30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pengungsi Sinabung Tewas di Ruang Bupati

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos  Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati, menuntut  Bantuan Dana Rumah (BDR) dan Bantuan Dana Lahan Usaha Tani (BDLUT). Tak kunjung ditemui Bupati Karo Trekelin Brahmana, warga pun bentrok dengan Sat Pol PP dan berhasil masuk ke ruangan bupati. Seorang pengunjuk rasa, Sartono Sembiring (55) terjatuh dan tewas di ruang kerja bupati.
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati, menuntut Bantuan Dana Rumah (BDR) dan Bantuan Dana Lahan Usaha Tani (BDLUT). Tak kunjung ditemui Bupati Karo Trekelin Brahmana, warga pun bentrok dengan Sat Pol PP dan berhasil masuk ke ruangan bupati. Seorang pengunjuk rasa, Sartono Sembiring (55) terjatuh dan tewas di ruang kerja bupati.

KARO, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati guna menuntut Bantuan Dana Rumah (BDR) dan Bantuan Dana Lahan Usaha Tani (BDLUT). Tak kunjung mendapatkan jawaban pasti, dan mengetahui tidak adanya Bupati Karo Trekelin Brahmana, warga pun bentrok dengan Sat Pol PP dan berhasil masuk ke ruangan bupati, akibatnya seorang pengunjuk rasa, Sartono Sembiring (55) terjatuh dan tewas di ruang kerja bupati.

Selasa (18/10) sekitar pukul 10.30 WIB, ratusan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung yang akan direlokasi mandiri dari warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo mengaku belum mendapatkan bantuan yang dijanjikan pemerintah. Sehingga, para pengungsi dari Desa Gurukinayan ini mendatangi Kantor Bupato Karo untuk menuntut BDR dan BDLUT yang pernah dijanjikan Pemkab Karo melalui pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo.

Saat menyampaikan tuntutannya di depan Kantor Bupati Karo, ratusan pengungsi dihadang Sat Pol PP dan disambut oleh Suharta Sembiring, selaku Pejabat Pembuat Komitemen (PPK) relokasi mandiri dan juga Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Karo.

Dihadapan Suharta Sembiring, warga menyampaikan tentang proses pencairan bantuan sebanyak 770 orang pengungsi, baru empat yang sudah dicairkan, sedangkan lainnya belum bisa dibayarkan padahal sudah dilakukan verifikasi data. Seperti status Kurmin Sembiring yang telah terdaftar dan berkasnya telah terverifikasi untuk pencairan bantuan tidak dapat dicairkan oleh BPBD Karo.

Guna memaksimalkan pembicaraan, akhirnya perwakilan warga diajak bertemu di ruangan Suharta Sembiring. Dalam pertemuan itu pengsungsi hanya mendapatkan jawaban. “Bagaimana saya buat, Bupati Karo tidak ada. Sekda juga tidak ada. Sementara Plt Kepala BPBD Karo, Matius Sembiring ke luar kota,” jawab Suharta.

Pertemuan yang dikawal Sat Pol PP itu, tiba-tiba Suharta meninggalkan ruangan dan tidak ada pembicaraan lanjutan. Para pengungsi akhirnya menyisir setiap ruangan, termasuk ruang kerja Sekda dan Bupati Karo. Saat melakukan penyisiran ruangan bupati, pengungsi sempat dihalangi Sat Pol PP dan akhirnya ruangan bupati rusak.

Seorang warga pengungsi, Sartono Sembiring (55) yang ikut dalam unjuk rasa dan penyisiran ruangan itu terjatuh saat adanya saling dorong di depan ruang bupati. Akhirnya, Sartono jatuh tergeletak di ruangan bupati.

Sesaat setelah jatuh, para pengungsi langsung mengangkatnya ke Ambulance dan dibawa ke RSU Ester Kabanjahe, sesampainya di rumah sakit tersebut Sartono sudah diketahui meninggal dunia.

