29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Penangkapan Terduga Teroris di Sekip

Panangkapan teroris di Sekip.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Zulfahri Rangkuti, orangtua M Yusuf Rangkuti (28) yang diamankan Tim Densus 88 Selasa (15/5/2018) kemarin sekira pukul 19.00 wib, tak yakin jika anaknya terkait aksi terorisme.

“Saya tidak percaya Yusuf terlibat dalam kelompok teroris. Apalagi terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya,” kata Zulfahri saat ditemui wartawan di rumahnya Jalan Pukat I, Gang Sekolah, Kel. Banten, Medan Tembung, Medan, Rabu (16/5/2018) kemarin.

Zulfahri menyebutkan, bahwa anaknya merupakan dikenal baik. Sehari-hari, Yusuf bekerja sebagai tukang ojek online.

Setiap pagi berangkat dan siang pulang. Lalu, sore biasa berangkat lagi hingga malam hari. “Yusuf tidak pernah berbuat aneh selama di rumah,” ucapnya.

Zulfahri sempat terkejut saat petugas kepolisian datang ke rumah membawa Yusuf. Seluruh rumah digeledah, buku dan alquran juga dibawa petugas. “Kami terkejut saat petugas datang membawa Yusuf dan mengeledah rumah,” ucap Zulfahri.

Yusuf yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online, diamankan saat di persimpangan Jalan Sei Sikambing Sekip, Medan. Dia tengah menunggu orderan penumpang.

“Selama ini kita tidak tahu apa kegiatannya di luar rumah. Apalagi katanya gabung sama kelompok tertentu. Mana tahu kita dia ada ikut aliran tertentu atau tidak,” terang Zulfahri.

Ia menuturkan, tidak pernah melihat gelagat aneh atau teman-teman pengajiannya datang ke rumah. “Tadi malam Yusuf datang ke rumah dibawa Polisi. Mereka sempat mengucapkan salam meminta izin untuk masuk. Mereka bilang ada mau mencari barang di rumah kami,” kata Zulfahri.

Lebih lanjut Zulfahri menjelaskan, bahwa anak ketiganya itu tidak ada terlibat jaringan teroris seperti yang diberitakan. Menurutnya Yusuf anak yang baik-baik di rumah dan baru kali ini dilakukan penangkapan terhadap dirinya.

“Harapan kita kalau bisa Yusuf dilepaskanlah. Karena kami pun orang susah, aku cuma kerja tukang becak dayung, yang biasa mangkal di terminal Pancing depan Polsek. Anakku banyak bisa kasih makan sehari-hari saja sudah syukur,” ucapnya.

Ibu Yusuf, Zahriana mengatakan anak ketiganya tersebut baru sekitar 15 hari terakhir mengikuti salah satu pengajian yang tidak ia ketahui dimana keberadaannya. “Paling ada 15 hari dia mengikuti pengajian,” kata Zahriana.

Panangkapan teroris di Sekip.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Zulfahri Rangkuti, orangtua M Yusuf Rangkuti (28) yang diamankan Tim Densus 88 Selasa (15/5/2018) kemarin sekira pukul 19.00 wib, tak yakin jika anaknya terkait aksi terorisme.

“Saya tidak percaya Yusuf terlibat dalam kelompok teroris. Apalagi terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya,” kata Zulfahri saat ditemui wartawan di rumahnya Jalan Pukat I, Gang Sekolah, Kel. Banten, Medan Tembung, Medan, Rabu (16/5/2018) kemarin.

Zulfahri menyebutkan, bahwa anaknya merupakan dikenal baik. Sehari-hari, Yusuf bekerja sebagai tukang ojek online.

Setiap pagi berangkat dan siang pulang. Lalu, sore biasa berangkat lagi hingga malam hari. “Yusuf tidak pernah berbuat aneh selama di rumah,” ucapnya.

Zulfahri sempat terkejut saat petugas kepolisian datang ke rumah membawa Yusuf. Seluruh rumah digeledah, buku dan alquran juga dibawa petugas. “Kami terkejut saat petugas datang membawa Yusuf dan mengeledah rumah,” ucap Zulfahri.

Yusuf yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online, diamankan saat di persimpangan Jalan Sei Sikambing Sekip, Medan. Dia tengah menunggu orderan penumpang.

“Selama ini kita tidak tahu apa kegiatannya di luar rumah. Apalagi katanya gabung sama kelompok tertentu. Mana tahu kita dia ada ikut aliran tertentu atau tidak,” terang Zulfahri.

Ia menuturkan, tidak pernah melihat gelagat aneh atau teman-teman pengajiannya datang ke rumah. “Tadi malam Yusuf datang ke rumah dibawa Polisi. Mereka sempat mengucapkan salam meminta izin untuk masuk. Mereka bilang ada mau mencari barang di rumah kami,” kata Zulfahri.

Lebih lanjut Zulfahri menjelaskan, bahwa anak ketiganya itu tidak ada terlibat jaringan teroris seperti yang diberitakan. Menurutnya Yusuf anak yang baik-baik di rumah dan baru kali ini dilakukan penangkapan terhadap dirinya.

“Harapan kita kalau bisa Yusuf dilepaskanlah. Karena kami pun orang susah, aku cuma kerja tukang becak dayung, yang biasa mangkal di terminal Pancing depan Polsek. Anakku banyak bisa kasih makan sehari-hari saja sudah syukur,” ucapnya.

Ibu Yusuf, Zahriana mengatakan anak ketiganya tersebut baru sekitar 15 hari terakhir mengikuti salah satu pengajian yang tidak ia ketahui dimana keberadaannya. “Paling ada 15 hari dia mengikuti pengajian,” kata Zahriana.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/