31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Tingkatkan IQ Anak dan Penentu Kualitas Bangsa

PESAN dan Nestle Ingatkan Pentingnya Sarapan Pagi

Banyak orang tidak menyadari arti pentingnya sarapan pagi untuk tubuh. Bahkan, banyak orang diantaranya mengangap sarapan pagi kurang penting atau malah mengabaikannya dengan berbagai alasan. Mulai dari alasan kesibukan sehingga tidak sempat untuk sarapan, ada juga perut tidak terbiasa dengan sarapan pagi.

Puput Julianti Damanik, Medan

Hal ini menjadi kebiasaan buruk setiap hari. Berdasarkan data secara nasional, sebanyak 50 persen siswa di Indonesia pergi ke sekolah tanpa sarapan. Padahal, sarapan memiliki arti penting bagi tubuh karena da-pat menyeimbangkan gizi dalam tubuh, jadi bukan hanya sekadar menyehatkan saja. Sarapan pagi mampu menyediakan energi dan zat gizi bagi otak dan tubuh dengan kandungan 15 sampai 25 persen kebutuhan gizi sehari. Demikian disampaikan Ketua DPD Pergizi Pangan Sumatera Utara dr Zulhaida MKes saat peringati Pekan Sarapan Nasional (PESAN) di Breakfast Corner, gerai Carefour di Plaza Medan Fair Medan, Minggu (17/2).

BAGIKAN: Warga memilih produk Nestle  Carefour  dibagi-bagikan gratis. //farida/sumut pos
BAGIKAN: Warga memilih produk Nestle di Carefour yang dibagi-bagikan gratis. //farida/sumut pos

“Sarapan sangat berpengaruh besar bagi IQ seorang anak.

Untuk itu, anak Indonesia yang tidak sarapan akan berpengaruh besar bagi perkembangan bangsa karena mempengaruhi sumber daya manusia dan kemampuan bersaing,” ujarnya.

Untuk mensosilisasikan pentingnya sarapan pagi, empat organisasi profesi ahli gizi dan pangan Indonesia, yakni, Pergizi Pangan Indonesia, Persagi, PDGMI dan PDGKI mendeklarasikan Pekan Sarapan Nasional (PESAN). Nah, untuk mendukung PESAN, Nestle Sarapan Sereal membagikan dua juta mangkuk sereal sarapan bergizi di 40 kota di Indonesia hingga akhir tahun 2013 mendatang.

“PESAN bersama Sereal Sarapan Nestle menjadi momentum berkala setiap tahun yang memberikan informasi, mengajak dan mendorong masyarakat agar menerapkan kebiasaan sarapan bergizi seimbang setiap hari dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, cerdas dan produktif,” tambah dr Zulhaida.

Zulhaida memaparkan, sarapan sangat penting bagi tingkat kemampuan berpikir seorang anak. Sebab, melalui berbagai kajian-kajian ahli gizi, anak yang sarapan pagi sebelum ke sekolah lebih bisa menerima pelajaran dengan baik, mereka lebih ceria, lebih punya tenaga, energi dan kondisi kesehatannya lebih siap. “Tapi sarapan juga harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air serat dan kesemuanya terkandung di nestle sarapan sereal. Jangan asal sarapan pagi saja,” ujarnya.

Ironisnya, lanjut dia, dari 16,9 hingga 59 persen anak usia sekolah dan remaja serta 31,2 persen orang dewasa di Indonesia tidak biasa sarapan. Sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2010 diketahui bahwa 44,6 persen anak usia sekolah belum berperilaku sarapan sehat atau mengonsumsi sarapan berkualitas rendah. Jumlah 59 persen itu membuktikan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami bahwa sarapan merupakan kegiatan terpenting sebelum memulai aktifitas. “Sebagai organisasi gizi dan pangan, kami harus terjun langsung memberikan edukasi kepada orangtua dan khususnya anak yang lebih cepat menangkap, karena mereka adalah agent of change sehingga nantinya anak yang meminta sendiri sarapan itu kepada orangtuanya,” kata dia.

Dampak jangka panjang tidak sarapan, tambahnya, berakibat kepada indeks prestasi atau kemampuan akademi seorang anak. Anak yang tidak sarapan IQ poinnya dua di bawah rata-rata anak yang srapan atau normal.  “Anak-anak yang tidak sarapan mencetak 4,6 poin lebih rendah pada nilai IQ total dari anak-anak yang selalu sarapan.  Ini tentu akan mempengaruhi pembangunan SDM sehingga para generasi bangsa akan kalah bersaing. Bukan hanya itu, anak yang tidak sarapan cenderung terkena obesitas,” ujarnya.

Sementara itu, Country Business Manager Nestle Breakfast Cereal, Nestle Indonesia, Jose Oscar Yu memaparkan, anak-anak itu masa depan bangsa. Dengan sarapan mereka punya masa depan yang baik. “Sebenarnya Sereal Sarapan Nestle telah aktif mengkampanyekan pentingnya sarapan sejak tahun 2009 kepada 20.000 ibu di seluruh Indonesia. Untuk itu kita sangat mendukung adanya Pekan Sarapan Nasional ini karena sejalan dengan misi Nestle,” ujarnya.

Lanjutnya, dari dua juta mangkuk Sereal Sarapan Nestle yang dibagikan, sekitar 50 ribu dibagikan melalui lima gerai Carrefour di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dan di Medan mulai 14 hingga 20 Februari selama berlangsungnya PESAN guna mengampanyekan pentingnya kebiasaan sarapan bergizi setiap hari.

