27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kajian Tauhid Ipemi Sumut Hadirkan Aa Gym, Edy: Saya pun Menangis

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai umat beragama, umat Muslim akan layak disebut manusia hebat, jika semakin bertambah ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Taala. Sebab, perbuatan apapun yang dilakukan, harusnya berorientasi pada keridaan Sang Khalik.

Pesan itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, sebagai pembuka ceramah agama oleh KH Abdullah Gymnastiar atau yang biasa disapa Aa Gym, pada kegiatan Tabligh Akbar dan Kajian Tauhid yang diselenggarakan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Sumut, bekerja sama dengan Yayasan Daarut Tauhid di Halaman Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Medan, Minggu (18/12).

Hadir juga Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis, Ketua Pengurus Wilayah Ipemi Sumut Yulidar Bugis, serta turut mendampingi Kepala Disdik Asren Nasution, Plt Kepala Diskominfo Ilyas Sitorus, dan ribuan jamaah dari berbagai pengajian di Sumut.

Sebelum ceramah Aa Gym berlangsung, Edy memberikan pengantar tentang beberapa hal, seperti hakekat kehebatan manusia, perbuatan baik, hingga keikhlasan seseorang, yang semuanya merupakan kebesaran dan keridaan Allah Subhanahu wa Taala. Begitu juga pesan Aa Gym bagi Edy, yang pernah mendengarkan tausyiahnya 15 tahun silam di Jawa Barat.

“Saya pernah mendatangi seorang ustad di Bandung pada 2007. Saat itu pangkat saya masih letkol, dan ada yang mau saya tanyakan terkait beberapa masalah. Sepekan kemudian, saya bersama istri datang lagi. Tapi saat melintas di satu tempat, saya berhenti dan melihat ada pengajian seperti ini, dan beliau (Aa Gym) lagi ceramah,” ungkap Edy.

Karena mendengarkan ceramah itu, lanjut Edy, dia urung mendatangi ustad yang sebelumnya dia rencanakan, karena tertegun pada pesan Aa Gym kala itu, tentang kehebatan seseorang yang semuanya akan berakhir hingga sampai kepada kematian. Termasuk nama dan jabatan yang ada, akan hilang dan berganti.

“Beliau (Aa Gym) katakan, anda hebat, dipuji di sana sini, bisa memudahkan urusan orang lain. Tapi begitu anda meninggal, paling tinggal satu atau 2 orang yang ingat anda. Selebihnya semua sibuk dengan urusan masing-masing. Begitu juga saya sekarang sebagai gubernur, selalu didatangi orang. Jadi pesan itu seolah ngomongin (membicarakan) saya. Akhirnya saya pun terdiam, terpukau, dan menangis,” katanya.

Sementara itu, dalam ceramahnya, Aa Gym menyampaikan pentingnya memahami dan mengamalkan sikap rendah hati, tidak sombong, ikhlas, dan jujur kepada diri sendiri. Dari beberapa hal itu, kehidupan seseorang akan menjadi bahagia, yang kebahagiaan tersebut bukan diukur dari harta atau tahta.

Kemudian Aa Gym pun mengisahkan bagaimana keteladanan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, yang berlaku kepada semua orang. Seperti menghargai setiap orang yang datang dengan senyuman jika ada kabar gembira atau hal yang lucu. Serta ikut bersedih jika mendengarkan kabar duka. Sebuah kemuliaan akhlak yang tidak memandang siapa dan apa jabatannya untuk bisa mulia di hadapan Allah Subhanahu wa Taala.

“Gubernuran ini harus bersih, berarti bersih itu penting. Yang bersihkan ada petugas, berarti petugas kebersihan juga penting. Kalau begitu petugas kebersihan orang penting. Itu kuncinya. Kalau datang ke sini hanya sibuk menghormati gubernur, tapi meremehkan petugas keamanan, petugas kebersihan, namanya menjilat. Kalau mau hormat, hormati semua orang di sini. Karena tidak mungkin gubernur sendiri yang membersihkan rumahnya,” tegas Aa Gym.

Lebih lanjut Aa Gym mengatakan, anggapan orang setelah bertemu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, merasa sebagai orang yang paling dekat dan disukai. Karena setiap pertemuan, Rasulullah Muhammad SAW memberikan perhatian yang maksimal. Salam lebih dulu, tidak melepaskan tangan sebelum dilepaskan.

“Kalau lucu, Rasul senyum, kalau sedih Rasul prihatin. Empati kepada yang diajak ngobrol. Kalau pulang, tidak berbalik (badan) sebelum tamunya pergi. Setiap tamu puas hatinya. Itulah ciri orang tawadhu (rendah hati), memperlakukan orang penuh dengan penghormatan,” katanya lagi.

Yang terakhir, pentingnya sikap jujur sebagai jalan pengantar kepada kebaikan dan surga. Sebaliknya, kebohongan akan mengantar kepada kejahatan dan neraka. Meskipun kejujuran tidak selamanya disukai orang, bahkan belum tentu dipercayai.

“Ingat, jangan TENGIL. T, jangan takabbur (sombong), mulia kalau tawadhu. E, jangan egois, tapi mulia kalau senang berbagi. N, jangan norak suka dipuji orang, tapi bahagia, senang kalau ihklas. G, jangan galak pasti sengsara, mulia itu kalau tegas dan santun. I, jangan iri dengki, pasti sengsara, dia yang zalim dia yang nelangsa. Tapi syukuri yang ada, ikut bahagia dengan kesuksesan orang, ikut prihatin dengan kesusahan orang. Dan terakhir, L, jangan licik, tidak akan pernah bahagia. Para koruptor itu hidupnya takut terbongkar. Jadi jujur saja,” pungkas Aa Gym, dan menutup ceramah dengan doa. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai umat beragama, umat Muslim akan layak disebut manusia hebat, jika semakin bertambah ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Taala. Sebab, perbuatan apapun yang dilakukan, harusnya berorientasi pada keridaan Sang Khalik.