Keponakan Sartono, Susanto Ginting mengatakan, Sartono mendatangi kantor Bupati Karo tersebut bersama ratusan pengungsi asal desa Guru Kinayan. Mereka secara bersama-sama memprotes penundaan pencairan dana relokasi padahal berkas pengungsi sudah lengkap.

“Dari sekitar 770 pengungsi baru 4 yang sudah cair. Sementara beberapa lainnya yang sudah lengkap berkasnya belum dicairkan, salah satunya yakni pengungsi atas nama Kurmin Sembiring. Karena itulah maka warga berbondong-bondong mempertanyakan alasannya kepada pihak BPBD,” katanya
Dia menyatakan, kedatangan ratusan warga dari Desa Guru Kinayan ternyata tidak diterima dengan baik oleh pihak BPBD. Pihak BPBD hanya beralasan menunda pencairan dana relokasi karena ada beberapa nama pengungsi ditunda pencairannya. Hal ini membuat warga marah, sebab nama-nama pengungsi yang ditunda tersebut sebenarnya sudah ditetapkan sebagai penerima dana relokasi berdasaran SK dari Bupati Karo.

“Makanya warga marah, kok di dalam SK Bupati karo saja sudah ada nama mereka. Kok tiba-tiba ada nama-nama ditunda pencairannya,” ungkapnya.

Menurutnya penundaan itu disebabkan ada pengaduan dari beberapa orang warga yang berdomisili di luar Desa Gurukinayan yang masuk ke BPBD Karo, yang menuding beberapa nama pengungsi penerima dana tersebut diragukan kebenarannya. “Harusnya BPBD Karo cek dulu biar tau, apakah warga pengungsi itu berhak menerima. Bukan langsung membatalkan pencairan,”ungkapnya
Dia menambahkan, menambahkan jenazah pamannya sudah disemayamkan di Simpang Desa Gurukinayan setelah sebelumnya dibawa ke RSU Ester Kabanjahe. “Ini jenazahnya sudah di Simpang Gurukinayan, kemungkinan besok (hari ini, Red) dimakamkan,” ujar Susanto.

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos  Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati, menuntut  Bantuan Dana Rumah (BDR) dan Bantuan Dana Lahan Usaha Tani (BDLUT). Tak kunjung ditemui Bupati Karo Trekelin Brahmana, warga pun bentrok dengan Sat Pol PP dan berhasil masuk ke ruangan bupati. Seorang pengunjuk rasa, Sartono Sembiring (55) terjatuh dan tewas di ruang kerja bupati.
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati, menuntut Bantuan Dana Rumah (BDR) dan Bantuan Dana Lahan Usaha Tani (BDLUT). Tak kunjung ditemui Bupati Karo Trekelin Brahmana, warga pun bentrok dengan Sat Pol PP dan berhasil masuk ke ruangan bupati. Seorang pengunjuk rasa, Sartono Sembiring (55) terjatuh dan tewas di ruang kerja bupati.

KARO, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo menyerbu kantor bupati guna menuntut Bantuan Dana Rumah (BDR) dan Bantuan Dana Lahan Usaha Tani (BDLUT). Tak kunjung mendapatkan jawaban pasti, dan mengetahui tidak adanya Bupati Karo Trekelin Brahmana, warga pun bentrok dengan Sat Pol PP dan berhasil masuk ke ruangan bupati, akibatnya seorang pengunjuk rasa, Sartono Sembiring (55) terjatuh dan tewas di ruang kerja bupati.

Selasa (18/10) sekitar pukul 10.30 WIB, ratusan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung yang akan direlokasi mandiri dari warga Desa Gurukinayan Kecamatan Payung, Karo mengaku belum mendapatkan bantuan yang dijanjikan pemerintah. Sehingga, para pengungsi dari Desa Gurukinayan ini mendatangi Kantor Bupato Karo untuk menuntut BDR dan BDLUT yang pernah dijanjikan Pemkab Karo melalui pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo.

Saat menyampaikan tuntutannya di depan Kantor Bupati Karo, ratusan pengungsi dihadang Sat Pol PP dan disambut oleh Suharta Sembiring, selaku Pejabat Pembuat Komitemen (PPK) relokasi mandiri dan juga Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Karo.

