31 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Harkitnas, 600 Mahasiswa Hari Ini Long March di Medan

Foto: FADLI/METROPOLITAN/JPNN Ratusan mahasiswa BEM IPB unjuk rasa di depan pintu masuk Istana Bogor, Kamis (19/3/2015). Mereka menuntut pemerintahan Presiden Jokowi- JK stabilkan harga bahan pokok, usut tuntas kasus korupsi, dan sejahterakan rakyat Indonesia. Seorang mahasiswi terlihat menangis haru usai berdoa bersama sebelum meninggalkan demo.
Foto: FADLI/METROPOLITAN/JPNN
Ratusan mahasiswa BEM IPB unjuk rasa di depan pintu masuk Istana Bogor, Kamis (19/3/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di Medan, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kota Medan direncanakan akan turun ke jalan pada hari ini. Namun pergerakan tersebut bukan bertujuan untuk melengserkan Presiden Jokowi, melainkan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah guna perbaikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Koordinator Aliansi BEM Kota Medan, Wildan Ansori menyebutkan, sebanyak 600 lebih massa akan longmarch dari Kantor DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan menuju ke Bundaran Majeystik Jalan Gatot Subroto Medan. Menurutnya, 20 Mei yang notabene adalah Harkitnas adalah momentum perbaikan bagi negeri ini.

“Aksi kami ini untuk perbaikan NKRI ke depan. Kami menilai, hari ini kebobrokan pendidikan masih terjadi, hukum juga telah dicampuraduk dengan politik, sehingga tidak ada ketegasan dan kepastian keadilan lagi. Lalu merosotnya nilai tukar rupiah serta persoalan-persoalan lain yang krusial dialami rakyat kita,” papar mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara ini kepada Sumut Pos, tadi malam.

Wildan juga menambahkan, bahwa aksi mereka hari ini merupakan aksi damai. Di samping itu untuk merespon pergerakan organisasi mahasiswa lain di seluruh pelosok negeri. “Ya, kita ingin negeri ini bisa lebih baik lagi ke depan,” ucapnya lagi.

Disinggung apakah aksi tersebut kental muatan politis, lantaran banyak pihak meragukan kemampuan dari aksi dimaksud, apalagi sampai menggulingkan Jokowi sebagai presiden, Wildan membantah hal tersebut. “Tidak, aksi ini sekadar suara untuk perbaikan NKRI. NKRI harga mati. Kita hanya gak mau berlama-lama dalam kondisi ini,” tegasnya.

Namun, aksi ini tidak sepenuh didukung oleh elemen mahasiswa lainnya. Sekretaris Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Universitas Sumatera Utara (USU), Benry Sitorus mengaku kalau PEMA USU tidak akan melakukan aksi seperti Aliansi BEM Kota Medan pada hari ini. “Kami sepertinya tidak turun ke jalan tanggal 20 Mei ini. Kemungkinan besoknya (21/5) kita akan beraksi,” kata Benry.

Dia tak memberi jawaban konkret kenapa PEMA USU tidak turun ke jalan seperti pergerakan yang ditunjukkan organisasi mahasiswa lainnya. “Ya kita malas saja di tanggal itu melakukan aksi. Keesokan harinya mungkin kita akan berorasi,” tegasnya.

Foto: FADLI/METROPOLITAN/JPNN Ratusan mahasiswa BEM IPB unjuk rasa di depan pintu masuk Istana Bogor, Kamis (19/3/2015). Mereka menuntut pemerintahan Presiden Jokowi- JK stabilkan harga bahan pokok, usut tuntas kasus korupsi, dan sejahterakan rakyat Indonesia. Seorang mahasiswi terlihat menangis haru usai berdoa bersama sebelum meninggalkan demo.
Foto: FADLI/METROPOLITAN/JPNN
Ratusan mahasiswa BEM IPB unjuk rasa di depan pintu masuk Istana Bogor, Kamis (19/3/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di Medan, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kota Medan direncanakan akan turun ke jalan pada hari ini. Namun pergerakan tersebut bukan bertujuan untuk melengserkan Presiden Jokowi, melainkan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah guna perbaikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Koordinator Aliansi BEM Kota Medan, Wildan Ansori menyebutkan, sebanyak 600 lebih massa akan longmarch dari Kantor DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan menuju ke Bundaran Majeystik Jalan Gatot Subroto Medan. Menurutnya, 20 Mei yang notabene adalah Harkitnas adalah momentum perbaikan bagi negeri ini.

“Aksi kami ini untuk perbaikan NKRI ke depan. Kami menilai, hari ini kebobrokan pendidikan masih terjadi, hukum juga telah dicampuraduk dengan politik, sehingga tidak ada ketegasan dan kepastian keadilan lagi. Lalu merosotnya nilai tukar rupiah serta persoalan-persoalan lain yang krusial dialami rakyat kita,” papar mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara ini kepada Sumut Pos, tadi malam.

Wildan juga menambahkan, bahwa aksi mereka hari ini merupakan aksi damai. Di samping itu untuk merespon pergerakan organisasi mahasiswa lain di seluruh pelosok negeri. “Ya, kita ingin negeri ini bisa lebih baik lagi ke depan,” ucapnya lagi.

Disinggung apakah aksi tersebut kental muatan politis, lantaran banyak pihak meragukan kemampuan dari aksi dimaksud, apalagi sampai menggulingkan Jokowi sebagai presiden, Wildan membantah hal tersebut. “Tidak, aksi ini sekadar suara untuk perbaikan NKRI. NKRI harga mati. Kita hanya gak mau berlama-lama dalam kondisi ini,” tegasnya.

Namun, aksi ini tidak sepenuh didukung oleh elemen mahasiswa lainnya. Sekretaris Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Universitas Sumatera Utara (USU), Benry Sitorus mengaku kalau PEMA USU tidak akan melakukan aksi seperti Aliansi BEM Kota Medan pada hari ini. “Kami sepertinya tidak turun ke jalan tanggal 20 Mei ini. Kemungkinan besoknya (21/5) kita akan beraksi,” kata Benry.

Dia tak memberi jawaban konkret kenapa PEMA USU tidak turun ke jalan seperti pergerakan yang ditunjukkan organisasi mahasiswa lainnya. “Ya kita malas saja di tanggal itu melakukan aksi. Keesokan harinya mungkin kita akan berorasi,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/