30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

FK USU: Orang Pingsan Terindikasi Covid, Tutup Wajahnya dengan Kain

Foto: Dewi Lubis/Sumut Pos
BERSAMA: Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FK USU, dr Bastian Lubis Mked (An) SpAn KIC berfoto bersama Tim Pengabdian Masyarakat, yakni Anggota Tim, dr Putri Amelia Mked (Ped) SpA, dr Ali Nafiah Nasution SPJP (K), dr Melati Silvanni Nasution SpPD, dr Rizky Adriansyah (Ped) SpAK dan Lurah Kesawan Medan Barat, Marwan Harahap, di Kantor Kelurahan Kesawan, Jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat, Jumat (18/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) memberikan penyuluhan dengan Program Promotif dan Preventif Bantuan Hidup Dasar Pada Masyarakat di Kantor Kelurahan Kesawan, Jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat, Jumat (18/9).

Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FK USU, dr Bastian Lubis Mked (An) SpAn KIC mengatakan, untuk bantuan hidup dasar (BHD) ini bukan hanya tenaga medis saja yang harus tahu, namun masyarakat awam juga wajib tahu. Bahkan di rumah sakit juga sudah merealisasikan hal tersebut.

Dalam hal ini, lanjutnya, terkait dengan Covid-19, bukan berarti menghambat memberikan pertolongan pertama untuk BHD. Bila dijumpai ada orang yang ditemui di jalan yang tidak sadarkan diri atau pun pasien yang mengalami berhenti jantung, masyarakat awam juga dapat menolongnya. Caranya, dengan menggunakan kain atau plastik untuk menutupi wajah si korban yang dicurigai terindikasi Covid-19.

“Kita harus memberikan bantuan yang bisa kita lakukan. Jika masyarakat awam yakin korban tidak terkena Covid-19, maka wajahnya tidak perlu ditutup. Kemudian, berikan bantuan denyut jantung dan pernafasan buatan,” kata dr Bastian didampingi Anggota Tim, dr Putri Amelia Mked (Ped) SpA, dr Ali Nafiah Nasution SPJP (K), dr Melati Silvanni Nasution SpPD, dr Rizky Adriansyah (Ped) SpAK, kepada Sumut Pos, usai acara tersebut.

Namun jika ternyata korban terindikasi Covid-19, menurut dr Bastian, yang bisa dilakukan hanya kompresi jantung. Karena dengan hanya memberikan kompresi jantung, pasien sudah bisa bernafas sendiri.

“Intinya berikan dulu pertolongan pertama. Sebab, jika tidak diberikan pertolongan secepatnya, bisa jadi jantungnya korban langsung berhenti total (meninggal),” ujarnya.

Ia menuturkan, biasanya korban yang mengalami haĺ ini adalah orang terdekat yang warga biasanya tahu riwayatnya. Sehingga bagi yang menolong juga tahu apakah korban terindikasi Covid-19 atau tidak.

“Menutup wajah korban hanyalah sebagai bentuk kewaspadaan bagi yang menolong, agar tidak tertular Covid-19, jika korban terindifikasi,” imbuhnya.

Adapun langkah-langkah pertolongan, jelas dr Bastian, yang pertama mengkompresi (memompa) jantung korban sebanyak 30 kali. Jika dilihat tidak bernafas, berikan nafas buatan dua kali dengan menghembuskan nafas ke mulutnya, sambil hidungnya ditekan. Menekan hidung korban atau pasien gunanya agar nafas buatan tersebut tidak keluar lagi lewat hidung, sehingga memberikan nafas buatan tidak menjadi sia-sia.

“Intinya memberikan yang terbaik untuk korban yang mengalami berhenti jantung, sebelum tim medis datang. Jika yang mengalaminya adalah keluarga, sepèrti anak, orang tua, pertolongan pertama BHD ini pasti kita lakukan. Jika ragu kalau-kalau korban terkena Covid-19, maka cukup berikan bantuan pertama, yakni kompresi jantung saja,” imbaunya.

dr Bastian berharap, dengan penyuluhan ini, peserta mengetahui bntuan hidup dasar. Bahkan, tukang parkir, cleaning servis juga harus tahu. Karena itu, FK USU terus menyosialisasikannya untuk setiap bulan.

Lurah Kesawan Medan Barat, Marwan Harahap mengapresiasi penyuluhan tersebut. Ia mengucapkan terima kasih atas ilmu yang diberikan, yakni pemberitahuan dini cara pertolongan peŕtama. Apabila ada masyarakat yang tiba-tiba pingsan di tengah jalan, maka harus dilihat terlebih dahulu denyut nadinya di leher, lalu diberitahu cara memompa detak jantung. “Intinya, ini ilmu yang sangat baik bagi kader-kader Posyandu kita,” ucapnya.

Terkait Covid-19, pihaknya juga diajarkan bagaimana mengatasinya, jika yang menolong ragu apakah pasien terindikasi Coviď19, maka ditutup dengan kain, atau sapu tangan, agar tidak tertular.  “Kita diajarkan bagaimana memberikan bantuan hidup dasar ini, sebelum datanģ bantuan dari tim kesehatan dan ambulans,” ungkapnya.

Ia berharap, penyuluhan ini dàpat diserap oleh peserta dan masyarakat umum. “Apalagi ilmu kesehatan ini terus berkembang dan kita hidup di kota, sehingga tidak luput dari aktivitas,” katanya.