“Melalui PESAN ini kami berharap akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang memahami pentingnya sarapan bergizi, terutama anak-anak usia sekolah sehingga meningkatkan kualitas anak Indonesia yang lebih sehat, cerdas dan berprestasi,” katanya. (*)

PESAN dan Nestle Ingatkan Pentingnya Sarapan Pagi

Banyak orang tidak menyadari arti pentingnya sarapan pagi untuk tubuh. Bahkan, banyak orang diantaranya mengangap sarapan pagi kurang penting atau malah mengabaikannya dengan berbagai alasan. Mulai dari alasan kesibukan sehingga tidak sempat untuk sarapan, ada juga perut tidak terbiasa dengan sarapan pagi.

Puput Julianti Damanik, Medan

Hal ini menjadi kebiasaan buruk setiap hari. Berdasarkan data secara nasional, sebanyak 50 persen siswa di Indonesia pergi ke sekolah tanpa sarapan. Padahal, sarapan memiliki arti penting bagi tubuh karena da-pat menyeimbangkan gizi dalam tubuh, jadi bukan hanya sekadar menyehatkan saja. Sarapan pagi mampu menyediakan energi dan zat gizi bagi otak dan tubuh dengan kandungan 15 sampai 25 persen kebutuhan gizi sehari. Demikian disampaikan Ketua DPD Pergizi Pangan Sumatera Utara dr Zulhaida MKes saat peringati Pekan Sarapan Nasional (PESAN) di Breakfast Corner, gerai Carefour di Plaza Medan Fair Medan, Minggu (17/2).

BAGIKAN: Warga memilih produk Nestle  Carefour  dibagi-bagikan gratis. //farida/sumut pos
BAGIKAN: Warga memilih produk Nestle di Carefour yang dibagi-bagikan gratis. //farida/sumut pos

“Sarapan sangat berpengaruh besar bagi IQ seorang anak.

Untuk itu, anak Indonesia yang tidak sarapan akan berpengaruh besar bagi perkembangan bangsa karena mempengaruhi sumber daya manusia dan kemampuan bersaing,” ujarnya.

Untuk mensosilisasikan pentingnya sarapan pagi, empat organisasi profesi ahli gizi dan pangan Indonesia, yakni, Pergizi Pangan Indonesia, Persagi, PDGMI dan PDGKI mendeklarasikan Pekan Sarapan Nasional (PESAN). Nah, untuk mendukung PESAN, Nestle Sarapan Sereal membagikan dua juta mangkuk sereal sarapan bergizi di 40 kota di Indonesia hingga akhir tahun 2013 mendatang.

“PESAN bersama Sereal Sarapan Nestle menjadi momentum berkala setiap tahun yang memberikan informasi, mengajak dan mendorong masyarakat agar menerapkan kebiasaan sarapan bergizi seimbang setiap hari dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, cerdas dan produktif,” tambah dr Zulhaida.

Zulhaida memaparkan, sarapan sangat penting bagi tingkat kemampuan berpikir seorang anak. Sebab, melalui berbagai kajian-kajian ahli gizi, anak yang sarapan pagi sebelum ke sekolah lebih bisa menerima pelajaran dengan baik, mereka lebih ceria, lebih punya tenaga, energi dan kondisi kesehatannya lebih siap. “Tapi sarapan juga harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air serat dan kesemuanya terkandung di nestle sarapan sereal. Jangan asal sarapan pagi saja,” ujarnya.

Ironisnya, lanjut dia, dari 16,9 hingga 59 persen anak usia sekolah dan remaja serta 31,2 persen orang dewasa di Indonesia tidak biasa sarapan. Sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2010 diketahui bahwa 44,6 persen anak usia sekolah belum berperilaku sarapan sehat atau mengonsumsi sarapan berkualitas rendah. Jumlah 59 persen itu membuktikan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami bahwa sarapan merupakan kegiatan terpenting sebelum memulai aktifitas. “Sebagai organisasi gizi dan pangan, kami harus terjun langsung memberikan edukasi kepada orangtua dan khususnya anak yang lebih cepat menangkap, karena mereka adalah agent of change sehingga nantinya anak yang meminta sendiri sarapan itu kepada orangtuanya,” kata dia.

Dampak jangka panjang tidak sarapan, tambahnya, berakibat kepada indeks prestasi atau kemampuan akademi seorang anak. Anak yang tidak sarapan IQ poinnya dua di bawah rata-rata anak yang srapan atau normal.  “Anak-anak yang tidak sarapan mencetak 4,6 poin lebih rendah pada nilai IQ total dari anak-anak yang selalu sarapan.  Ini tentu akan mempengaruhi pembangunan SDM sehingga para generasi bangsa akan kalah bersaing. Bukan hanya itu, anak yang tidak sarapan cenderung terkena obesitas,” ujarnya.

Sementara itu, Country Business Manager Nestle Breakfast Cereal, Nestle Indonesia, Jose Oscar Yu memaparkan, anak-anak itu masa depan bangsa. Dengan sarapan mereka punya masa depan yang baik. “Sebenarnya Sereal Sarapan Nestle telah aktif mengkampanyekan pentingnya sarapan sejak tahun 2009 kepada 20.000 ibu di seluruh Indonesia. Untuk itu kita sangat mendukung adanya Pekan Sarapan Nasional ini karena sejalan dengan misi Nestle,” ujarnya.

Lanjutnya, dari dua juta mangkuk Sereal Sarapan Nestle yang dibagikan, sekitar 50 ribu dibagikan melalui lima gerai Carrefour di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dan di Medan mulai 14 hingga 20 Februari selama berlangsungnya PESAN guna mengampanyekan pentingnya kebiasaan sarapan bergizi setiap hari.

“Melalui PESAN ini kami berharap akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang memahami pentingnya sarapan bergizi, terutama anak-anak usia sekolah sehingga meningkatkan kualitas anak Indonesia yang lebih sehat, cerdas dan berprestasi,” katanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/