30 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Medan Harus Buat Danau Buatan

Posisi persis pertigaan yang ia maksud itu, pada perlintasan sungai Deli di Kelurahan Titikuning. Yakni pertemuan antara ujung sungai Deli dan kanal. “Kapan mau saya bisa kawani untuk meninjau ke sana. Di situ bisa kita lihat kondisi pintu kanal yang sudah dicor,” pungkasnya.

Anggota Komisi D DPRD Medan Landen Marbun mengatakan, penanganan masalah banjir di Medan bukan sekadar menggali dan menormalisasi drainase, melainkan punya pemahaman mendasar tentang penyebab banjir itu terjadi. “Kalau hanya menggali dan normalisasi drainase, sifatnya itu hanya sesaat dan umum. Padahal sebetulnya, satu drainase dengan drainase lain di semua titik harus tersambung dan terkoneksi sampai ke sungai,” katanya.

Amatan Landen, sering kali banjir dan genangan air yang terjadi pada ruas jalan di Medan namun air di sungai justru tampak kering. Artinya, kata dia, luapan air di badan jalan tidak sebanding dengan jumlah air di sungai. “Padahal Medan punya sungai besar yang melintang, seperti Babura dan Deli. Tapi air di sungai itu menurut amatan saya selama ini, lebih rendah dibanding yang ada di jalan. Berarti sumber masalah air dari drainase tidak tersambung ke sungai,” katanya.

Kemudian di satu badan jalan, kata politisi Hanura ini, pembangunan jalan dan drainase tidak dilengkapi dengan main hole (bak kontrol) memadai. “Inilah yang tidak terkoneksi dengan baik. Makanya wali kota saya kira perlu mengetahui secara tegas dan benar untuk penempatan SDM di Dinas PU. Tidak karena berdasarkan permintaan, pesanan dan bermental proyek saja. Harus benar-benar orang yang profesional di bidangnya yang berada di Dinas PU itu,” katanya. (prn/ila)

Posisi persis pertigaan yang ia maksud itu, pada perlintasan sungai Deli di Kelurahan Titikuning. Yakni pertemuan antara ujung sungai Deli dan kanal. “Kapan mau saya bisa kawani untuk meninjau ke sana. Di situ bisa kita lihat kondisi pintu kanal yang sudah dicor,” pungkasnya.

Anggota Komisi D DPRD Medan Landen Marbun mengatakan, penanganan masalah banjir di Medan bukan sekadar menggali dan menormalisasi drainase, melainkan punya pemahaman mendasar tentang penyebab banjir itu terjadi. “Kalau hanya menggali dan normalisasi drainase, sifatnya itu hanya sesaat dan umum. Padahal sebetulnya, satu drainase dengan drainase lain di semua titik harus tersambung dan terkoneksi sampai ke sungai,” katanya.

Amatan Landen, sering kali banjir dan genangan air yang terjadi pada ruas jalan di Medan namun air di sungai justru tampak kering. Artinya, kata dia, luapan air di badan jalan tidak sebanding dengan jumlah air di sungai. “Padahal Medan punya sungai besar yang melintang, seperti Babura dan Deli. Tapi air di sungai itu menurut amatan saya selama ini, lebih rendah dibanding yang ada di jalan. Berarti sumber masalah air dari drainase tidak tersambung ke sungai,” katanya.

Kemudian di satu badan jalan, kata politisi Hanura ini, pembangunan jalan dan drainase tidak dilengkapi dengan main hole (bak kontrol) memadai. “Inilah yang tidak terkoneksi dengan baik. Makanya wali kota saya kira perlu mengetahui secara tegas dan benar untuk penempatan SDM di Dinas PU. Tidak karena berdasarkan permintaan, pesanan dan bermental proyek saja. Harus benar-benar orang yang profesional di bidangnya yang berada di Dinas PU itu,” katanya. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/