26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pedagang Buku Ogah Pindah ke Lapangan Merdeka

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang penjual menata buku bekas di Jalan Pegadaian Medan, Selasa 19/5). Pemko Medan berencana merelokasi kembali pedagang buku bekas ke lapangan Merdeka seperti semula.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Seorang penjual menata buku bekas di Jalan Pegadaian Medan, Selasa 19/5). Pemko Medan berencana merelokasi kembali pedagang buku bekas ke lapangan Merdeka seperti semula.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pedagang buku di Jalan Pegadaian Medan belum bersedia pindah kembali ke sisi timur Lapangan Merdeka. Pasalnya, sarana di areal kios yang telah dibangun Dinas Perumahan dan Pemukiman tersebut dianggap belum sesuai kesepakatan.

Ketua Persatuan Pedagang Buku Lapangan Merdeka (P2BLM), Sainan, mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi dari Pemko Medan dan PT. Kereta Api Indonesia (KAI), terkait perpindahan kembali ke sisi timur Lapangan Merdeka.

Menurut dia sesuai kesepakatan terakhir Maret 2016, Pemko Medan telah berjanji ke pedagang buku untuk membangun tangga dua lagi di tengah. Kemudian membangun keramik, saluran pembuangan air, talang dan lantai kios yang dianggap rendah. Dengan keterbatasan prasarana tersebut, lanjut Sainan, membuat kondisi di areal kios dianggap pedagang belum maksimal sesuai perjanjian yang telah disepakati. “Setelah prasarana lengkap dibangun sesuai kesepakatan itu, kami (pedagang) baru mau pindah,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (19/7).

Dia menjelaskan, permintaan tangga pada posisi tengah sangat penting dibangun agar meminimalisir kecemburuan sosial. “Saya sudah sampaikan isi kesepakatan itu kepada kawan-kawan pedagang. Kalau enggak ada tangga tengah itu, kita khawatir ada kecemburuan sosial. Karena tangga yang terpasang tersedia saat ini terletak di ujung-ujung, jadi konsumen malas belanja dibagian tengah,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Sainan, PT KAI juga sudah mengetahui isi kesepakatan tersebut dengan para pedagang. Apalagi pembangunan kios dan sarana prasarana di areal sisi timur lapangan merdeka, juga menggunakan anggaran dari PT KAI.

“Mereka (KAI) mendata kekurangan yang ada di areal kios. Termasuk urusan listrik, air dan lain sebagainya. Tapi begitupun kami minta dilengkapi dululah sesuai kesepakatan kemarin,” katanya.

Sainan sebelumnya juga mengatakan, Pemko Medan telah mensurvey lokasi di sisi timur Lapangan Merdeka. Oleh karenanya pihak pedagang heran, kenapa mereka terus didesak tetapi kesepakatan belum terealisasi.

“Pada rapat terakhir yang dipimping Pak Qamarul Fattah (Assisten Ekbang) dan Pak Gunawan (Kadis Perkim), kita sudah sepakati hal itu. Dan pemko berjanji akan lengkapi sarana prasarananya, bekerjasama dengan PT KAI,” pungkasnya seraya menambahkan, pihaknya berharap ada tali asih dari PT KAI karena terkena dampak pembangunan jalur layang, seperti yang dialami masyarakat pinggir rel tempo hari.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang penjual menata buku bekas di Jalan Pegadaian Medan, Selasa 19/5). Pemko Medan berencana merelokasi kembali pedagang buku bekas ke lapangan Merdeka seperti semula.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Seorang penjual menata buku bekas di Jalan Pegadaian Medan, Selasa 19/5). Pemko Medan berencana merelokasi kembali pedagang buku bekas ke lapangan Merdeka seperti semula.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pedagang buku di Jalan Pegadaian Medan belum bersedia pindah kembali ke sisi timur Lapangan Merdeka. Pasalnya, sarana di areal kios yang telah dibangun Dinas Perumahan dan Pemukiman tersebut dianggap belum sesuai kesepakatan.

Ketua Persatuan Pedagang Buku Lapangan Merdeka (P2BLM), Sainan, mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi dari Pemko Medan dan PT. Kereta Api Indonesia (KAI), terkait perpindahan kembali ke sisi timur Lapangan Merdeka.

Menurut dia sesuai kesepakatan terakhir Maret 2016, Pemko Medan telah berjanji ke pedagang buku untuk membangun tangga dua lagi di tengah. Kemudian membangun keramik, saluran pembuangan air, talang dan lantai kios yang dianggap rendah. Dengan keterbatasan prasarana tersebut, lanjut Sainan, membuat kondisi di areal kios dianggap pedagang belum maksimal sesuai perjanjian yang telah disepakati. “Setelah prasarana lengkap dibangun sesuai kesepakatan itu, kami (pedagang) baru mau pindah,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (19/7).

Dia menjelaskan, permintaan tangga pada posisi tengah sangat penting dibangun agar meminimalisir kecemburuan sosial. “Saya sudah sampaikan isi kesepakatan itu kepada kawan-kawan pedagang. Kalau enggak ada tangga tengah itu, kita khawatir ada kecemburuan sosial. Karena tangga yang terpasang tersedia saat ini terletak di ujung-ujung, jadi konsumen malas belanja dibagian tengah,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Sainan, PT KAI juga sudah mengetahui isi kesepakatan tersebut dengan para pedagang. Apalagi pembangunan kios dan sarana prasarana di areal sisi timur lapangan merdeka, juga menggunakan anggaran dari PT KAI.

“Mereka (KAI) mendata kekurangan yang ada di areal kios. Termasuk urusan listrik, air dan lain sebagainya. Tapi begitupun kami minta dilengkapi dululah sesuai kesepakatan kemarin,” katanya.

Sainan sebelumnya juga mengatakan, Pemko Medan telah mensurvey lokasi di sisi timur Lapangan Merdeka. Oleh karenanya pihak pedagang heran, kenapa mereka terus didesak tetapi kesepakatan belum terealisasi.

“Pada rapat terakhir yang dipimping Pak Qamarul Fattah (Assisten Ekbang) dan Pak Gunawan (Kadis Perkim), kita sudah sepakati hal itu. Dan pemko berjanji akan lengkapi sarana prasarananya, bekerjasama dengan PT KAI,” pungkasnya seraya menambahkan, pihaknya berharap ada tali asih dari PT KAI karena terkena dampak pembangunan jalur layang, seperti yang dialami masyarakat pinggir rel tempo hari.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/