“Setelah habis kontrak PT Triwira kalau tidak salah tahun 2016, masuklah PD Pasar yang mengelola. Sewaktu PD Pasar yang kelola mulai diperbaiki atap-atap yang bocor. Pokoknya jadi cantiklah pasar ini dibuatnya, dan makin ramai pembeli yang datang,” katanya.
Pedagang lainnya, Ervina Boru Purba mengatakan, pedagang sudah banyak mulai mengeluhkan kondisi bangunan pasar yang mulai kurang diperhatikan. Misalnya, ketika hujan turun sering bocor hingga menyebabkan banjir.
“Beda kalilah kondisi bangunan yang sekarang, jelas tak terawat dengan baik. Bahkan, sebelumnya kios yang ada mencapai 700 lebih tapi sekarang berkurang drastis hanya sekitar 200 kios saja. Kami tak tahu kenapa bisa seperti itu,” tutur wanita yang sudah 37 tahun berjualan pakaian. Dia berharap, Pemko Medan dapat memperhatikan lapak jualan para pedagang di Pasar Peringgan.
Untuk diketahui, sebelum dikelola PT Panbers sejak awal tahun ini, Pasar Peringgan mulanya dikelola PT Triwira Roka Jaya yang dikuasai hingga Mei 2016. Selanjutnya, diambil alih Pemko Medan dan Januari 2017 mulai dikelola PD Pasar.
Setelah setahun dikelola PD Pasar dan masa kontrak dengan pedagang belum habis, tanpa sepengetahuan sudah berpindah tangan pengelolaannya kepada PT Panbers.
Pada Senin (16/4) lalu, puluhan pedagang Pasar Peringgan melakukan aksi unjuk rasa di kantor Wali Kota Medan. Aksi yang dilakukan mereka menolak pengelolaan pasar yang dilakukan oleh PT Panbers. Pedagang meminta PD Pasar yang mengelola.
Upaya pedagang Pasar Peringgan yang terus mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk mengalihkan pengelolaan pasar tersebut dari pihak swasta (PT Panbers) kepada PD Pasar membuahkan hasil. Disepakati, pengelolaan pasar tersebut distanvaskan. Keputusan stanvas itu berlaku sampai seminggu ke depan. (ris/ila)