27.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Berjam-jam Bupati Karo ‘Cueki’ Pengungsi Sinabung

Foto: Solideo/Sumut Pos
Ribuan warga Desa Batukarang melakukan aksi damai di depan Kantor Bupati Karo, Kamis (19/4).

Hingga selesai makan siang, bupati tak juga datang menemui warga. Karena terus diabaikan, warga sempat terlihat menangis sembari memohon belas kasihan. “Tolonglah temui kami pak, kami mohon. Sudah 8 tahun kami menderita. Kami sudah tak sanggup lagi,” lirih orator secara bergantian.

“Tanaman kami gagal panen semua, rumah kami hancur. Bertahun-tahun kami tidur di bawah atap yang bocor. Anak-anak kami sudah tak sekolah lagi, makan pun terancam,” ungkap mereka.

Karena mengancam tak akan pulang-pulang, sekitar pukul 13.30 WIB, akhirnya Terkelin Brahmana didampingi wakilnya, Cory Sebayang dan beberapa kepala SKPD menemui warga. Namun baru beberapa menit menemui massa, hujan deras mendadak turun. Namun sebagian besar warga tak peduli dan memilih bertahan di halaman sembari menunggu pernyataan bupati. Dalam kesempatan itu, bupati yang dipayungi asistennya mengaku sudah menerima dan mengetahui tuntutan warga. “Kalau tidak salah, selama saya menjabat, ini kedua kalinya warga Batukarang datang ke sini. Saya sudah menerima dan mengetahui tuntutan warga. Besok kami akan turun ke Desa Batukarang. Kita akan memusyawarahkan persoalan ini di sana. Apa yang bisa dikerjakan besok, akan langsung kita kerjakan saat itu juga. Tunggu saja kami di sana besok,” janji Terkelin sembari menyuruh warga pulang. Setelah hujan reda, warga memilih pulang secara tertib ke desannya.

Dalam aksi itu, ada 11 poin tuntutan warga, diantaranya meminta subsidi pendidikan bagi anak-anak mereka yang terancam putus sekolah. Meminta pemerintah memberikan bantuan pertanian. Karena selama erupsi Sinabung, perekonomian warga sudah hancur lebur karena selalu gagal panen. Warga juga meminta bantuan kesehatan, karena selama ini mereka sudah sakit-sakitan karena tiap hari menghirup abu vulkanik.

Warga juga meminta pihak terkait rutin melakukan normalisasi saluran irigasi. Karena selama ini irigasi

tak jalan hingga mereka kesulitan bercocok tanam. Pemerintah juga diminta memperbaiki dan mengganti seng rumah mereka yang bocor dihantam tebalnya abu vulkanik. Selanjutnya, warga meminta pembekalan bencana secara rutin, mentasi krisis air bersih, menuntut jatah hidup, perbaikan infrastruktur serta melakukan pembersihan fasilitas umum yang terpapar abu. (deo/adz)

Foto: Solideo/Sumut Pos
Ribuan warga Desa Batukarang melakukan aksi damai di depan Kantor Bupati Karo, Kamis (19/4).

Hingga selesai makan siang, bupati tak juga datang menemui warga. Karena terus diabaikan, warga sempat terlihat menangis sembari memohon belas kasihan. “Tolonglah temui kami pak, kami mohon. Sudah 8 tahun kami menderita. Kami sudah tak sanggup lagi,” lirih orator secara bergantian.

“Tanaman kami gagal panen semua, rumah kami hancur. Bertahun-tahun kami tidur di bawah atap yang bocor. Anak-anak kami sudah tak sekolah lagi, makan pun terancam,” ungkap mereka.

Karena mengancam tak akan pulang-pulang, sekitar pukul 13.30 WIB, akhirnya Terkelin Brahmana didampingi wakilnya, Cory Sebayang dan beberapa kepala SKPD menemui warga. Namun baru beberapa menit menemui massa, hujan deras mendadak turun. Namun sebagian besar warga tak peduli dan memilih bertahan di halaman sembari menunggu pernyataan bupati. Dalam kesempatan itu, bupati yang dipayungi asistennya mengaku sudah menerima dan mengetahui tuntutan warga. “Kalau tidak salah, selama saya menjabat, ini kedua kalinya warga Batukarang datang ke sini. Saya sudah menerima dan mengetahui tuntutan warga. Besok kami akan turun ke Desa Batukarang. Kita akan memusyawarahkan persoalan ini di sana. Apa yang bisa dikerjakan besok, akan langsung kita kerjakan saat itu juga. Tunggu saja kami di sana besok,” janji Terkelin sembari menyuruh warga pulang. Setelah hujan reda, warga memilih pulang secara tertib ke desannya.

Dalam aksi itu, ada 11 poin tuntutan warga, diantaranya meminta subsidi pendidikan bagi anak-anak mereka yang terancam putus sekolah. Meminta pemerintah memberikan bantuan pertanian. Karena selama erupsi Sinabung, perekonomian warga sudah hancur lebur karena selalu gagal panen. Warga juga meminta bantuan kesehatan, karena selama ini mereka sudah sakit-sakitan karena tiap hari menghirup abu vulkanik.

Warga juga meminta pihak terkait rutin melakukan normalisasi saluran irigasi. Karena selama ini irigasi

tak jalan hingga mereka kesulitan bercocok tanam. Pemerintah juga diminta memperbaiki dan mengganti seng rumah mereka yang bocor dihantam tebalnya abu vulkanik. Selanjutnya, warga meminta pembekalan bencana secara rutin, mentasi krisis air bersih, menuntut jatah hidup, perbaikan infrastruktur serta melakukan pembersihan fasilitas umum yang terpapar abu. (deo/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/