26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Biaya Rumah Sakit Ayah Ribka Ditanggung Pemkab Simalungun

Ribka saat bersama Sekda Simalungun Gidion Purba bersama para pimpinan SKPD, Rabu (17/7/19). [Arianto Girsang/Metro Siantar]

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Ribka Mikalia (11), bocah Kelas V SD Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan sangat menyedihkan. Setelah semalaman tidak tidur karena menjaga Ayahnya Surnaryo (54) yang sedang koma di RSUD Rondahaim Saragih, ia pasrag kehilangan orang yang ia sayangi.

Perjuangan Ribka seolah sia-sia. Ayah yang ia banggakan itu telah meninggal dunia, Rabu (17/7) sekira pukul 00.05 WIB. Ia pun histeris begitu tahu ayahnya sudah meninggal.

Tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ribka hanya bisa menangis melihat jenazah ayahnya yang sudah terbujur kaku. Sesekali ia peluk tubuh orang yang sangat ia sayangi itu. Beban seberat itu ia tanggung sendiri.

Kesedihan Ribka semakin dalam karena sampai saat ini ia tidak tahu dimana keberadaan ibunya Imelda Enawati br Hutabarat. Dua tahun belakangan, mereka hilang komunikasi.

Selama ini, ia bersama ketiga adiknya Novita Setiawati (10), Johan Ganteng (7), Kristina (5) tinggal bersama almarhum. Jadi selama ayahnya sakit, Ribka hanya seorang diri mendampingi almarhum.

Syukurnya, beban Ribka akhirnya berkurang setelah Pemkab Simalungun mengambil alih biaya pengobatan Surnaryo.

Sekretaris Daerah (Sekda) Simalungun Gidion Purba mengatakan segala biaya pengobatan tidak dikenakan kepada keluarga almarhum. Hal itu disampaikan Gidion saat menjenguk almarhum ke rumah sakit.

“Kepada keluarga, saya jamin dari RSUD Rondahaim Saragih tidak ada membebani biaya apapun. Semuanya gratis,” ujarnya.

Almarhum akan dikebumikan di Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

“Ribka bersama tiga adiknya juga kita imbau biar tetap dipantau. Jangan sampai telantar. Pangulu dan Camat harus berperan di sini. Jangan sampai ada kejahatan trafficking. Mengenai sekolahnya akan kita pikirkan,” kata Gidion Purba.

Sementara Ronal Sirait, tetangga almarhum mengatakan, keseharian Surnaryo semasa hidupnya hanya sebagai tukang servis TV keliling.

“Setahuku stroke dialami sudah ada setahun. Kalau bapaknya kerja, anak-anak ini termasuk Ribka bermain di rumah kami,” katanya. (Mag05/des/msg/sp)

Ribka saat bersama Sekda Simalungun Gidion Purba bersama para pimpinan SKPD, Rabu (17/7/19). [Arianto Girsang/Metro Siantar]

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Ribka Mikalia (11), bocah Kelas V SD Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan sangat menyedihkan. Setelah semalaman tidak tidur karena menjaga Ayahnya Surnaryo (54) yang sedang koma di RSUD Rondahaim Saragih, ia pasrag kehilangan orang yang ia sayangi.

Perjuangan Ribka seolah sia-sia. Ayah yang ia banggakan itu telah meninggal dunia, Rabu (17/7) sekira pukul 00.05 WIB. Ia pun histeris begitu tahu ayahnya sudah meninggal.

Tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ribka hanya bisa menangis melihat jenazah ayahnya yang sudah terbujur kaku. Sesekali ia peluk tubuh orang yang sangat ia sayangi itu. Beban seberat itu ia tanggung sendiri.

Kesedihan Ribka semakin dalam karena sampai saat ini ia tidak tahu dimana keberadaan ibunya Imelda Enawati br Hutabarat. Dua tahun belakangan, mereka hilang komunikasi.

Selama ini, ia bersama ketiga adiknya Novita Setiawati (10), Johan Ganteng (7), Kristina (5) tinggal bersama almarhum. Jadi selama ayahnya sakit, Ribka hanya seorang diri mendampingi almarhum.

Syukurnya, beban Ribka akhirnya berkurang setelah Pemkab Simalungun mengambil alih biaya pengobatan Surnaryo.

Sekretaris Daerah (Sekda) Simalungun Gidion Purba mengatakan segala biaya pengobatan tidak dikenakan kepada keluarga almarhum. Hal itu disampaikan Gidion saat menjenguk almarhum ke rumah sakit.

“Kepada keluarga, saya jamin dari RSUD Rondahaim Saragih tidak ada membebani biaya apapun. Semuanya gratis,” ujarnya.

Almarhum akan dikebumikan di Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

“Ribka bersama tiga adiknya juga kita imbau biar tetap dipantau. Jangan sampai telantar. Pangulu dan Camat harus berperan di sini. Jangan sampai ada kejahatan trafficking. Mengenai sekolahnya akan kita pikirkan,” kata Gidion Purba.

Sementara Ronal Sirait, tetangga almarhum mengatakan, keseharian Surnaryo semasa hidupnya hanya sebagai tukang servis TV keliling.

“Setahuku stroke dialami sudah ada setahun. Kalau bapaknya kerja, anak-anak ini termasuk Ribka bermain di rumah kami,” katanya. (Mag05/des/msg/sp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/