30.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Demo Tuntut Sertifikat Lahan Sari Rejo, TNI AU: Milik Negara, Dokumen di Kemenhan

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO: Warga Sari Rejo saat berdemo di Kantor BPN Medan, menuntut dikeluarkannya sertifikat tanah yang mereka diami, Kamis (17/1).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski ratusan masyarakat Sari Rejo sudah tiga hari menggelar aksi demo di kantor BPN Medan menuntut sertifikat atas lahan yang mereka tempati, Kepala Penerangan dan Perpustakaan TNI-AU Lanud Soewondo, Mayor Jhoni Tarigan, menegaskan hubungan TNI-AU Lanud Soewondo dan masyarakat Sari Rejo, baik-baik saja.

“Keseharian TNI-AU Lanud Soewondo dan masyarakat yang selalu bersampingan, berjalan baik. Kalau mereka menuntut sertifikat ke BPN, ya boleh-boleh saja. Itu hak mereka, monggo saja, “ ungkap Mayor Jhoni saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (17/1).

Meski begitu, Mayor Jhoni menyebut, lahan Sari Rejo memang tercatat milik Negara cq TNI AU. Dokumen kepemilikan lahan Sari Rejo, menurutnya, disimpan di Kementerian Pertahanann

“TNI AU Lanud Soewondo hanya menjalankan tugas mengamankan aset negara. Itu kebijakan pemerintah. Kita ikuti saja. Tidak mungkin kita aneh-aneh,” kata Mayor Jhoni.

Sementara itu, warga Sari Rejo kembali menggelar aksi hari ketiga di depan kantor BPN Medan, Kamis (17/1). Akibatnya, Jalan AH Nasution dari arah Amplas menuju Padang Bulan, mulai dari depan komplek Metrolink sampai perempatan Jalan Karya Wisata, ditutup.

Kendaraan yang datang dari arah Amplas, dialihkan ke jalur Jalan AH Nasution arah Padang Bulan menuju Amplas yang terpaksa dibagi dua. Namun sebagian pengendara memilih memotong jalan dari Jalan Karya Budi, keluar Jalan Karya Wisata, dan kembali ke Jalan AH Nasution arah Amplas menuju Padang Bulan.

“Kita masih aksi terus ini. Kita tetap berjuang mendapatkan hak kita. Kalau soal dengan TNI AU Lanud Soewondo, sudah saya bilang sama masyarakat, mereka itu saudara kita. Berdampingan dengan kita setiap hari. Saya selalu mengingatkan ini urusan pusat. Mereka hanya korban perintah, “ ujar Ketua Formas, Pahala Napitupulu, kepada Sumut Pos.

Massa juga menggelar doa bersama di depan Kantor BPN tersebut. Kali ini massa membentangkan alas duduk di Jalan AH Nasution yang sengaja ditutup satu lajur. “Ayo ibu-ibu, kita berdoa supaya perjuangan kita diijabah oleh Allah,” ungkap seorang ibu berbaju putih dengan pengeras suara.

Massa lainnya menurut. Mereka semua duduk dan dibagikan buku Yasin. “Pokoknya jangan ada yang anarkis. Aksi kita ini aksi damai,” ujar massa lainnya.

Lantas kaum ibu-ibu yang didominasi berusia tua membaca Yasin secara serentak. Mereka juga berdoa agar perjuangan yang mereka lakukan bertahun-tahun dikabulkan, dengan terbitnya sertifikat tanah. “Ya Allah, Ijabahlah doa kami. Untuk memperjuangkan tanah Sari Rejo,” ujar seorang ibu yang membawakan doa dengan suara lirih.

Seluruh massa larut dalam lantunan ayat suci Alquran. Semuanya ikut membaca. Tak terkecuali beberapa anak-anak yang mencoba mengikuti bacaan.

Difasilitasi Bertemu Menteri Agraria

Terpisah, Koordinator Lapangan FORMAS Sari Rejo Richard Lase mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat dengan pihak ATR/BPN. Mereka akan segera berangkat ke Kementerian untuk memperjuangkan nasib lahan mereka. “Dicapai kesepakatan, Kepala Kantor BPN akan memfasilitasi kita menuju Jakarta pada 28 Januari nanti,” katanya.

