30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ibu, Saya Kini Pecandu..

“Setelah pembegalan, ada istilah dicincang. Jual bodi, jual mesin, jual ban. Lantas uangnya kemana? Uangnya kami gunakan untuk narkoba dan happy-happy. Setelah itu kami beraksi lagi dan terus hingga ketagihan. Dulu ini menjadi kebanggan bagi kami, tapi sekarang menjadi cambukan untuk saya pribadi,” kata Boy.

Dalam suatu momen, karena keasyikan melakukan begal, kemudian mengisap sabu lagi dan lagi, Boy tak sempat melihat ayahnya meninggal. Saat ibu dan anggota keluarganya yang lain melakukan pemakaman, Boy masih saja beraksi terus dan terus sampai pada akhirnya dia mulai berfikir untuk berhenti.

“Saat itu saya ngobrol sama ibu saya dan saya bilang, kalau saya bukan anaknya yang dulu. Saya pecandu dan saya pembegal yang tak pernah lagi tinggal di rumah. Hidup saya di jalanan. Suatu hari saya melihat keluarga saya ke gereja. Saya mengantarkan ibu saya ke gereja dan saat itu saya ingin kembali ke rumah. Hati saya tersentuh,” kenang Boy.

Seperti mendapat mukjizat, Boy memandangi seluruh anggota keluarganya. Kemudian dia melakukan intropeksi diri, sebelum akhirnya memutuskan masuk ke klinik dan menjalani rehabilitasi. Di sana, dia mendapatkan pelajaran religi dan berjanji akan berubah menjadi sosok yang baik, serta dapat diterima di tengah-tengah masyarakat.

“Pak Kapolda, tolong bawa orang-orang seperti kami ke lembaga rehabilitasi. Kami mau berubah,” harap Boy, yang disambut tepuk tangan pengunjung.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Sandi Nugroho yang hadir dalam acara tersebut mengaku bangga menjadi Kapolrestabes dalam memberantas begal, karena polisi tidak sendirian. Namun, Sandi menilai kontribusi masyarakat masih minim, begitu juga dengan media.

“Di bulan Oktober istilah begal menjadi booming. Ada 5 kasus begal, dua diantaranya berhasil kami ungkap. Saat marak, polisi bentuk satgas begal. Istilah Medan Tak Aman itu terlalu berlebihan. Tidak ada tolak ukur untuk memvonis dalam pemberitaan seperti itu,” kata Sandi.

“Saat ini ada aplikasi Polisi Kita dan ada call center. Mudah-mudahan bisa menjawab semua tantangan agar dapat ditindaklanjuti lebih cepat,” timpal Sandi.

Sementara itu, Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, selama periode kepemimpinannya, para pelaku Curas dan Narkoba akan diberi tindakan yang tegas dan terukur. Dia bilang, Indonesia saat ini darurat narkoba. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mengatasi narkoba, curat, curas dan curanmor.

“Kasus begal dan narkoba sangat erat kaitannya. Para pelaku begal melakukan aksinya untuk mendapatkan uang kemudian membeli narkoba. Kami akan menindak tegas pelaku kejahatan narkoba secara menyeluruh sesuai komitmen kami bersih-bersih ke dalam dan hajar ke luar,” ujarnya.

Jenderal bintang dua itu kemudian memerintahkan kepada kapolsek untuk melakukan blusukan dari satu tempat ke tempat lainnya di masing-masing wilayah hukum, seperti apa yang dia lakukan saat menjadi menjadi kapolsek pasca erareformasi kemarin.

“Saya pun meminta dukungan dari semua pihak, terutama dari rekan-rekan media untuk sama-sama memelihara serta mewujudkan situasi yang aman dan damai dengan menyajikan berita-berita yang positif kepada masyarakat,” pungkas Weterpauw. (dvs/azw)

“Setelah pembegalan, ada istilah dicincang. Jual bodi, jual mesin, jual ban. Lantas uangnya kemana? Uangnya kami gunakan untuk narkoba dan happy-happy. Setelah itu kami beraksi lagi dan terus hingga ketagihan. Dulu ini menjadi kebanggan bagi kami, tapi sekarang menjadi cambukan untuk saya pribadi,” kata Boy.

Dalam suatu momen, karena keasyikan melakukan begal, kemudian mengisap sabu lagi dan lagi, Boy tak sempat melihat ayahnya meninggal. Saat ibu dan anggota keluarganya yang lain melakukan pemakaman, Boy masih saja beraksi terus dan terus sampai pada akhirnya dia mulai berfikir untuk berhenti.

“Saat itu saya ngobrol sama ibu saya dan saya bilang, kalau saya bukan anaknya yang dulu. Saya pecandu dan saya pembegal yang tak pernah lagi tinggal di rumah. Hidup saya di jalanan. Suatu hari saya melihat keluarga saya ke gereja. Saya mengantarkan ibu saya ke gereja dan saat itu saya ingin kembali ke rumah. Hati saya tersentuh,” kenang Boy.

Seperti mendapat mukjizat, Boy memandangi seluruh anggota keluarganya. Kemudian dia melakukan intropeksi diri, sebelum akhirnya memutuskan masuk ke klinik dan menjalani rehabilitasi. Di sana, dia mendapatkan pelajaran religi dan berjanji akan berubah menjadi sosok yang baik, serta dapat diterima di tengah-tengah masyarakat.

“Pak Kapolda, tolong bawa orang-orang seperti kami ke lembaga rehabilitasi. Kami mau berubah,” harap Boy, yang disambut tepuk tangan pengunjung.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Sandi Nugroho yang hadir dalam acara tersebut mengaku bangga menjadi Kapolrestabes dalam memberantas begal, karena polisi tidak sendirian. Namun, Sandi menilai kontribusi masyarakat masih minim, begitu juga dengan media.

“Di bulan Oktober istilah begal menjadi booming. Ada 5 kasus begal, dua diantaranya berhasil kami ungkap. Saat marak, polisi bentuk satgas begal. Istilah Medan Tak Aman itu terlalu berlebihan. Tidak ada tolak ukur untuk memvonis dalam pemberitaan seperti itu,” kata Sandi.

“Saat ini ada aplikasi Polisi Kita dan ada call center. Mudah-mudahan bisa menjawab semua tantangan agar dapat ditindaklanjuti lebih cepat,” timpal Sandi.

Sementara itu, Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, selama periode kepemimpinannya, para pelaku Curas dan Narkoba akan diberi tindakan yang tegas dan terukur. Dia bilang, Indonesia saat ini darurat narkoba. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mengatasi narkoba, curat, curas dan curanmor.

“Kasus begal dan narkoba sangat erat kaitannya. Para pelaku begal melakukan aksinya untuk mendapatkan uang kemudian membeli narkoba. Kami akan menindak tegas pelaku kejahatan narkoba secara menyeluruh sesuai komitmen kami bersih-bersih ke dalam dan hajar ke luar,” ujarnya.

Jenderal bintang dua itu kemudian memerintahkan kepada kapolsek untuk melakukan blusukan dari satu tempat ke tempat lainnya di masing-masing wilayah hukum, seperti apa yang dia lakukan saat menjadi menjadi kapolsek pasca erareformasi kemarin.

“Saya pun meminta dukungan dari semua pihak, terutama dari rekan-rekan media untuk sama-sama memelihara serta mewujudkan situasi yang aman dan damai dengan menyajikan berita-berita yang positif kepada masyarakat,” pungkas Weterpauw. (dvs/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/