Dihadapan Suharta Sembiring, warga menyampaikan tentang proses pencairan bantuan sebanyak 770 orang pengungsi, baru empat yang sudah dicairkan, sedangkan lainnya belum bisa dibayarkan padahal sudah dilakukan verifikasi data. Seperti status Kurmin Sembiring yang telah terdaftar dan berkasnya telah terverifikasi untuk pencairan bantuan tidak dapat dicairkan oleh BPBD Karo.

Guna memaksimalkan pembicaraan, akhirnya perwakilan warga diajak bertemu di ruangan Suharta Sembiring. Dalam pertemuan itu pengsungsi hanya mendapatkan jawaban. “Bagaimana saya buat, Bupati Karo tidak ada. Sekda juga tidak ada. Sementara Plt Kepala BPBD Karo, Matius Sembiring ke luar kota,” jawab Suharta.

Pertemuan yang dikawal Sat Pol PP itu, tiba-tiba Suharta meninggalkan ruangan dan tidak ada pembicaraan lanjutan. Para pengungsi akhirnya menyisir setiap ruangan, termasuk ruang kerja Sekda dan Bupati Karo. Saat melakukan penyisiran ruangan bupati, pengungsi sempat dihalangi Sat Pol PP dan akhirnya ruangan bupati rusak.

Seorang warga pengungsi, Sartono Sembiring (55) yang ikut dalam unjuk rasa dan penyisiran ruangan itu terjatuh saat adanya saling dorong di depan ruang bupati. Akhirnya, Sartono jatuh tergeletak di ruangan bupati.

Sesaat setelah jatuh, para pengungsi langsung mengangkatnya ke Ambulance dan dibawa ke RSU Ester Kabanjahe, sesampainya di rumah sakit tersebut Sartono sudah diketahui meninggal dunia.

Keponakan Sartono, Susanto Ginting mengatakan, Sartono mendatangi kantor Bupati Karo tersebut bersama ratusan pengungsi asal desa Guru Kinayan. Mereka secara bersama-sama memprotes penundaan pencairan dana relokasi padahal berkas pengungsi sudah lengkap.

“Dari sekitar 770 pengungsi baru 4 yang sudah cair. Sementara beberapa lainnya yang sudah lengkap berkasnya belum dicairkan, salah satunya yakni pengungsi atas nama Kurmin Sembiring. Karena itulah maka warga berbondong-bondong mempertanyakan alasannya kepada pihak BPBD,” katanya
Dia menyatakan, kedatangan ratusan warga dari Desa Guru Kinayan ternyata tidak diterima dengan baik oleh pihak BPBD. Pihak BPBD hanya beralasan menunda pencairan dana relokasi karena ada beberapa nama pengungsi ditunda pencairannya. Hal ini membuat warga marah, sebab nama-nama pengungsi yang ditunda tersebut sebenarnya sudah ditetapkan sebagai penerima dana relokasi berdasaran SK dari Bupati Karo.

“Makanya warga marah, kok di dalam SK Bupati karo saja sudah ada nama mereka. Kok tiba-tiba ada nama-nama ditunda pencairannya,” ungkapnya.

Menurutnya penundaan itu disebabkan ada pengaduan dari beberapa orang warga yang berdomisili di luar Desa Gurukinayan yang masuk ke BPBD Karo, yang menuding beberapa nama pengungsi penerima dana tersebut diragukan kebenarannya. “Harusnya BPBD Karo cek dulu biar tau, apakah warga pengungsi itu berhak menerima. Bukan langsung membatalkan pencairan,”ungkapnya
Dia menambahkan, menambahkan jenazah pamannya sudah disemayamkan di Simpang Desa Gurukinayan setelah sebelumnya dibawa ke RSU Ester Kabanjahe. “Ini jenazahnya sudah di Simpang Gurukinayan, kemungkinan besok (hari ini, Red) dimakamkan,” ujar Susanto.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/