26.7 C
Medan
Tuesday, June 11, 2024

Underpass Titi Kuning Sudah Dibuka 4 Jalur, Tinggal Tunggu Peresmian Pusat

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELINTAS:Sejumlah pengendara melintas di ruas underpass saat uji coba di Jalan Brigjend Katamso Medan, beberapa waktu lalu.
Jumat (28/12/2018). Underpass yang dibangun untuk mengurangi kemacetan di kawasan itu mulai diujicoba sebelum diresmikan dan dioperasionalkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksana Harian Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II, Bambang Pardede mengungkapkan, operasional Underpass Titi Kuning (Katamso-Delitua) sudah dilakukan belum lama ini sembari menunggu peresmian dari pemerintah pusat.

“Siang dan malam empat lajur sudah kita buka. Harapannya supaya tidak terjadi lagi hambatan arus lalu lintas di seputaran kawasan tersebut. Mengenai peresmian, kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari pusat. Kita tunggulah ya,” ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (20/1).

Pihaknya sudah menyampaikan laporan bahwa pembangunan infrastruktur itu telah beroperasi penuh ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di mana, saat ini tinggal menunggu waktu peresmian atas telah selesainya pembangunan underpass.

“Apakah nanti presiden yang melaunching atau menteri PUPR, kami pun masih menunggu jawaban. Intinya jalur tersebut sudah bisa dilalui dan dinikmati oleh masyarakat Sumut dan Medan khususnya,” katanya.

Seperti diketahui, Kementerian PUPR sejak 25 Desember 2018, sudah melakukan uji coba pembukaan lalu lintas (open traffic) Underpass Katamso-Delitua. Uji coba dilakukan dengan membuka dua lajur satu arah yakni dari arah Asrama Haji ke SM Raja. Dari hasil uji coba, pembukaan underpass berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas di persimpangan Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Brigjen Zein Hamid.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kehadiran infrastruktur jembatan, flyover dan underpass di samping memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota,” katanya beberapa waktu lalu.

Pembangunan underpass dilakukan Kementerian PUPR melalui BBPJN II (Sumatera Utara-Riau), Ditjen Bina Marga dengan kontrak tahun jamak (multiyears) sejak Oktober 2016 dan ditargetkan rampung akhir Desember 2018.

Underpass ini terdiri dari 4 lajur 2 arah dengan panjang 392 meter yang terdiri dari konstruksi terowongan sepanjang 42 meter, jalan pendekat arah timur dan barat masing-masing sepanjang 216 meter dan 134 meter.

Selain pembangunan underpass, juga dikerjakan pelebaran jalan di sekitar underpass sepanjang 3,2 Km yakni pada ruas Jalan Brigjen Katamso – Zein Hamid, Jalan AH.Nasution, Simpang Jl. Karya Jaya – Jl. Adi Sucipto, Simpang Jl. STM Underpass Katamso, dan pelebaran Jembatan Sei Deli.

Pembangunan underpass juga menambah estetika Kota Medan karena pada dindingnya dihias ornamen khas Sumut. Underpass Katamso-Delitua juga telah dilengkapi sistem drainase dan pintu air untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada terowongan, akibat kenaikan elevasi banjir dari Sungai Sei Deli. Biaya pembangunan underpass menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 129,15 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT. Hutama Karya. (prn/ila)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELINTAS:Sejumlah pengendara melintas di ruas underpass saat uji coba di Jalan Brigjend Katamso Medan, beberapa waktu lalu.
Jumat (28/12/2018). Underpass yang dibangun untuk mengurangi kemacetan di kawasan itu mulai diujicoba sebelum diresmikan dan dioperasionalkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksana Harian Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II, Bambang Pardede mengungkapkan, operasional Underpass Titi Kuning (Katamso-Delitua) sudah dilakukan belum lama ini sembari menunggu peresmian dari pemerintah pusat.

“Siang dan malam empat lajur sudah kita buka. Harapannya supaya tidak terjadi lagi hambatan arus lalu lintas di seputaran kawasan tersebut. Mengenai peresmian, kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari pusat. Kita tunggulah ya,” ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (20/1).

Pihaknya sudah menyampaikan laporan bahwa pembangunan infrastruktur itu telah beroperasi penuh ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di mana, saat ini tinggal menunggu waktu peresmian atas telah selesainya pembangunan underpass.

“Apakah nanti presiden yang melaunching atau menteri PUPR, kami pun masih menunggu jawaban. Intinya jalur tersebut sudah bisa dilalui dan dinikmati oleh masyarakat Sumut dan Medan khususnya,” katanya.

Seperti diketahui, Kementerian PUPR sejak 25 Desember 2018, sudah melakukan uji coba pembukaan lalu lintas (open traffic) Underpass Katamso-Delitua. Uji coba dilakukan dengan membuka dua lajur satu arah yakni dari arah Asrama Haji ke SM Raja. Dari hasil uji coba, pembukaan underpass berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas di persimpangan Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Brigjen Zein Hamid.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kehadiran infrastruktur jembatan, flyover dan underpass di samping memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota,” katanya beberapa waktu lalu.

Pembangunan underpass dilakukan Kementerian PUPR melalui BBPJN II (Sumatera Utara-Riau), Ditjen Bina Marga dengan kontrak tahun jamak (multiyears) sejak Oktober 2016 dan ditargetkan rampung akhir Desember 2018.

Underpass ini terdiri dari 4 lajur 2 arah dengan panjang 392 meter yang terdiri dari konstruksi terowongan sepanjang 42 meter, jalan pendekat arah timur dan barat masing-masing sepanjang 216 meter dan 134 meter.

Selain pembangunan underpass, juga dikerjakan pelebaran jalan di sekitar underpass sepanjang 3,2 Km yakni pada ruas Jalan Brigjen Katamso – Zein Hamid, Jalan AH.Nasution, Simpang Jl. Karya Jaya – Jl. Adi Sucipto, Simpang Jl. STM Underpass Katamso, dan pelebaran Jembatan Sei Deli.

Pembangunan underpass juga menambah estetika Kota Medan karena pada dindingnya dihias ornamen khas Sumut. Underpass Katamso-Delitua juga telah dilengkapi sistem drainase dan pintu air untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada terowongan, akibat kenaikan elevasi banjir dari Sungai Sei Deli. Biaya pembangunan underpass menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 129,15 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT. Hutama Karya. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/