25.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Medan Harus Buat Danau Buatan

Triadi wibowo/Sumut Pos_
Warga melihat Kanal waduk penampungan air dikala musim penghujan dan dipergunakan sebagai penanggulangan banjir yang dikenal sebagai Kanal Medan Flood Control (KMFC) di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi kuning Medan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Salah satu penyebab banjir masih terjadi di Kota Medan disinyalir karena tidak terintegrasinya antar saluran drainase yang ada. Hal lain yang juga krusial penanggulangan banjir dan genangan air masih kerap melanda kota ini, disebabkan infrastruktur kanal yang telah dibangun tak berfungsi optimal. Langkah yang perlu dilakukan adalah membangun danau buatan. Saran ini disampaikan Pengamat Tata Kota Sumatera Utara, Mangunsadi kepada Sumut Pos.

“Kalau saya melihat, antara drainase primer dan sekunder yang ada di Kota Medan tidak terintegrasi dengan baik. Lalu saluran kanal kita khususnya pada mulut di ujung sungai Deli, kan ada pintu. Semestinya di pintu itu dibuat danau buatan,” kataMangunsadi kepada Sumut Pos, kemarin.

Memang, kata dia, ada pekerjaan berat untuk itu. Dimana harus dilakukan pengorekan dasar membuat danau pada pintu yang letaknya persis di ujung sungai Deli dengan kanal. Tak kalah penting, kata Mangun, harus dilakukan upaya relokasi terhadap warga yang bermukim di sana.

“Kemudian pemanfaatan kanal tadi agar efektif, yang mana perlu dibuat pintu atau klap. Jadi pada saat air hujan melimpah, klapnya bisa dibuka, belok ke kanan ke arah kanal. Harus ada petugas untuk membuka klap tersebut,” katanya.

Dosen pengasuh bidang arsitektur Universitas Panca Budi (Unpab) Medan ini menuturkan, sekarang posisi pintu atau klap tersebut dicor permanen sehingga menyulitkan perlintasan air masuk ke situ. Hal itu tidak efektif dan menjadi pangkal masalah banjir. “Saya sudah beberapa kali melihat kondisinya. Bahkan waktu masih kerja membuat landscape Bandara Kualanamu, saya pernah berfikir bahwa di pertigaan tersebut masalahnya,” ujarnya.

Mangun mengatakan, langkah awal agar pembangunan danau buatan tersebut berjalan lancar harus dilakukan relokasi. Apalagi di kawasan itu tergolong sebagai masyarakat yang bermukim di sana. Tidak ada aspek atau bangunan-bangunan bersejarah.

“Di situ masih bisa dan memungkinkan dibangun danau buatan seluas-luasnya. Itu juga solusi atas banjir yang selama ini dirasakan warga Medan. Dimana untuk menghidupkan kanal di sisi kanan tersebut. Lalu dilakukan relokasi terhadap masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, tanpa menghilangkan aspek sosial budaya dalam perencanaannya kelak. Wali Kota Medan harus punya karya besar. Mengenai kajiannya nanti saya bisa ikut di situ,” kata Ketua Ikatan Landscap Sumut tersebut.

Triadi wibowo/Sumut Pos_
Warga melihat Kanal waduk penampungan air dikala musim penghujan dan dipergunakan sebagai penanggulangan banjir yang dikenal sebagai Kanal Medan Flood Control (KMFC) di Jalan Brigjen Zein Hamid, Titi kuning Medan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Salah satu penyebab banjir masih terjadi di Kota Medan disinyalir karena tidak terintegrasinya antar saluran drainase yang ada. Hal lain yang juga krusial penanggulangan banjir dan genangan air masih kerap melanda kota ini, disebabkan infrastruktur kanal yang telah dibangun tak berfungsi optimal. Langkah yang perlu dilakukan adalah membangun danau buatan. Saran ini disampaikan Pengamat Tata Kota Sumatera Utara, Mangunsadi kepada Sumut Pos.

“Kalau saya melihat, antara drainase primer dan sekunder yang ada di Kota Medan tidak terintegrasi dengan baik. Lalu saluran kanal kita khususnya pada mulut di ujung sungai Deli, kan ada pintu. Semestinya di pintu itu dibuat danau buatan,” kataMangunsadi kepada Sumut Pos, kemarin.

Memang, kata dia, ada pekerjaan berat untuk itu. Dimana harus dilakukan pengorekan dasar membuat danau pada pintu yang letaknya persis di ujung sungai Deli dengan kanal. Tak kalah penting, kata Mangun, harus dilakukan upaya relokasi terhadap warga yang bermukim di sana.

“Kemudian pemanfaatan kanal tadi agar efektif, yang mana perlu dibuat pintu atau klap. Jadi pada saat air hujan melimpah, klapnya bisa dibuka, belok ke kanan ke arah kanal. Harus ada petugas untuk membuka klap tersebut,” katanya.

Dosen pengasuh bidang arsitektur Universitas Panca Budi (Unpab) Medan ini menuturkan, sekarang posisi pintu atau klap tersebut dicor permanen sehingga menyulitkan perlintasan air masuk ke situ. Hal itu tidak efektif dan menjadi pangkal masalah banjir. “Saya sudah beberapa kali melihat kondisinya. Bahkan waktu masih kerja membuat landscape Bandara Kualanamu, saya pernah berfikir bahwa di pertigaan tersebut masalahnya,” ujarnya.

Mangun mengatakan, langkah awal agar pembangunan danau buatan tersebut berjalan lancar harus dilakukan relokasi. Apalagi di kawasan itu tergolong sebagai masyarakat yang bermukim di sana. Tidak ada aspek atau bangunan-bangunan bersejarah.

“Di situ masih bisa dan memungkinkan dibangun danau buatan seluas-luasnya. Itu juga solusi atas banjir yang selama ini dirasakan warga Medan. Dimana untuk menghidupkan kanal di sisi kanan tersebut. Lalu dilakukan relokasi terhadap masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, tanpa menghilangkan aspek sosial budaya dalam perencanaannya kelak. Wali Kota Medan harus punya karya besar. Mengenai kajiannya nanti saya bisa ikut di situ,” kata Ketua Ikatan Landscap Sumut tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/