25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Pengungsi Gunung Sinabung Tembus 10 Ribu

Foto: Dessy Boru Tarigan/Sumut Pos Para pengungsi yang sedang memasak mempersiapkan makan malam di posko pengungsian.
Foto: Dessy Boru Tarigan/Sumut Pos
Para pengungsi yang sedang memasak mempersiapkan makan malam di posko pengungsian.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bencana keberpanjangan di Gunung Sinabung, Sumatera Utara, terus memaksa para masyarakat sekitar mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana pun mencatat 10.714 orang mengungsi dari rumahnya akibat erupsi gunung tersebut. Kerugian terakhir pun diakui mencapai Rp 1,49 triliun.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, erupsi dan awan panas dari Gunung Sinabung masih befluktuasi sejak sejak dinaikkannya status dinaikkan menjadi Awas (level IV pada Selasa (2/6) pukul 23.00 WIB. Dengan penetapan itu, area yang harus dikosongkan meluas sebanyak 7 km di sisi tenggara dan selatan dari puncak kawah Sinabung.

Hal tersebut diakui menyebabkan jumlah pengungsi terus bertambah. Pada Senin (15/6) malam, 7.549 jiwa (1.986 KK) diungsikan oleh aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka merupakan warga Desa Jaraya, Kutatengah, Sigarang garang, Mardingding, Kutagugung dan Kutarayat. “Kondisi ini menyebabkan jumlah pengungsi saat ini menjadi 10.714 jiwa (2.882 KK),” ujarnya di Jakarta kemarin (17/6).

Pengungsi, lanjut dia, tersebut pada 10 pos penampungan. Pos paling besar adalah Pos Jambur Tongkoh dan Tahura yang menampung pengungsi 2.728 jiwa (666 KK). Sedangkan, Pos Jambur Jambur Sempajaya yang menampung 1.462 jiwa (412 KK). Korpri sudah menampung sebanyak 1.200 jiwa (296 KK). Posko lainnya tersebar di daerah Jambur, Kabanjahe, Gedung, Jeruk Surbakti, Tanjung Mbelang, dan Ndokum Siroga.

Soal kerugian yang ditimbulkan, Sutopo mengaku masih belum bisa menghitung. Sebab, erupsi sampai saatini masih berlangsung. Namun, kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung dari Septermber 2013 hingga akhir 2014 pun diperkirakan Rp 1,49 trilyun.

“Itu meliputi kerugian sektor ekonomi produktif senilai Rp 896,64 milyar. Lalu, kerusakan permukiman senilai Rp 501 miliar; infrastruktur senilai Rp 23,65 miliar; sosial senilai Rp Rp 53,43 miliar; dan lintas sektor Rp 18,03 miliar,” rincinya.

Saat ini, BNPB menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Sinabung. 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung sekarang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang.

“Pemerintah daerah memberikan uang sewa rumah Rp 3,6 juta dan sewa lahan pertanian Rp 2 juta untuk masing-masing KK di setiap tahun. Nantinya, 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman,” terangnya. (bil)

Foto: Dessy Boru Tarigan/Sumut Pos Para pengungsi yang sedang memasak mempersiapkan makan malam di posko pengungsian.
Foto: Dessy Boru Tarigan/Sumut Pos
Para pengungsi yang sedang memasak mempersiapkan makan malam di posko pengungsian.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bencana keberpanjangan di Gunung Sinabung, Sumatera Utara, terus memaksa para masyarakat sekitar mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana pun mencatat 10.714 orang mengungsi dari rumahnya akibat erupsi gunung tersebut. Kerugian terakhir pun diakui mencapai Rp 1,49 triliun.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, erupsi dan awan panas dari Gunung Sinabung masih befluktuasi sejak sejak dinaikkannya status dinaikkan menjadi Awas (level IV pada Selasa (2/6) pukul 23.00 WIB. Dengan penetapan itu, area yang harus dikosongkan meluas sebanyak 7 km di sisi tenggara dan selatan dari puncak kawah Sinabung.

Hal tersebut diakui menyebabkan jumlah pengungsi terus bertambah. Pada Senin (15/6) malam, 7.549 jiwa (1.986 KK) diungsikan oleh aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka merupakan warga Desa Jaraya, Kutatengah, Sigarang garang, Mardingding, Kutagugung dan Kutarayat. “Kondisi ini menyebabkan jumlah pengungsi saat ini menjadi 10.714 jiwa (2.882 KK),” ujarnya di Jakarta kemarin (17/6).

Pengungsi, lanjut dia, tersebut pada 10 pos penampungan. Pos paling besar adalah Pos Jambur Tongkoh dan Tahura yang menampung pengungsi 2.728 jiwa (666 KK). Sedangkan, Pos Jambur Jambur Sempajaya yang menampung 1.462 jiwa (412 KK). Korpri sudah menampung sebanyak 1.200 jiwa (296 KK). Posko lainnya tersebar di daerah Jambur, Kabanjahe, Gedung, Jeruk Surbakti, Tanjung Mbelang, dan Ndokum Siroga.

Soal kerugian yang ditimbulkan, Sutopo mengaku masih belum bisa menghitung. Sebab, erupsi sampai saatini masih berlangsung. Namun, kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung dari Septermber 2013 hingga akhir 2014 pun diperkirakan Rp 1,49 trilyun.

“Itu meliputi kerugian sektor ekonomi produktif senilai Rp 896,64 milyar. Lalu, kerusakan permukiman senilai Rp 501 miliar; infrastruktur senilai Rp 23,65 miliar; sosial senilai Rp Rp 53,43 miliar; dan lintas sektor Rp 18,03 miliar,” rincinya.

Saat ini, BNPB menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Sinabung. 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung sekarang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang.

“Pemerintah daerah memberikan uang sewa rumah Rp 3,6 juta dan sewa lahan pertanian Rp 2 juta untuk masing-masing KK di setiap tahun. Nantinya, 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman,” terangnya. (bil)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/