SIBORONGBORONG, SUMUTPOS.CO – Sejumlah warga Tapanuli Utara (Taput) Sumut menanggapi usulan Bupati Nikson Nababan agar pemerintah pusat mengganti nama Bandara Silangit menjadi Bandara Munson Lyman.
Warga menilai usulan bupati tak tepat. Alasannya, dilihat dari sejarah, Munson Lyman adalah misionaris asal Amerika Serikat tahun 1834 yang diutus ABCFM (The American Boardof Commissioners for Foreign Mission) Boston untuk menyebarkan ajaran Kristen ke Sumatera.
Kalaupun nama Bandara Silangit harus diganti, kata warga, lebih baik dengan nama Bandara Nomensen atau Bandara Sisingamangaraja.
F Sihombing, warga Silangit mengatakan agar nama Bandara Silangit tetap seperti itu. Sebab, daerah lapangan terbang tersebut berada di kawasan Silangit, Kecamatan Siborongborong.
“Kami rasa nama bandara itu tidak layak diganti dengan nama Bandara Munson Lyman. Karena wilayahnya masih di Silangit. Dengan Bandara Silangit, kami sangat bangga mendengarnya. Soalnya nama itu akan tersebar ke seluruh.pelosok dunia. Kami menyarankan, pemerintah tetap mempertahankan nama bandara tersebut,” katanya.
Kalaupun diganti, cocoknya diberi nama Bandara Sisingamangaraja. “Karena nama Sisimangaraja sudah dikenal sampai ke seluruh Indonesia selaku pejuang kemerdekaan bagi tanah batak. Saya harap bupati memikirkan saran saya ini,” imbuhnya.
Narisyhe Sianturi dan Marhasan Hutapea yang diwawancarai wartawan mengungkapkan, sebaiknya nama bandara di Taput itu tidak diganti. Sementara Sapta Elkana Tambunan juga sependapat kalau namanya lebih laik diubah menjadi Bandara Sisingamangaraja.
Begitu juga dengan puluhan warga lain yang sempat dimintai tanggapannya tentang usulan Bupati Taput itu. Mayoritas warga berpendapat tidak setuju nama Bandara Silangit diganti. Atau kalaupun harus berganti, warga menyarankan agar namanya menjadi Bandara Nommensen atau Bandara Sisingamangaraja saja.
Sebelumnya Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar mengganti nama Bandara Silangit menjadi Munson-Lyman.“Saya usulkan menggunakan nama Munson-Lyman. Mereka adalah pelaku sejarah di tanah Batak,” ujar Nikson di Jakarta, Senin (15/2).
Munson dan Lyman adalah misionaris asal Amerika Serikat yang pada tahun 1834 diutus oleh The American Board of Commissioners for Foreign Mission (ABCFM) di Boston untuk menyebarkan ajaran Kristen ke Sumatera.
Pada 17 Juni 1834 mereka berdua tiba di Sibolga dan menetap beberapa hari di sana. Namun pada 28 Juni 1834, mereka ditangkap dan dibunuh oleh Raja Pintubosi.
Menurut Nikson, dirinya ingin mengingatkan masyarakat dan generasi muda akan jasa-jasa nenek moyang. “Kita ingin mengingatkan generasi muda bahwa ada peletak sejarah yang perlu dikenang. Dari mereka kita bisa belajar,” ujar Nikson.
Namun Nikson mengatakan bahwa hal tersebut hanya sekadar usulan saja.Adapun realisasinya tergantung kepada pemerintah, khususnya kementerian perhubungan. (tul/nt/ch)