31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pasien Covid-19, Gangguan Pengecapan Selalu Bareng Penciuman

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gangguan pengecapan pada pasien Covid-19, selalu berbarengan dengan gangguan penciuman. Gejala pengecapan tersebut, yaitu ketika makan maka rasa makanannya menjadi hambar. Sedangkan gangguan penciuman pada pasien Covid-19, yakni kemampuan mencium bau-bauan hilang sama sekali.

Prof Dr dr Delfitri Munir SpTHT-KL(K) Guru Besar USU.

Menurut Guru Besar USU, Prof Dr dr Delfitri Munir SpTHT-KL(K), saraf penciuman dengan pengecapan berhubungan satu sama lain. Sehingga banyak dugaan kenapa gangguan tersebut kerap terjadi berbarengan. Namun sering juga terjadi, pasien Covid hanya mengalami gangguan penciuman saja tanpa dibarengi pengecapan.

“Tetapi belum pernah dilaporkan terjadi gangguan pengecapan saja tanpa berbarengan dengan gangguan penciuman. Dari berbagai laporan yang disampaikan pada artikel jurnal ilmiah, gangguan pengecapan ini selalu berbarengan dengan penciuman,” ungkapnya, baru-baru ini

Dikatakan Prof Delfitri Munir, bermacam-macam asumsi penelitian berjalan terus, terkait bagaimana Covid-19 bisa mengenai saraf pengecapan manusia. Salahssatunya adalah dengan adanya produksi sitokin proinflamasi yang beredar dalam darah, dan bisa juga merusak semua saraf. Selain itu, virus ini juga bisa penetrasi ke otak. Kalau di otak, tentu saraf apapun tempat berlabuhnya saraf bisa terganggu.

“Di samping itu, Covid-19 bisa masuk ke pembuluh darah. Karena pada kenyataan hampir seluruh organ tubuh bisa terinfeksi. Oleh sebab itu, jika virus sudah masuk ke pembuluh darah, tentu semua saraf bisa terganggu,” kata dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan Rumah Sakit Columbia Asia ini.

Ia mengimbau, apabila ada keluarga atau orang yang mengalami gangguan pengecapan, agar langsung curiga ada kemungkinan terinfeksi Covid-19. “Harus segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat atau rujukan Covid-19, agar benar-benar memastikan apakah tertular Covid-19 atau tidak,” imbuhnya.

Sembuh Tambah 85 Orang

Sementara itu, penambahan kasus baru kesembuhan Covid-19 di Sumut kembali lebih banyak dibanding terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, pada Senin (18/1) jumlah kasus baru pasien sembuh bertambah 85 orang sedangkan positif hanya 74 orang.

“Akumulasi kasus kesembuhan saat ini 16.974 orang, setelah bertambah 85 kasus baru. Sementara, positif 19.721 orang setelah bertambah 74 kasus baru,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah.

Aris menyebutkan, untuk angka kesembuhan penambahan terbanyak dari Medan 33 orang dan Deliserdang 16 orang. Kemudian, Toba 6 orang, Pematangsiantar dan Simalungun masing-masing 5 orang. Selanjutnya, Binjai 4 orang, Asahan, Sergai, dan Labusel masing-masing 3 orang. Selebihnya, Labuhanbatu 2 orang, serta masing-masing 1 orang didapatkan dari Tapteng, Madina, Gunungsitoli dan Nias Utara.

“Sedangkan jumlah terbanyak kasus baru positif didapatkan dari Medan 47 orang. Berikutnya, disusul Langkat (5 orang), Deliserdang (4 orang), Dairi (3 orang), Gunungsitoli (3 orang), Pematangsiantar, (2 orang), Sergai (2 orang), Binjai (1 orang), Tebingtinggi (1 orang), Asahan (1 orang), Taput (1 orang), Toba (1 orang), Humbahas (1 orang), Samosir (1 orang), dan Labura (1 orang),” sebutnya.

