26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Sayangkan Buruknya Pengelolaan Medan Zoo, DPRD Sumut Minta Pemko Medan Gandeng Swasta

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting, menyayangkan buruknya pengelolaan Medan Zoo yang hingga saat ini masih dikelola Pemko Medan melalui salah satu BUMD nya, yakni Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan.

Politisi senior PDI Perjuangan itu menilai, buruknya pengelolaan dan penataan Medan Zoo menjadi faktor penyebab rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke sana.

Baskami mengatakan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Utara telah memberikan teguran sebanyak dua kali pada 2022 lalu kepada Medan Zoo.

“Akan tetapi tidak ada perubahan, malah semakin buruk dan banyak satwa langka yang mati disana,” ucap Baskami, Minggu (21/1/2024).

Oleh sebab itu, Baskami meminta agar Kebun Binatang milik Pemko Medan yang terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan itu dapat dikelola secara profesional.

“Harus dikelola secara profesional, oleh orang-orang profesional. Disana (Medan Zoo) harus ada ahli satwa yang tentunya berpengalaman dalam menangani satwa-satwa langka,” ujarnya.

Baskami menuturkan, kejadian yang dialami Medan Zoo ini memiliki kemiripan dengan kejadian yang menimpa Kebun Binatang Ragunan, Jakarta satu dasawarsa silam.

Menurut Baskami, saat itu Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta melakukan pembenahan secara besar-besaran terhadap Kebun Binatang Ragunan.

“Pada saat itu melibatkan swasta untuk perbaikan dan pengelolaan, tetapi Pemprov Jakarta tetap yang mengkoordinir,” katanya.

Untuk itu, Baskami juga meminta Pemko Medan untuk belajar dari Pemprov DKI Jakarta dalam membenahi Kebun Binatang miliknya, yakni dengan melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan Medan Zoo.

“Libatkan pihak swasta, libatkan yang sudah berpengalaman dan terbukti mampu mengurus Kebun Binatang dengan baik. Dengan demikian, mudah-mudahan pengunjung (Medan Zoo) bisa meningkat,” jelasnya.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, sejatinya keberadaan Medan Zoo sangat penting sebagai ikon Kota Medan dan wahana edukasi sekaligus hiburan yang terjangkau bagi masyarakat.

“Di saat masyarakat sibuk dalam menjalani rutinitas yang berhadapan dengan banjir dan macet, Medan Zoo harusnya bisa menjadi destinasi keluarga untuk berlibur di akhir pekan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Medan Zoo dibangun pada tahun 2005 dengan luas 30 hektare. Belakangan, Medan Zoo menjadi sorotan akibat pengelolaannya yang buruk. Tercatat dalam kurun waktu dua bulan (November – Desember 2024), tercatat ada sebanyak tiga ekor harimau yang mati disana, yakni dua ekor Harimau Sumatera dan satu ekor Harimau Benggala.

Kini, tersisa empat ekor Harimau Sumatera di Medan Zoo. Sayangnya saat ini, empat ekor Harimau Sumatera yang tersisa tersebut dalam kondisi sakit.

Tak sampai disitu, PUD Pembangunan Kota Medan selaku pengelola Medan Zoo juga menyebutkan bahwa pihaknya mengalami kondisi kesulitan keuangan. Selain tak mampu memberikan pakan satwa, mereka juga bahkan tidak mampu menggaji para karyawannya.
(map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting, menyayangkan buruknya pengelolaan Medan Zoo yang hingga saat ini masih dikelola Pemko Medan melalui salah satu BUMD nya, yakni Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan.

Politisi senior PDI Perjuangan itu menilai, buruknya pengelolaan dan penataan Medan Zoo menjadi faktor penyebab rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke sana.

Baskami mengatakan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Utara telah memberikan teguran sebanyak dua kali pada 2022 lalu kepada Medan Zoo.

“Akan tetapi tidak ada perubahan, malah semakin buruk dan banyak satwa langka yang mati disana,” ucap Baskami, Minggu (21/1/2024).

Oleh sebab itu, Baskami meminta agar Kebun Binatang milik Pemko Medan yang terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan itu dapat dikelola secara profesional.

“Harus dikelola secara profesional, oleh orang-orang profesional. Disana (Medan Zoo) harus ada ahli satwa yang tentunya berpengalaman dalam menangani satwa-satwa langka,” ujarnya.

Baskami menuturkan, kejadian yang dialami Medan Zoo ini memiliki kemiripan dengan kejadian yang menimpa Kebun Binatang Ragunan, Jakarta satu dasawarsa silam.

Menurut Baskami, saat itu Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta melakukan pembenahan secara besar-besaran terhadap Kebun Binatang Ragunan.

“Pada saat itu melibatkan swasta untuk perbaikan dan pengelolaan, tetapi Pemprov Jakarta tetap yang mengkoordinir,” katanya.

Untuk itu, Baskami juga meminta Pemko Medan untuk belajar dari Pemprov DKI Jakarta dalam membenahi Kebun Binatang miliknya, yakni dengan melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan Medan Zoo.

“Libatkan pihak swasta, libatkan yang sudah berpengalaman dan terbukti mampu mengurus Kebun Binatang dengan baik. Dengan demikian, mudah-mudahan pengunjung (Medan Zoo) bisa meningkat,” jelasnya.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, sejatinya keberadaan Medan Zoo sangat penting sebagai ikon Kota Medan dan wahana edukasi sekaligus hiburan yang terjangkau bagi masyarakat.

“Di saat masyarakat sibuk dalam menjalani rutinitas yang berhadapan dengan banjir dan macet, Medan Zoo harusnya bisa menjadi destinasi keluarga untuk berlibur di akhir pekan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Medan Zoo dibangun pada tahun 2005 dengan luas 30 hektare. Belakangan, Medan Zoo menjadi sorotan akibat pengelolaannya yang buruk. Tercatat dalam kurun waktu dua bulan (November – Desember 2024), tercatat ada sebanyak tiga ekor harimau yang mati disana, yakni dua ekor Harimau Sumatera dan satu ekor Harimau Benggala.

Kini, tersisa empat ekor Harimau Sumatera di Medan Zoo. Sayangnya saat ini, empat ekor Harimau Sumatera yang tersisa tersebut dalam kondisi sakit.

Tak sampai disitu, PUD Pembangunan Kota Medan selaku pengelola Medan Zoo juga menyebutkan bahwa pihaknya mengalami kondisi kesulitan keuangan. Selain tak mampu memberikan pakan satwa, mereka juga bahkan tidak mampu menggaji para karyawannya.
(map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/