26 C
Medan
Monday, October 7, 2024

Jemaat HKBP Medan Demo ke Poldasu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berlokasi di Jalan Pabrik Tenun Medan mendatangi Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut), Jalan Sisingamangaraja Medan, Senin (20/2).

Kedatangan mereka bertujuan melaporkan pendeta gereja berinisial RS ke Polda Sumut untuk segera diproses Selain itu, jemaat juga merasa laporan yang sudah dilayangkan mengendap selama delapan bulan, yakni terhitung sejak sejak Mei 2022 lalu. Bahkan, mereka sempat diberitahu laporan mereka akan dihentikan.

Raya Timbul Manurung mewakili para jemaat mengatakan, laporan itu berkaitan dengan penghinaan dan tudingan pendeta gereja kepada pemuda jemaat yang dinilai tidak mendasar. “Pertama pendeta menghina pemuda, kemudian tuduhan pencurian uang, lalu laporan soal IT,” ujarnya.

Sementara itu, Kuasa hukum jemaat, Dwingai Sinaga mengatakan, aksi yang mereka lakukan tersebut sebagai bentuk simbolis meminta agar Polda Sumut memperoses laporan mereka.

“Mungkin ini simbolis, bahwa inilah menunjukkan ke Kapolda Sumut yang mungkin tidak di tempat. Kami bermohon kepada Kapolda Sumut tetapi itu sangat mengecewakan. Mereka sudah berdoa di rumah dan ini bukti mereka kami hanya bermohon kepada Tuhan,” ujarnya.

Dia menuturkan, laporan mereka bermula ketika pendeta gereja tersebut menyatakan kalau jemaat yang protes beberapa waktu lalu merupakan jemaat bayaran.

Dwingai mendesak Polda Sumut membuktikan dulu laporan kliennya jika memang tak terbukti barulah menghentikannya. Mereka berjanji jika demonstrasi ini tak juga didengar mereka mengancam akan membawa massa yang jauh lebih banyak.

“Ini aksi kedua sebenarnya. Sebenarnya jemaat akan hadir 300-400 orang tetapi karena mengingat permohonan-permohonan bahwa jangan banyak-banyak. Kita kooperatif yang penting aspirasi kami didengar,” katanya.

Dalam aksi tersebut, para jemaat juga turut berdoa sebagai bentuk protes ke Polda Sumut karena dinilai tak mampu memberi keadilan. Kemudian juga membawa tulisan berisi doa diikat ke balon yang akan diterbangkan. (dwi/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berlokasi di Jalan Pabrik Tenun Medan mendatangi Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut), Jalan Sisingamangaraja Medan, Senin (20/2).

Kedatangan mereka bertujuan melaporkan pendeta gereja berinisial RS ke Polda Sumut untuk segera diproses Selain itu, jemaat juga merasa laporan yang sudah dilayangkan mengendap selama delapan bulan, yakni terhitung sejak sejak Mei 2022 lalu. Bahkan, mereka sempat diberitahu laporan mereka akan dihentikan.

Raya Timbul Manurung mewakili para jemaat mengatakan, laporan itu berkaitan dengan penghinaan dan tudingan pendeta gereja kepada pemuda jemaat yang dinilai tidak mendasar. “Pertama pendeta menghina pemuda, kemudian tuduhan pencurian uang, lalu laporan soal IT,” ujarnya.

Sementara itu, Kuasa hukum jemaat, Dwingai Sinaga mengatakan, aksi yang mereka lakukan tersebut sebagai bentuk simbolis meminta agar Polda Sumut memperoses laporan mereka.

“Mungkin ini simbolis, bahwa inilah menunjukkan ke Kapolda Sumut yang mungkin tidak di tempat. Kami bermohon kepada Kapolda Sumut tetapi itu sangat mengecewakan. Mereka sudah berdoa di rumah dan ini bukti mereka kami hanya bermohon kepada Tuhan,” ujarnya.

Dia menuturkan, laporan mereka bermula ketika pendeta gereja tersebut menyatakan kalau jemaat yang protes beberapa waktu lalu merupakan jemaat bayaran.

Dwingai mendesak Polda Sumut membuktikan dulu laporan kliennya jika memang tak terbukti barulah menghentikannya. Mereka berjanji jika demonstrasi ini tak juga didengar mereka mengancam akan membawa massa yang jauh lebih banyak.

“Ini aksi kedua sebenarnya. Sebenarnya jemaat akan hadir 300-400 orang tetapi karena mengingat permohonan-permohonan bahwa jangan banyak-banyak. Kita kooperatif yang penting aspirasi kami didengar,” katanya.

Dalam aksi tersebut, para jemaat juga turut berdoa sebagai bentuk protes ke Polda Sumut karena dinilai tak mampu memberi keadilan. Kemudian juga membawa tulisan berisi doa diikat ke balon yang akan diterbangkan. (dwi/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/