27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

PDAM Titanadi Ngotot Naikkan Tarif Air

Warga Menolak

Reza, yang bertempat tinggal di Jalan Amaliun Simpang Ismailiyah Kelurahan Kota Matsum, Kecamatan Medan Area sangat keberatan dengan kebijakan tersebut.

Reza mengaku air yang selama ini mengalir kerumahnya sangatlah kecil, dan terkadang jorok. “Dulu saya masih bisa cuci mobil pakai selang, dan air juga bisa naik ke lantai dua. Tapi itu dulu, sekitar 2 atau 3 tahun lalu, sekarang tidak demikian lagi. Kalaupun hidup air yang keluar hanya berukuran seperti lidi, dan itu berlaku 24 jam,”ujarnya, Minggu (19/2).

Reza pun tidak habis pikir dengan kondisi yang dialaminya, padahal rumah atau kediamannya tidak jauh dari kantor PDAM Tirtanadi Sumut yang di Jalan SM Raja.

“Yang rumah kami dekat kantor Tirtanadi saja begini kondisinya, apalagi yang jauh, entahlah,”ungkapnya.

Reza meyebut setiap bulan tagihan air yang harus dibayarkan berjumlah sekitar 300 ribu setiap bulannya. “Kalau tarif naik 30 persen, maka tagihan saya jadi Rp400 ribu setiap bulan, ini sangat berat ditengah kondisi perekonomian seperti saat ini,”ungkapnya.

Dia sangat berharap agar PDAM Tirtanadi Sumut membatalkan niatan untuk menaikkan tarif air bulan depan. “Pak Gubernur tolonglah batalkan kebijakan untuk menaikkan tarif, masyarakat bisa tambah susah. Kebijakan ini juga sangat tidak populer dan akan terus diingat oleh masyarakat, tahun depan akan ada Pilgubsu, pasti akan banyak masyarakat yang tidak simpati dengan anda nantinya. Pasti masyarakat akan mencari pemimpin lain yang lebih mampu memikirkan kondisi masyarakat,” tegasnya.(dik/ila)

 

Warga Menolak

Reza, yang bertempat tinggal di Jalan Amaliun Simpang Ismailiyah Kelurahan Kota Matsum, Kecamatan Medan Area sangat keberatan dengan kebijakan tersebut.

Reza mengaku air yang selama ini mengalir kerumahnya sangatlah kecil, dan terkadang jorok. “Dulu saya masih bisa cuci mobil pakai selang, dan air juga bisa naik ke lantai dua. Tapi itu dulu, sekitar 2 atau 3 tahun lalu, sekarang tidak demikian lagi. Kalaupun hidup air yang keluar hanya berukuran seperti lidi, dan itu berlaku 24 jam,”ujarnya, Minggu (19/2).

Reza pun tidak habis pikir dengan kondisi yang dialaminya, padahal rumah atau kediamannya tidak jauh dari kantor PDAM Tirtanadi Sumut yang di Jalan SM Raja.

“Yang rumah kami dekat kantor Tirtanadi saja begini kondisinya, apalagi yang jauh, entahlah,”ungkapnya.

Reza meyebut setiap bulan tagihan air yang harus dibayarkan berjumlah sekitar 300 ribu setiap bulannya. “Kalau tarif naik 30 persen, maka tagihan saya jadi Rp400 ribu setiap bulan, ini sangat berat ditengah kondisi perekonomian seperti saat ini,”ungkapnya.

Dia sangat berharap agar PDAM Tirtanadi Sumut membatalkan niatan untuk menaikkan tarif air bulan depan. “Pak Gubernur tolonglah batalkan kebijakan untuk menaikkan tarif, masyarakat bisa tambah susah. Kebijakan ini juga sangat tidak populer dan akan terus diingat oleh masyarakat, tahun depan akan ada Pilgubsu, pasti akan banyak masyarakat yang tidak simpati dengan anda nantinya. Pasti masyarakat akan mencari pemimpin lain yang lebih mampu memikirkan kondisi masyarakat,” tegasnya.(dik/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/