Terkait angka kematian Covid-19, sambung Aris, juga bertambah dan kali ini 4 kasus baru dari Medan (2 orang) dan Deliserdang (2 orang). Dengan penambahan tersebut, kini akumulasinya menjadi 715 orang. “Cuma angka suspek yang berkurang, yaitu 4 orang sehingga akumulasinya menjadi 867 orang,” tandasnya. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gangguan pengecapan pada pasien Covid-19, selalu berbarengan dengan gangguan penciuman. Gejala pengecapan tersebut, yaitu ketika makan maka rasa makanannya menjadi hambar. Sedangkan gangguan penciuman pada pasien Covid-19, yakni kemampuan mencium bau-bauan hilang sama sekali.

Prof Dr dr Delfitri Munir SpTHT-KL(K) Guru Besar USU.

Menurut Guru Besar USU, Prof Dr dr Delfitri Munir SpTHT-KL(K), saraf penciuman dengan pengecapan berhubungan satu sama lain. Sehingga banyak dugaan kenapa gangguan tersebut kerap terjadi berbarengan. Namun sering juga terjadi, pasien Covid hanya mengalami gangguan penciuman saja tanpa dibarengi pengecapan.

“Tetapi belum pernah dilaporkan terjadi gangguan pengecapan saja tanpa berbarengan dengan gangguan penciuman. Dari berbagai laporan yang disampaikan pada artikel jurnal ilmiah, gangguan pengecapan ini selalu berbarengan dengan penciuman,” ungkapnya, baru-baru ini

Dikatakan Prof Delfitri Munir, bermacam-macam asumsi penelitian berjalan terus, terkait bagaimana Covid-19 bisa mengenai saraf pengecapan manusia. Salahssatunya adalah dengan adanya produksi sitokin proinflamasi yang beredar dalam darah, dan bisa juga merusak semua saraf. Selain itu, virus ini juga bisa penetrasi ke otak. Kalau di otak, tentu saraf apapun tempat berlabuhnya saraf bisa terganggu.

“Di samping itu, Covid-19 bisa masuk ke pembuluh darah. Karena pada kenyataan hampir seluruh organ tubuh bisa terinfeksi. Oleh sebab itu, jika virus sudah masuk ke pembuluh darah, tentu semua saraf bisa terganggu,” kata dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan Rumah Sakit Columbia Asia ini.

Ia mengimbau, apabila ada keluarga atau orang yang mengalami gangguan pengecapan, agar langsung curiga ada kemungkinan terinfeksi Covid-19. “Harus segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat atau rujukan Covid-19, agar benar-benar memastikan apakah tertular Covid-19 atau tidak,” imbuhnya.

Sembuh Tambah 85 Orang

Sementara itu, penambahan kasus baru kesembuhan Covid-19 di Sumut kembali lebih banyak dibanding terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, pada Senin (18/1) jumlah kasus baru pasien sembuh bertambah 85 orang sedangkan positif hanya 74 orang.

“Akumulasi kasus kesembuhan saat ini 16.974 orang, setelah bertambah 85 kasus baru. Sementara, positif 19.721 orang setelah bertambah 74 kasus baru,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah.

Aris menyebutkan, untuk angka kesembuhan penambahan terbanyak dari Medan 33 orang dan Deliserdang 16 orang. Kemudian, Toba 6 orang, Pematangsiantar dan Simalungun masing-masing 5 orang. Selanjutnya, Binjai 4 orang, Asahan, Sergai, dan Labusel masing-masing 3 orang. Selebihnya, Labuhanbatu 2 orang, serta masing-masing 1 orang didapatkan dari Tapteng, Madina, Gunungsitoli dan Nias Utara.

“Sedangkan jumlah terbanyak kasus baru positif didapatkan dari Medan 47 orang. Berikutnya, disusul Langkat (5 orang), Deliserdang (4 orang), Dairi (3 orang), Gunungsitoli (3 orang), Pematangsiantar, (2 orang), Sergai (2 orang), Binjai (1 orang), Tebingtinggi (1 orang), Asahan (1 orang), Taput (1 orang), Toba (1 orang), Humbahas (1 orang), Samosir (1 orang), dan Labura (1 orang),” sebutnya.

Terkait angka kematian Covid-19, sambung Aris, juga bertambah dan kali ini 4 kasus baru dari Medan (2 orang) dan Deliserdang (2 orang). Dengan penambahan tersebut, kini akumulasinya menjadi 715 orang. “Cuma angka suspek yang berkurang, yaitu 4 orang sehingga akumulasinya menjadi 867 orang,” tandasnya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/