26 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Pasar Peringgan Tak Terawat, Usang Hingga Atap Jebol

Foto: M Idris/Sumut Pos
PKL Pasar Peringgan menggelar dagangannya. Saat ini kondisi gedung Pasar Peringgan memprihatinkan.

SUMUTPOS.CO – Pasar Peringgan, satu dari 54 pasar tradisional di Kota Medan ini terletak di Jalan DI Panjaitan. Kini, pasar tersebut sedang terjadi persoalan yang perlu dicari solusinya. Sebab, para pedagang yang berjualan menolak dikelola oleh swasta.

Terlepas dari itu, kondisi bangunan pasar tersebut sepertinya luput dari perhatian. Pasalnya, saat ini kondisinya seperti tak terawat lantaran mulai usang hingga atap jebol.

Berdasarkan amatan langsung Sumut Pos Rabu (18/4), Pasar Peringgan terdiri dari tiga bangunan, basement, lantai 1 dan 2. Kemudian, terdapat area parkir, fasilitas kamar mandi dan lain sebagainya.

Namun sayang, bangunan basement, lantai 1 dan 2 tidak dimanfaatkan maksimal. Contohnya, di basement kondisnya sangat memperihatinkan. Sebab, tidak digunakan maksimal dan dibiarkan kosong hingga tergenang air. Padahal, bisa dimanfaatkan untuk lahan parkir atau tempat berjualan pedagang.

Beranjak ke lantai 1, digunakan sebagai tempat berjualan pedagang ikan, daging, ayam, sayuran, pakaian, perkakas atau perlengkapan rumah tangga dan lainnya. Sedangkan lantai 2 merupakan toko emas dan penjahit. Akan tetapi, di lantai 1 dan 2 masih banyak kios yang kosong atau tak ditempati. Paling banyak di lantai 2.

Sementara, di sekeliling pasar tersebut atau pinggir jalan, dijadikan lapak para pedagang kaki lima untuk berjualan. Ada yang berjualan sayur, buah, makanan dan lainnya. Terdapat juga tempat pembuangan sampah.

Salah seorang pedagang, Kamsi Boru Sihotang menuturkan, sebelumnya kondisi bangunan pasar ini masih bagus. Namun, semenjak dikelola pihak swasta ( PT Triwira Roka Jaya) mulai tak terawat.”Saya tidak ingat kapan pastinya mulai dikelola swasta, tapi setahu saya mereka sudah sekitar 20 tahun mengelola. Dari situ mulai tak diperhatikan kondisi tempat jualan pedagang, banyak atap gedung yang bocor,” ujar Kamsi yang sudah 30 tahunan berjualan ayam.

Ia menuturkan, kalau pihak swasta yang mengelola hanya mencari keuntungan semata. Lain halnya dengan PD Pasar, masih memikirkan atau memperhatikan kondisi lapak pedagang.

Foto: M Idris/Sumut Pos
PKL Pasar Peringgan menggelar dagangannya. Saat ini kondisi gedung Pasar Peringgan memprihatinkan.

SUMUTPOS.CO – Pasar Peringgan, satu dari 54 pasar tradisional di Kota Medan ini terletak di Jalan DI Panjaitan. Kini, pasar tersebut sedang terjadi persoalan yang perlu dicari solusinya. Sebab, para pedagang yang berjualan menolak dikelola oleh swasta.

Terlepas dari itu, kondisi bangunan pasar tersebut sepertinya luput dari perhatian. Pasalnya, saat ini kondisinya seperti tak terawat lantaran mulai usang hingga atap jebol.

Berdasarkan amatan langsung Sumut Pos Rabu (18/4), Pasar Peringgan terdiri dari tiga bangunan, basement, lantai 1 dan 2. Kemudian, terdapat area parkir, fasilitas kamar mandi dan lain sebagainya.

Namun sayang, bangunan basement, lantai 1 dan 2 tidak dimanfaatkan maksimal. Contohnya, di basement kondisnya sangat memperihatinkan. Sebab, tidak digunakan maksimal dan dibiarkan kosong hingga tergenang air. Padahal, bisa dimanfaatkan untuk lahan parkir atau tempat berjualan pedagang.

Beranjak ke lantai 1, digunakan sebagai tempat berjualan pedagang ikan, daging, ayam, sayuran, pakaian, perkakas atau perlengkapan rumah tangga dan lainnya. Sedangkan lantai 2 merupakan toko emas dan penjahit. Akan tetapi, di lantai 1 dan 2 masih banyak kios yang kosong atau tak ditempati. Paling banyak di lantai 2.

Sementara, di sekeliling pasar tersebut atau pinggir jalan, dijadikan lapak para pedagang kaki lima untuk berjualan. Ada yang berjualan sayur, buah, makanan dan lainnya. Terdapat juga tempat pembuangan sampah.

Salah seorang pedagang, Kamsi Boru Sihotang menuturkan, sebelumnya kondisi bangunan pasar ini masih bagus. Namun, semenjak dikelola pihak swasta ( PT Triwira Roka Jaya) mulai tak terawat.”Saya tidak ingat kapan pastinya mulai dikelola swasta, tapi setahu saya mereka sudah sekitar 20 tahun mengelola. Dari situ mulai tak diperhatikan kondisi tempat jualan pedagang, banyak atap gedung yang bocor,” ujar Kamsi yang sudah 30 tahunan berjualan ayam.

Ia menuturkan, kalau pihak swasta yang mengelola hanya mencari keuntungan semata. Lain halnya dengan PD Pasar, masih memikirkan atau memperhatikan kondisi lapak pedagang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/