31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Panik, SPBU Diserbu

Pascarapat Paripurna DPR soal kenaikan harga BBM, beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang buka 24 jam di Medan diserbu pemilik kendaraan bermotor. Padahal, pemerintah belum mengumumkan harga kenaikan tersebutn
Ramainya antrean kendaraan bermotor di SPBU dapat terlihat di SPBU Coco Jjalan Putri Hijau Medan, kemudian SPBU no 14.201.1154 yang terletak di jalan Juanda Medan, serta SPBU yang terletak di Jalan Bridgen Katamso (Singapore Station).

Petugas Keamanan di SPBU Coco, Ade Suryadi menyatakan antrean kendaraan ini sudah berlangsung sejak pukul 23.00 WIB, tepat DPR usai rapat paripurna. “Sudah hampir 1 jam antriannya. Kita hanya bisa mengatur agar kendaraan tetap tertib,” ujarnya.
Walaupun kendaraan sudah mulai padat mengantre, Ade menyatakan tidak akan menambah pompa yang aktif. Karena peraturan dari perusahaan, mulai pukul 22.00 WIB, pompa yang aktif hanya 3. Satu untuk kendaraan roda 2 (termasuk becak), dan 2 untuk kendaraan roda 4. “Kalau kita aktifkan pompa, harus ada izin. Jadi, kerja kita malam ini (Selasa dini hari) lebih ekstra,” ungkapnya. Prediksinya, antrean ini akan terus berlangsung hingga pemerintah mengumumkan angka pasti harga BBM.

Sementara itu, Bobi (19), yang ikut antre di SPBU tersebut mengatakan bahwa dirinya memang sengaja mencari SPBU yang buka 24 jam untuk mengisi BBM. Apalagi, mobil yang dinaikinya ini bermuatan 2.000 cc. “Rencananya memang mau isi full (penuh). Kalau memang naik tidak terlalu rugi,” ujarnya.
Dirinya tidak tahu pasti apa yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dengan harga BBM. Apakah lebih baik dengan harga saat ini, atau harganya naik. “Saya ‘gak paham, biar mereka saja yang mikir. Kalau memang lebih baik naik berarti mereka nanti masuk surga. Tapi, kalau naik untuk korupsi, berarti mereka masuk neraka,” lanjutnya.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Syafii (35). Pria yang berprofesi sebagai buruh ini rela mengantre dan membawa anak istrinya untuk mengisi BBM sebelum harganya naik. “Nanti selisih harganya lumayan untuk beli beras. Jadi, selagi bisa antre dengan harga yang murah akan saya usahakan,” ujarnya.
Pantauan di lapangan menyatakan bahwa pada malam hari tidak ada pompa Pertamax yang beroperasi. Padahal, umumnya mobil yang ikut mengantre ini adalah kendaraan yang dilarang untuk menggunakan BBM subsidi. (ram)

Pascarapat Paripurna DPR soal kenaikan harga BBM, beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang buka 24 jam di Medan diserbu pemilik kendaraan bermotor. Padahal, pemerintah belum mengumumkan harga kenaikan tersebutn
Ramainya antrean kendaraan bermotor di SPBU dapat terlihat di SPBU Coco Jjalan Putri Hijau Medan, kemudian SPBU no 14.201.1154 yang terletak di jalan Juanda Medan, serta SPBU yang terletak di Jalan Bridgen Katamso (Singapore Station).

Petugas Keamanan di SPBU Coco, Ade Suryadi menyatakan antrean kendaraan ini sudah berlangsung sejak pukul 23.00 WIB, tepat DPR usai rapat paripurna. “Sudah hampir 1 jam antriannya. Kita hanya bisa mengatur agar kendaraan tetap tertib,” ujarnya.
Walaupun kendaraan sudah mulai padat mengantre, Ade menyatakan tidak akan menambah pompa yang aktif. Karena peraturan dari perusahaan, mulai pukul 22.00 WIB, pompa yang aktif hanya 3. Satu untuk kendaraan roda 2 (termasuk becak), dan 2 untuk kendaraan roda 4. “Kalau kita aktifkan pompa, harus ada izin. Jadi, kerja kita malam ini (Selasa dini hari) lebih ekstra,” ungkapnya. Prediksinya, antrean ini akan terus berlangsung hingga pemerintah mengumumkan angka pasti harga BBM.

Sementara itu, Bobi (19), yang ikut antre di SPBU tersebut mengatakan bahwa dirinya memang sengaja mencari SPBU yang buka 24 jam untuk mengisi BBM. Apalagi, mobil yang dinaikinya ini bermuatan 2.000 cc. “Rencananya memang mau isi full (penuh). Kalau memang naik tidak terlalu rugi,” ujarnya.
Dirinya tidak tahu pasti apa yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dengan harga BBM. Apakah lebih baik dengan harga saat ini, atau harganya naik. “Saya ‘gak paham, biar mereka saja yang mikir. Kalau memang lebih baik naik berarti mereka nanti masuk surga. Tapi, kalau naik untuk korupsi, berarti mereka masuk neraka,” lanjutnya.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Syafii (35). Pria yang berprofesi sebagai buruh ini rela mengantre dan membawa anak istrinya untuk mengisi BBM sebelum harganya naik. “Nanti selisih harganya lumayan untuk beli beras. Jadi, selagi bisa antre dengan harga yang murah akan saya usahakan,” ujarnya.
Pantauan di lapangan menyatakan bahwa pada malam hari tidak ada pompa Pertamax yang beroperasi. Padahal, umumnya mobil yang ikut mengantre ini adalah kendaraan yang dilarang untuk menggunakan BBM subsidi. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/