Dalam pertemuan dengan Menteri nanti, dari 9 Lingkungan di Sari Rejo masing-masing akan dipilih 1 orang perwakilan untuk diberangkatkan. “Mudah-mudahan ada hasilnya, karena kita langsung menuju ke kementerian,” ungkap Richard.

Disinggung apakah warga Sari Rejo bakal terus melakukan aksi, Richard mengatakan jika pihaknya akan tetap melakukannya. Namun sebutnya, untuk tindak lanjut berikutnya, masih akan menunggu hasil dari pertemuan warga dengan Kementerian terlebih dahulu. “Aksi tetap ada, tapi kita menunggu hasil ke depan. Barangkali ada langkah-langkah lebih baik lagi, kita menunggu solusi dari BPN,” terangnya.

Kepala BPN Medan, Fahrul Husin Nasution, mengakui pihaknya berjanji akan memfasilitasi warga Sari Rejo melakukan pertemuan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang.

“Hasil pertemuan tadi, kita melakukan kesepakatan dengan beberapa pihak. Kemudian menyampaikan apa yang sudah disampaikan, pada saat demo di Kanwil (BPN Sumut) lalu,” jelas Fahrul.

Aksi demo warga Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, ini digelar sejak Selasa (15/1) hingga Kamis (17/1) kemarin.

Sekretaris Formas, Wildan sebelumnya menjelaskan, aksi menuntut sertifikat tanah oleh warga Sari Rejo, sudah berlangsung sejak tahun 80-an. Saat ini yang berjuang menuntut sertifikat tanah Sari Rejo adalah generasi ketiga. Oleh karena itu, pihaknya tetap semangat dalam perjuangan mereka.

Wildan mengaku aksi mereka juga didasari kecemburuan. Pasalnya, beberapa rumah mewah di sekitar Sari Rejo, telah diberi hak sertifikat. Karena itu, pihaknya juga ingin mendapat hak sertifikat. (ain/ris)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO: Warga Sari Rejo saat berdemo di Kantor BPN Medan, menuntut dikeluarkannya sertifikat tanah yang mereka diami, Kamis (17/1).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski ratusan masyarakat Sari Rejo sudah tiga hari menggelar aksi demo di kantor BPN Medan menuntut sertifikat atas lahan yang mereka tempati, Kepala Penerangan dan Perpustakaan TNI-AU Lanud Soewondo, Mayor Jhoni Tarigan, menegaskan hubungan TNI-AU Lanud Soewondo dan masyarakat Sari Rejo, baik-baik saja.

“Keseharian TNI-AU Lanud Soewondo dan masyarakat yang selalu bersampingan, berjalan baik. Kalau mereka menuntut sertifikat ke BPN, ya boleh-boleh saja. Itu hak mereka, monggo saja, “ ungkap Mayor Jhoni saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (17/1).

Meski begitu, Mayor Jhoni menyebut, lahan Sari Rejo memang tercatat milik Negara cq TNI AU. Dokumen kepemilikan lahan Sari Rejo, menurutnya, disimpan di Kementerian Pertahanann

“TNI AU Lanud Soewondo hanya menjalankan tugas mengamankan aset negara. Itu kebijakan pemerintah. Kita ikuti saja. Tidak mungkin kita aneh-aneh,” kata Mayor Jhoni.

Sementara itu, warga Sari Rejo kembali menggelar aksi hari ketiga di depan kantor BPN Medan, Kamis (17/1). Akibatnya, Jalan AH Nasution dari arah Amplas menuju Padang Bulan, mulai dari depan komplek Metrolink sampai perempatan Jalan Karya Wisata, ditutup.

Kendaraan yang datang dari arah Amplas, dialihkan ke jalur Jalan AH Nasution arah Padang Bulan menuju Amplas yang terpaksa dibagi dua. Namun sebagian pengendara memilih memotong jalan dari Jalan Karya Budi, keluar Jalan Karya Wisata, dan kembali ke Jalan AH Nasution arah Amplas menuju Padang Bulan.

