KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Sudah delapan tahun ribuan warga Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, hidup menderita dalam pengungsian tanpa perhatian pemerintah setempat. Tak tahan terus hidup menderita, mereka pun mengadukan nasib ke Pemkab Karo. Namun sayang, warga desa yang terdampak erupsi gunung Sinabung ini malah “dicueki” berjam-jam oleh Bupati Karo, Terkelin Brahmana.
Ribuan warga Desa Batukarang berderaian air mata saat melakukan aksi damai di depan Kantor Bupati Karo, Kamis (19/4) siang. Warga yang didominasi ibu-ibu itu tiba di depan kantor bupati sekira pukul 11.00 WIB. Mereka sempat tertahan sekitar dua jam di depan gerbang yang ditutup rapat. Mereka dilarang masuk ke halaman kantor yang dijaga para petugas gabungan dari Polri dan Satpol-PP. Akibatnya, arus lalu lintas macet karena massa meluber hingga ke jalan raya.
“Bapak bupati, ayah kami, tolonglah kami. Kasihanilah kami. Kalau masih mampu, kami tidak akan datang ke sini. Tapi memang perekonomian kami sekarang sudah lumpuh total. Untuk makan sehari-hari saja kami sudah terancam. Kemana lagi kami harus mengadu? Tolonglah temui kami Pak,” lirih seorang ibu dengan deraian air mata.
Meski matahari begitu terik, namun warga tetap bertahan menggelar aksi dan menyampaikan tuntutan mereka sembari menunggu kedatangan Bupati Karo. Namun setelah ditunggu dua jam, bupati tak kunjung datang menemui mereka.
Beberapa pejabat mengaku, saat itu bupati tengah sibuk menyambut panitia pembawa Obor Paskah di kantornya. Karena alasan keagamaan, warga sempat bersabar. Bahkan untuk menghilangkan kejenuhan, mereka memilih menyanyi dan menari bersama dipadu musik keyboard yang telah disiapkan di atas mobil pikap.
Emosi warga sempat naik saat melihat tim panitia Obor Paskah sudah keluar, namun Terkelin tak kunjung nongol menemui mereka. “Tolonglah Pak Bupati temui kami rakyatmu. Kami ke sini bukan mau demo, tapi menggelar aksi damai,” teriak massa yang mulai geram karena merasa dicueki.
Setelah melalui perdebatan panjang sekaligus mengatasi kemacetan, akhirnya warga diizinkan masuk ke halaman kantor bupati. Di sana mereka kembali menggelar orasi. Warga kembali meminta bupati datang menemui mereka. Namun lagi-lagi, orang nomor satu di Kabupaten Karo itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.