Adapun peserta yang hadir sebanyak 30 orang, dari masyarakat sekitar, kepala lingkungan dan kader-kader Posýandu di Kelurahan Kesawan Medan Barat. “Untuk peserta, kita gak berani mengundang banyak peserta juga, sebab masih sìtuasi Covid-19,” tukasnya. (mag-1)

Foto: Dewi Lubis/Sumut Pos
BERSAMA: Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FK USU, dr Bastian Lubis Mked (An) SpAn KIC berfoto bersama Tim Pengabdian Masyarakat, yakni Anggota Tim, dr Putri Amelia Mked (Ped) SpA, dr Ali Nafiah Nasution SPJP (K), dr Melati Silvanni Nasution SpPD, dr Rizky Adriansyah (Ped) SpAK dan Lurah Kesawan Medan Barat, Marwan Harahap, di Kantor Kelurahan Kesawan, Jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat, Jumat (18/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) memberikan penyuluhan dengan Program Promotif dan Preventif Bantuan Hidup Dasar Pada Masyarakat di Kantor Kelurahan Kesawan, Jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat, Jumat (18/9).

Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FK USU, dr Bastian Lubis Mked (An) SpAn KIC mengatakan, untuk bantuan hidup dasar (BHD) ini bukan hanya tenaga medis saja yang harus tahu, namun masyarakat awam juga wajib tahu. Bahkan di rumah sakit juga sudah merealisasikan hal tersebut.

Dalam hal ini, lanjutnya, terkait dengan Covid-19, bukan berarti menghambat memberikan pertolongan pertama untuk BHD. Bila dijumpai ada orang yang ditemui di jalan yang tidak sadarkan diri atau pun pasien yang mengalami berhenti jantung, masyarakat awam juga dapat menolongnya. Caranya, dengan menggunakan kain atau plastik untuk menutupi wajah si korban yang dicurigai terindikasi Covid-19.

“Kita harus memberikan bantuan yang bisa kita lakukan. Jika masyarakat awam yakin korban tidak terkena Covid-19, maka wajahnya tidak perlu ditutup. Kemudian, berikan bantuan denyut jantung dan pernafasan buatan,” kata dr Bastian didampingi Anggota Tim, dr Putri Amelia Mked (Ped) SpA, dr Ali Nafiah Nasution SPJP (K), dr Melati Silvanni Nasution SpPD, dr Rizky Adriansyah (Ped) SpAK, kepada Sumut Pos, usai acara tersebut.

Namun jika ternyata korban terindikasi Covid-19, menurut dr Bastian, yang bisa dilakukan hanya kompresi jantung. Karena dengan hanya memberikan kompresi jantung, pasien sudah bisa bernafas sendiri.

“Intinya berikan dulu pertolongan pertama. Sebab, jika tidak diberikan pertolongan secepatnya, bisa jadi jantungnya korban langsung berhenti total (meninggal),” ujarnya.

Ia menuturkan, biasanya korban yang mengalami haĺ ini adalah orang terdekat yang warga biasanya tahu riwayatnya. Sehingga bagi yang menolong juga tahu apakah korban terindikasi Covid-19 atau tidak.

“Menutup wajah korban hanyalah sebagai bentuk kewaspadaan bagi yang menolong, agar tidak tertular Covid-19, jika korban terindifikasi,” imbuhnya.

Adapun langkah-langkah pertolongan, jelas dr Bastian, yang pertama mengkompresi (memompa) jantung korban sebanyak 30 kali. Jika dilihat tidak bernafas, berikan nafas buatan dua kali dengan menghembuskan nafas ke mulutnya, sambil hidungnya ditekan. Menekan hidung korban atau pasien gunanya agar nafas buatan tersebut tidak keluar lagi lewat hidung, sehingga memberikan nafas buatan tidak menjadi sia-sia.

“Intinya memberikan yang terbaik untuk korban yang mengalami berhenti jantung, sebelum tim medis datang. Jika yang mengalaminya adalah keluarga, sepèrti anak, orang tua, pertolongan pertama BHD ini pasti kita lakukan. Jika ragu kalau-kalau korban terkena Covid-19, maka cukup berikan bantuan pertama, yakni kompresi jantung saja,” imbaunya.

dr Bastian berharap, dengan penyuluhan ini, peserta mengetahui bntuan hidup dasar. Bahkan, tukang parkir, cleaning servis juga harus tahu. Karena itu, FK USU terus menyosialisasikannya untuk setiap bulan.

Lurah Kesawan Medan Barat, Marwan Harahap mengapresiasi penyuluhan tersebut. Ia mengucapkan terima kasih atas ilmu yang diberikan, yakni pemberitahuan dini cara pertolongan peŕtama. Apabila ada masyarakat yang tiba-tiba pingsan di tengah jalan, maka harus dilihat terlebih dahulu denyut nadinya di leher, lalu diberitahu cara memompa detak jantung. “Intinya, ini ilmu yang sangat baik bagi kader-kader Posyandu kita,” ucapnya.

Terkait Covid-19, pihaknya juga diajarkan bagaimana mengatasinya, jika yang menolong ragu apakah pasien terindikasi Coviď19, maka ditutup dengan kain, atau sapu tangan, agar tidak tertular.  “Kita diajarkan bagaimana memberikan bantuan hidup dasar ini, sebelum datanģ bantuan dari tim kesehatan dan ambulans,” ungkapnya.

Ia berharap, penyuluhan ini dàpat diserap oleh peserta dan masyarakat umum. “Apalagi ilmu kesehatan ini terus berkembang dan kita hidup di kota, sehingga tidak luput dari aktivitas,” katanya.

Adapun peserta yang hadir sebanyak 30 orang, dari masyarakat sekitar, kepala lingkungan dan kader-kader Posýandu di Kelurahan Kesawan Medan Barat. “Untuk peserta, kita gak berani mengundang banyak peserta juga, sebab masih sìtuasi Covid-19,” tukasnya. (mag-1)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/