bus Bintang Utara yang berhasil diwawancarai menjelaskan, sejak awal mereka telah merasakan hal tidak enak, terlebih sempat beberap kali mendahului sejumlah bus maupun truk. Dan, nahasnya saat mereka tertidur, dentuman keras, dan suara gesekan membangunkan mereka. “Sering kali motong. Saat tidur itulah tabrakan, banyak penumpang yang berjatuhan ke lantai bus,” ujar Batubara dan penumpang lainnya.
Terpisah, kernet bus Bintang Utara Tumpal Siregar mengatakan, saat peristiwa tabrakan penumpang rata-rata memang dalam keadaan tertidur. Begitu terjadi tabrakan, kondisi penumpang sudah berantakan akibat benturan keras yang terjadi. Dia pun berusaha menemui sopirnya yang biasa dipangilnya Blar Nainggolan, namun yang bersangkutan sudah tidak ada karena melarikan diri.
“Saya pun tidak tahu ke mana dia perginya. Saya cari-cari sopir saya sudah tidak ada lagi,” tuturnya. (cr-1/rbb)