26.7 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Pastikan Kunci Jawaban di Medan Palsu

Foto: Wiwin/PM Abyadi menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 dan SMPN 2 Medan, saat UN SMP hari pertama, Senin (4/5/2015).
Foto: Wiwin/PM
Abyadi menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 dan SMPN 2 Medan, saat UN SMP hari pertama, Senin (4/5/2015).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah memastikan bahwa kunci jawaban Ujian Nasional (Unas) 2015 jenjang SMP di Medan adalah palsu. Kemendikbud menyayangkan masih ada siswa yang ngoyok mencari bocoran serta kunci jawaban unas.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, sudah menerima laporan dari tim yang dia kirim ke Medan. “Saya bisa pastikan kunci jawaban itu palsu,” katanya di Jakarta kemarin. Termasuk laporan-laporan kunci jawaban di Temanggung dan daerah lainnya, dia nyatakan juga palsu.

Ada beberapa alasan yang bisa menyimpulkan bahwa kunci jawaban yang beredar adalah palsu. Di antaranya, sampai saat ini Kemendikbud belum membuat kunci jawaban resmi. Sehingga, informasi bahwa kunci jawaban yang beredar sesuai dengan versi Kemendikbud, otomatis bohong.

“Seperti biasanya, kami baru membuat kunci jawaban ketika proses pemindaian berlangsung,” ujar dia. Dosen UGM itu mengatakan, tim pemindai sekalipun sampai saat ini belum mengetahui kunci jawaban yang asli.

Alasan berikutnya adalah, sampai saat ini Kemendikbud belum menerima laporan dengan pasti bahwa telah terjadi kebocoran soal ujian resmi versi Kemendikbud. Jika telah terjadi kebocoran soal ujian, memang bisa dipakai “penjahat” untuk membuat kunci jawaban yang asli.

Nizam menyayangkan jika ada siswa yang mengerjakan unas berdasar kunci jawaban yang palsu. Risiko terbesar yang akan dialami siswa adalah, jawabannya salah semua. “Kunci jawaban yang dibuat oleh orang tidak bertanggung jawab, harus diwaspadai,” katanya.

Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu menyayangkan masih ada siswa yang berniat curang atau tidak jujur dalam mengerjakan unas. Padahal selama beberapa tahun terakhir, Kemendikbud mengampanyekan siswa harus jujur dalam mengerjakan unas.

“Kalau ada siswa yang tidak jujur, akan terus ada penjahat yang memanfaatkan isu-isu kunci jawaban atau bocoran soal ujian,” tandasnya. Untuk itu, menurut Nizam, cara paling efektif menghilangkan isu-isu kebocoran soal ujian harus dimulai dengan komitmen para siswa.

Sementara itu, Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana mengatakan, jumlah pengaduan unas SMP lebih sedikit dibandingkan dengan unas SMA April lalu. Tetapi Ombudsman belum merekapitulasi secara detail. Rencananya Ombudsman akan menyampaikan pengaduan unas SMA dan SMP ke Kemendikbud.

Sebelumnya, Ombudsman menemukan kunci jawaban di Medan pada hari pertama unas SMP. Kemudian kemarin kasus serupa juga dilaporkan ke Ombudsman dari Mataram, Nusa Tenggara Barat. Laporan yang masuk ke Ombudsman selama ini memang didominasi bocoran soal ujian dan peredaran kunci jawaban. (wan/end)

Foto: Wiwin/PM Abyadi menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 dan SMPN 2 Medan, saat UN SMP hari pertama, Senin (4/5/2015).
Foto: Wiwin/PM
Abyadi menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 dan SMPN 2 Medan, saat UN SMP hari pertama, Senin (4/5/2015).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah memastikan bahwa kunci jawaban Ujian Nasional (Unas) 2015 jenjang SMP di Medan adalah palsu. Kemendikbud menyayangkan masih ada siswa yang ngoyok mencari bocoran serta kunci jawaban unas.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, sudah menerima laporan dari tim yang dia kirim ke Medan. “Saya bisa pastikan kunci jawaban itu palsu,” katanya di Jakarta kemarin. Termasuk laporan-laporan kunci jawaban di Temanggung dan daerah lainnya, dia nyatakan juga palsu.

Ada beberapa alasan yang bisa menyimpulkan bahwa kunci jawaban yang beredar adalah palsu. Di antaranya, sampai saat ini Kemendikbud belum membuat kunci jawaban resmi. Sehingga, informasi bahwa kunci jawaban yang beredar sesuai dengan versi Kemendikbud, otomatis bohong.

“Seperti biasanya, kami baru membuat kunci jawaban ketika proses pemindaian berlangsung,” ujar dia. Dosen UGM itu mengatakan, tim pemindai sekalipun sampai saat ini belum mengetahui kunci jawaban yang asli.

Alasan berikutnya adalah, sampai saat ini Kemendikbud belum menerima laporan dengan pasti bahwa telah terjadi kebocoran soal ujian resmi versi Kemendikbud. Jika telah terjadi kebocoran soal ujian, memang bisa dipakai “penjahat” untuk membuat kunci jawaban yang asli.

Nizam menyayangkan jika ada siswa yang mengerjakan unas berdasar kunci jawaban yang palsu. Risiko terbesar yang akan dialami siswa adalah, jawabannya salah semua. “Kunci jawaban yang dibuat oleh orang tidak bertanggung jawab, harus diwaspadai,” katanya.

Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu menyayangkan masih ada siswa yang berniat curang atau tidak jujur dalam mengerjakan unas. Padahal selama beberapa tahun terakhir, Kemendikbud mengampanyekan siswa harus jujur dalam mengerjakan unas.

“Kalau ada siswa yang tidak jujur, akan terus ada penjahat yang memanfaatkan isu-isu kunci jawaban atau bocoran soal ujian,” tandasnya. Untuk itu, menurut Nizam, cara paling efektif menghilangkan isu-isu kebocoran soal ujian harus dimulai dengan komitmen para siswa.

Sementara itu, Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana mengatakan, jumlah pengaduan unas SMP lebih sedikit dibandingkan dengan unas SMA April lalu. Tetapi Ombudsman belum merekapitulasi secara detail. Rencananya Ombudsman akan menyampaikan pengaduan unas SMA dan SMP ke Kemendikbud.

Sebelumnya, Ombudsman menemukan kunci jawaban di Medan pada hari pertama unas SMP. Kemudian kemarin kasus serupa juga dilaporkan ke Ombudsman dari Mataram, Nusa Tenggara Barat. Laporan yang masuk ke Ombudsman selama ini memang didominasi bocoran soal ujian dan peredaran kunci jawaban. (wan/end)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/