26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Harkitnas, 600 Mahasiswa Hari Ini Long March di Medan

Menyikapi itu, Kepolisian Daerah Sumatera Utara melalui Kasubbid Penmas, AKBP MP Nainggolan, mengatakan berdasarkan data yang diterima pihaknya, jumlah massa yang akan turun berjumlah 450 orang. Jumlah itu, disebut MP adalah jumlah gabungan dari 4 elemen Mahasiswa, yakni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Aliansi Mahasiswa Peduli Pembangunan Sumut dan Himpunan Mahasiswa Alwasliyah.

“Informasinya, titik kumpul mereka di Lapangan Merdeka, lalu mereka aksi di Bundaran Majestyc dan finish di depan gedung DPRD, ” ungkap AKBP MP Nainggolan, Selasa (19/5) pagi.

Kepala Bagian (Kabag) Operasional (Ops) Polresta Medan Kompol Hamam Wahyudi mengatakan, seribu personel yang dikerahkan tersebut sebagian diperbantukan dari Polda Sumut. “Kita sudah menyiapkan personel jika memang ada aksi secara besar-besarnya. Selain itu, disiapkan juga peralatan pendukung, seperti watercanon, sepeda motor trail, dan sebagainya untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” kata Hamam, Selasa (19/5) sore.

Menurutnya, titik atau lokasi yang menjadi sasaran pengunjuk rasa, terutama kantor instansi pemerintah. Untuk itu, nantinya dilakukan pengamanan khusus. “Ada beberapa sasaran pengunjuk rasa nantinya, seperti kantor gubernuran, Walikota Medan, DPRD, Kejaksaan, BPJS Ketenagakerjaan serta lainnya,” sebut Hamam.

Diakui Hamam, pihaknya mendapat informasi unjuk rasa tersebut dilakukan karena sebagian elemen masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan. Jadi, sambungnya, ormas yang berencana menyampaikan aspirasi karena menilai pemerintah belum melakukan perubahan di berbagai sektor.

“Silakan sampaikan aspirasi tetapi lakukan dengan tertib. Jangan sampai anarki, seperti merusak fasilitas umum atau mengganggu ketertiban masyarakat. Jika itu terjadi, maka pihak kepolisian akan bertindak tegas. Siapapun tidak boleh melanggar aturan,” sebut Hamam.

Diketahui, isu unjuk rasa 20 Mei beredar di sosial media dan pesan berantai dari blackberry messenger (BBM). Pesan tersebut berisi pernyataan mengkritisi kebijakan pemerintah, misalnya harga sembako melangit, nilai mata uang merosot, pelayanan BPJS belum maksimal, kerja kontrak, korupsi yang semakin marak dan sebagainya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari seluruh universitas di Indonesia untuk datang ke Istana guna mendengarkan keluhan dan aspirasi dalam menanggapi isu nasional terkini.

Pertemuan ini digelar sebelum aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang kabarnya akan digelar secara besar-besaran pada 20-21 Mei 2015 nanti.  (bbs/prn/ain/ris/val/rbb)

Menyikapi itu, Kepolisian Daerah Sumatera Utara melalui Kasubbid Penmas, AKBP MP Nainggolan, mengatakan berdasarkan data yang diterima pihaknya, jumlah massa yang akan turun berjumlah 450 orang. Jumlah itu, disebut MP adalah jumlah gabungan dari 4 elemen Mahasiswa, yakni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Aliansi Mahasiswa Peduli Pembangunan Sumut dan Himpunan Mahasiswa Alwasliyah.

“Informasinya, titik kumpul mereka di Lapangan Merdeka, lalu mereka aksi di Bundaran Majestyc dan finish di depan gedung DPRD, ” ungkap AKBP MP Nainggolan, Selasa (19/5) pagi.

Kepala Bagian (Kabag) Operasional (Ops) Polresta Medan Kompol Hamam Wahyudi mengatakan, seribu personel yang dikerahkan tersebut sebagian diperbantukan dari Polda Sumut. “Kita sudah menyiapkan personel jika memang ada aksi secara besar-besarnya. Selain itu, disiapkan juga peralatan pendukung, seperti watercanon, sepeda motor trail, dan sebagainya untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” kata Hamam, Selasa (19/5) sore.

Menurutnya, titik atau lokasi yang menjadi sasaran pengunjuk rasa, terutama kantor instansi pemerintah. Untuk itu, nantinya dilakukan pengamanan khusus. “Ada beberapa sasaran pengunjuk rasa nantinya, seperti kantor gubernuran, Walikota Medan, DPRD, Kejaksaan, BPJS Ketenagakerjaan serta lainnya,” sebut Hamam.

Diakui Hamam, pihaknya mendapat informasi unjuk rasa tersebut dilakukan karena sebagian elemen masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan. Jadi, sambungnya, ormas yang berencana menyampaikan aspirasi karena menilai pemerintah belum melakukan perubahan di berbagai sektor.

“Silakan sampaikan aspirasi tetapi lakukan dengan tertib. Jangan sampai anarki, seperti merusak fasilitas umum atau mengganggu ketertiban masyarakat. Jika itu terjadi, maka pihak kepolisian akan bertindak tegas. Siapapun tidak boleh melanggar aturan,” sebut Hamam.

Diketahui, isu unjuk rasa 20 Mei beredar di sosial media dan pesan berantai dari blackberry messenger (BBM). Pesan tersebut berisi pernyataan mengkritisi kebijakan pemerintah, misalnya harga sembako melangit, nilai mata uang merosot, pelayanan BPJS belum maksimal, kerja kontrak, korupsi yang semakin marak dan sebagainya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari seluruh universitas di Indonesia untuk datang ke Istana guna mendengarkan keluhan dan aspirasi dalam menanggapi isu nasional terkini.

Pertemuan ini digelar sebelum aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang kabarnya akan digelar secara besar-besaran pada 20-21 Mei 2015 nanti.  (bbs/prn/ain/ris/val/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/