Pesan itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, sebagai pembuka ceramah agama oleh KH Abdullah Gymnastiar atau yang biasa disapa Aa Gym, pada kegiatan Tabligh Akbar dan Kajian Tauhid yang diselenggarakan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Sumut, bekerja sama dengan Yayasan Daarut Tauhid di Halaman Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Medan, Minggu (18/12).

Hadir juga Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis, Ketua Pengurus Wilayah Ipemi Sumut Yulidar Bugis, serta turut mendampingi Kepala Disdik Asren Nasution, Plt Kepala Diskominfo Ilyas Sitorus, dan ribuan jamaah dari berbagai pengajian di Sumut.

Sebelum ceramah Aa Gym berlangsung, Edy memberikan pengantar tentang beberapa hal, seperti hakekat kehebatan manusia, perbuatan baik, hingga keikhlasan seseorang, yang semuanya merupakan kebesaran dan keridaan Allah Subhanahu wa Taala. Begitu juga pesan Aa Gym bagi Edy, yang pernah mendengarkan tausyiahnya 15 tahun silam di Jawa Barat.

“Saya pernah mendatangi seorang ustad di Bandung pada 2007. Saat itu pangkat saya masih letkol, dan ada yang mau saya tanyakan terkait beberapa masalah. Sepekan kemudian, saya bersama istri datang lagi. Tapi saat melintas di satu tempat, saya berhenti dan melihat ada pengajian seperti ini, dan beliau (Aa Gym) lagi ceramah,” ungkap Edy.

Karena mendengarkan ceramah itu, lanjut Edy, dia urung mendatangi ustad yang sebelumnya dia rencanakan, karena tertegun pada pesan Aa Gym kala itu, tentang kehebatan seseorang yang semuanya akan berakhir hingga sampai kepada kematian. Termasuk nama dan jabatan yang ada, akan hilang dan berganti.

“Beliau (Aa Gym) katakan, anda hebat, dipuji di sana sini, bisa memudahkan urusan orang lain. Tapi begitu anda meninggal, paling tinggal satu atau 2 orang yang ingat anda. Selebihnya semua sibuk dengan urusan masing-masing. Begitu juga saya sekarang sebagai gubernur, selalu didatangi orang. Jadi pesan itu seolah ngomongin (membicarakan) saya. Akhirnya saya pun terdiam, terpukau, dan menangis,” katanya.

Sementara itu, dalam ceramahnya, Aa Gym menyampaikan pentingnya memahami dan mengamalkan sikap rendah hati, tidak sombong, ikhlas, dan jujur kepada diri sendiri. Dari beberapa hal itu, kehidupan seseorang akan menjadi bahagia, yang kebahagiaan tersebut bukan diukur dari harta atau tahta.

Kemudian Aa Gym pun mengisahkan bagaimana keteladanan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, yang berlaku kepada semua orang. Seperti menghargai setiap orang yang datang dengan senyuman jika ada kabar gembira atau hal yang lucu. Serta ikut bersedih jika mendengarkan kabar duka. Sebuah kemuliaan akhlak yang tidak memandang siapa dan apa jabatannya untuk bisa mulia di hadapan Allah Subhanahu wa Taala.

“Gubernuran ini harus bersih, berarti bersih itu penting. Yang bersihkan ada petugas, berarti petugas kebersihan juga penting. Kalau begitu petugas kebersihan orang penting. Itu kuncinya. Kalau datang ke sini hanya sibuk menghormati gubernur, tapi meremehkan petugas keamanan, petugas kebersihan, namanya menjilat. Kalau mau hormat, hormati semua orang di sini. Karena tidak mungkin gubernur sendiri yang membersihkan rumahnya,” tegas Aa Gym.

Lebih lanjut Aa Gym mengatakan, anggapan orang setelah bertemu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, merasa sebagai orang yang paling dekat dan disukai. Karena setiap pertemuan, Rasulullah Muhammad SAW memberikan perhatian yang maksimal. Salam lebih dulu, tidak melepaskan tangan sebelum dilepaskan.

“Kalau lucu, Rasul senyum, kalau sedih Rasul prihatin. Empati kepada yang diajak ngobrol. Kalau pulang, tidak berbalik (badan) sebelum tamunya pergi. Setiap tamu puas hatinya. Itulah ciri orang tawadhu (rendah hati), memperlakukan orang penuh dengan penghormatan,” katanya lagi.

Yang terakhir, pentingnya sikap jujur sebagai jalan pengantar kepada kebaikan dan surga. Sebaliknya, kebohongan akan mengantar kepada kejahatan dan neraka. Meskipun kejujuran tidak selamanya disukai orang, bahkan belum tentu dipercayai.

“Ingat, jangan TENGIL. T, jangan takabbur (sombong), mulia kalau tawadhu. E, jangan egois, tapi mulia kalau senang berbagi. N, jangan norak suka dipuji orang, tapi bahagia, senang kalau ihklas. G, jangan galak pasti sengsara, mulia itu kalau tegas dan santun. I, jangan iri dengki, pasti sengsara, dia yang zalim dia yang nelangsa. Tapi syukuri yang ada, ikut bahagia dengan kesuksesan orang, ikut prihatin dengan kesusahan orang. Dan terakhir, L, jangan licik, tidak akan pernah bahagia. Para koruptor itu hidupnya takut terbongkar. Jadi jujur saja,” pungkas Aa Gym, dan menutup ceramah dengan doa. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/