30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Hasban dan Nurhajizah Dinilai Belum Menjanjikan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belakangan ini sosok Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Hasban Ritonga, kerap dikaitkan untuk maju dalam perhelatan Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018. Meski ramai dirumorkan oleh media massa, Hasban justru tampak masih malu-malu mengutarakan keinginannya tersebut.

Di kalangan birokrat, mantan Inspektur Pemprov Sumut itu memang mentereng. Sejumlah jabatan strategis pernah ia emban mulai dari staf biasa, hingga menjadi orang nomor satu di lingkungan Pemprovsu. Makanya senioritas dan pengalaman birokrasinya laik diperhitungkan, sehingga masuk dalam bursa Pilgubsu mendatang.

Walau demikian, menurut analisa politik dan akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Warjio, figur Hasban justru belum menjanjikan dalam pertarungan Pilgubsu 2018. Ada sejumlah catatan yang menurutnya membuat partai politik urung meminang mantan Sekda Labuhan Batu tersebut.

“Saya kira sulit ya, bahkan riskan sekali. Sebab akan jadi batu sandungan juga bagi parpol yang mau mencalonkan dia sebagai cagub ataupun cawagub,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (16/5).

Warjio menilai andai ada parpol yang ingin meminang Hasban, tentunya itu parpol kecil dalam artian jumlah kursinya di DPRD Sumut sedikit. “Ya, elektabilitas seorang Hasban sangat kecil. Catatan rekam jejak dia di masa rezim sekarang banyak tersandung masalah, juga jadi pertimbangan parpol-parpol besar maupun kecil buat mengusung,” ungkapnya.

Sudah pasti, kata Warjio, ketua ataupun kader parpol lebih diutamakan untuk diusung. Bahkan kans parpol tertentu untuk meminang Hasban sebagai cawagub, hemat dia, kemungkinannya juga amat kecil.

“Partai gurem juga berpikir buat mengusungnya. Katakanlah bicara pragmatis dari sisi keuangan, tidak masalah kalau sekadar dukungan saat kampanye. Tapi kan maju dan bertarung di Pilkada tujuannya untuk menang. Jadi saya pikir kemungkinannya kecil sekali,” katanya.

Tak hanya kans Hasban maju dalam bursa Pilgubsu saja, sosok Wagubsu Nurhajizah Marpaung juga menurut Warjio sulit mendapat tempat di hati masyarakat. “Calon perempuan belum begitu diterima oleh masyarakat umum. Masih susahlah buat beliau ikut bertarung dalam Pilgubsu nanti. Ini juga jadi pertimbangan bagi parpol lain untuk mencalonkan figur perempuan. Cukup riskan juga saya pikir,” urainya.

Apalagi dari sisi elektabilitas Nurhajizah, ia menilai masih rendah sekali. Warjio menyarankan, kehadiran Nurajizah dalam sisa periode ini, cukup untuk membantu birokrasi dan administrasi di lingkungan Pemprovsu.

“Beliau kan hanya meneruskan. Jadi konsentrasi saja dengan perbaikan birokrasi yang ada, serta itulah kesempatan bagi beliau,” pungkasnya. (prn/yaa)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belakangan ini sosok Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Hasban Ritonga, kerap dikaitkan untuk maju dalam perhelatan Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018. Meski ramai dirumorkan oleh media massa, Hasban justru tampak masih malu-malu mengutarakan keinginannya tersebut.

Di kalangan birokrat, mantan Inspektur Pemprov Sumut itu memang mentereng. Sejumlah jabatan strategis pernah ia emban mulai dari staf biasa, hingga menjadi orang nomor satu di lingkungan Pemprovsu. Makanya senioritas dan pengalaman birokrasinya laik diperhitungkan, sehingga masuk dalam bursa Pilgubsu mendatang.

Walau demikian, menurut analisa politik dan akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Warjio, figur Hasban justru belum menjanjikan dalam pertarungan Pilgubsu 2018. Ada sejumlah catatan yang menurutnya membuat partai politik urung meminang mantan Sekda Labuhan Batu tersebut.

“Saya kira sulit ya, bahkan riskan sekali. Sebab akan jadi batu sandungan juga bagi parpol yang mau mencalonkan dia sebagai cagub ataupun cawagub,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (16/5).

Warjio menilai andai ada parpol yang ingin meminang Hasban, tentunya itu parpol kecil dalam artian jumlah kursinya di DPRD Sumut sedikit. “Ya, elektabilitas seorang Hasban sangat kecil. Catatan rekam jejak dia di masa rezim sekarang banyak tersandung masalah, juga jadi pertimbangan parpol-parpol besar maupun kecil buat mengusung,” ungkapnya.

Sudah pasti, kata Warjio, ketua ataupun kader parpol lebih diutamakan untuk diusung. Bahkan kans parpol tertentu untuk meminang Hasban sebagai cawagub, hemat dia, kemungkinannya juga amat kecil.

“Partai gurem juga berpikir buat mengusungnya. Katakanlah bicara pragmatis dari sisi keuangan, tidak masalah kalau sekadar dukungan saat kampanye. Tapi kan maju dan bertarung di Pilkada tujuannya untuk menang. Jadi saya pikir kemungkinannya kecil sekali,” katanya.

Tak hanya kans Hasban maju dalam bursa Pilgubsu saja, sosok Wagubsu Nurhajizah Marpaung juga menurut Warjio sulit mendapat tempat di hati masyarakat. “Calon perempuan belum begitu diterima oleh masyarakat umum. Masih susahlah buat beliau ikut bertarung dalam Pilgubsu nanti. Ini juga jadi pertimbangan bagi parpol lain untuk mencalonkan figur perempuan. Cukup riskan juga saya pikir,” urainya.

Apalagi dari sisi elektabilitas Nurhajizah, ia menilai masih rendah sekali. Warjio menyarankan, kehadiran Nurajizah dalam sisa periode ini, cukup untuk membantu birokrasi dan administrasi di lingkungan Pemprovsu.

“Beliau kan hanya meneruskan. Jadi konsentrasi saja dengan perbaikan birokrasi yang ada, serta itulah kesempatan bagi beliau,” pungkasnya. (prn/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/