“Kita masih aksi terus ini. Kita tetap berjuang mendapatkan hak kita. Kalau soal dengan TNI AU Lanud Soewondo, sudah saya bilang sama masyarakat, mereka itu saudara kita. Berdampingan dengan kita setiap hari. Saya selalu mengingatkan ini urusan pusat. Mereka hanya korban perintah, “ ujar Ketua Formas, Pahala Napitupulu, kepada Sumut Pos.

Massa juga menggelar doa bersama di depan Kantor BPN tersebut. Kali ini massa membentangkan alas duduk di Jalan AH Nasution yang sengaja ditutup satu lajur. “Ayo ibu-ibu, kita berdoa supaya perjuangan kita diijabah oleh Allah,” ungkap seorang ibu berbaju putih dengan pengeras suara.

Massa lainnya menurut. Mereka semua duduk dan dibagikan buku Yasin. “Pokoknya jangan ada yang anarkis. Aksi kita ini aksi damai,” ujar massa lainnya.

Lantas kaum ibu-ibu yang didominasi berusia tua membaca Yasin secara serentak. Mereka juga berdoa agar perjuangan yang mereka lakukan bertahun-tahun dikabulkan, dengan terbitnya sertifikat tanah. “Ya Allah, Ijabahlah doa kami. Untuk memperjuangkan tanah Sari Rejo,” ujar seorang ibu yang membawakan doa dengan suara lirih.

Seluruh massa larut dalam lantunan ayat suci Alquran. Semuanya ikut membaca. Tak terkecuali beberapa anak-anak yang mencoba mengikuti bacaan.

Difasilitasi Bertemu Menteri Agraria

Terpisah, Koordinator Lapangan FORMAS Sari Rejo Richard Lase mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat dengan pihak ATR/BPN. Mereka akan segera berangkat ke Kementerian untuk memperjuangkan nasib lahan mereka. “Dicapai kesepakatan, Kepala Kantor BPN akan memfasilitasi kita menuju Jakarta pada 28 Januari nanti,” katanya.

Dalam pertemuan dengan Menteri nanti, dari 9 Lingkungan di Sari Rejo masing-masing akan dipilih 1 orang perwakilan untuk diberangkatkan. “Mudah-mudahan ada hasilnya, karena kita langsung menuju ke kementerian,” ungkap Richard.

Disinggung apakah warga Sari Rejo bakal terus melakukan aksi, Richard mengatakan jika pihaknya akan tetap melakukannya. Namun sebutnya, untuk tindak lanjut berikutnya, masih akan menunggu hasil dari pertemuan warga dengan Kementerian terlebih dahulu. “Aksi tetap ada, tapi kita menunggu hasil ke depan. Barangkali ada langkah-langkah lebih baik lagi, kita menunggu solusi dari BPN,” terangnya.

Kepala BPN Medan, Fahrul Husin Nasution, mengakui pihaknya berjanji akan memfasilitasi warga Sari Rejo melakukan pertemuan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang.

“Hasil pertemuan tadi, kita melakukan kesepakatan dengan beberapa pihak. Kemudian menyampaikan apa yang sudah disampaikan, pada saat demo di Kanwil (BPN Sumut) lalu,” jelas Fahrul.

Aksi demo warga Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, ini digelar sejak Selasa (15/1) hingga Kamis (17/1) kemarin.

Sekretaris Formas, Wildan sebelumnya menjelaskan, aksi menuntut sertifikat tanah oleh warga Sari Rejo, sudah berlangsung sejak tahun 80-an. Saat ini yang berjuang menuntut sertifikat tanah Sari Rejo adalah generasi ketiga. Oleh karena itu, pihaknya tetap semangat dalam perjuangan mereka.

Wildan mengaku aksi mereka juga didasari kecemburuan. Pasalnya, beberapa rumah mewah di sekitar Sari Rejo, telah diberi hak sertifikat. Karena itu, pihaknya juga ingin mendapat hak sertifikat. (ain/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/