25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Peringatan Harkitnas ke-103

Gatot Ziarahi Makam Raja Inal Siregar

MEDAN- Pusara pertama yang diziarahi Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 103 kemarin (20/5), adalah pusara mantan Gubsu Raja Inal Siregar di Taman Makam Pahlawan Jalan SM Raja Medan. Selanjutnya, Gatot juga menaburkan bunga di pusara-pusara pahlawan yang telah bersemayam di taman makam pahlawan tersebut.

Sebelumnya, usai peringatan Harkitnas tersebut di Lapangan Benteng Medan, Gatot berpesan Harkitnas sebagai momentum untuk introspeksi diri. Untuk mewujudkan itu, bisa dilakukan dari jiwa masing-masing.

“Bangkitlah jiwanya, bangunlah raganya. Ini berarti kebangkitan itu harus dimulai jiwa masing-masing untuk kemudian member sugesti terhadap kebangkitan sector lain untuk memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara,” kata Gatot.

Lebih lanjut Gatot menjelaskan, kebangkitan nasional harus dimaknai dengan komitmen semua elemen masyarakat untuk punya visi yang sama dan mimpi yang sama mewujudkan misi Sumut yang maju, mandiri, sejahtera dalam harmoni keberagaman.

Menurutnya, Sumut yang beragam, harus betul-betul diformat ulang terus menerus agar jangan sampai keberagaman yang indah jadi retak. “Ini harus jadi modal kemandirian dan kesejahteraan Sumut,” lanjutnya.

Instropeksi dalam momen kebangkitan, katanya, juga bisa dimaknai bagaimana semua pihak mampu mengeksplorasi sumber daya alam yang sangat besar. Potensi tersebut, katanya, ada emas di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), ada batubara dengan energi yang cukup tinggi. Ada juga potensi kelautan. Potensi ini, ujarnya, harus disikapi secara bersama, sehingga bisa dikelola untuk membangun dan membangkitkan impian Sumut.

“Karena itu saya tidak ingin momentum peringatan kebangkitan ini hanya sebagai seremonial saja. Tapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari ini. Saya berharap agar diingatkan terus dengan kritik yang membangun, agar saya mampu menggerakkan seluruh elemen dan SKPD untuk mengelola potensi yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, dalam amanat Gatot Pujo Nugroho sebagai inspektur upacara yang membacakan sambutan Ketua Umum Peringatan Harkitnas yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyebutkan, peringatan Harkitnas yang ke 103 ini harus diiringi dengan upaya menyikapi masalah-masalah kebangsaan.

“Lebih dari seratus tahun peringatan kebangkitan nasional yang ditandai dengan lahirnya pergerakan Boedi Utomo adalah waktu yang tidak singkat. Karena itu, telah terjadi pasang surut nilai-nilai kebangsaan yang turut mewarnai sejarah perjuangan bangsa, yang harus disikapi,” kata Tifatul, dalam sambutannya, yang dibacakan Gatot tersebut.

Tifatul mengatakan, dalam sejarahnya perjuangan para pemuda pada masa dulu dihadapkan pada banyak permasalahan yang kompleks, mulai dari penidasan, perbuatan diskriminasi hingga permasalahan perbedaan suku, agama dan ras. Namun, itu bisa dikikis melalui perjuangan dengan semangat mempersatukan bangsa untuk tujuan mulia meraih kemerdekaan dan menyejajahterakan rakyat.

“Perjuangan itu harus diapriasiasi dengan membangkitkan kembali semangat perjuangan itu di masa sekarang. Sehingga tujuan mulia tersebut tetap berkobar dan member kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara,” tambahnya.

Gatot yang didampingi Muspida plus melanjutkan kegiatan untuk tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Jalan SM Raja Medan. Pusara pertama yang diziarahi Gatot adalah pusara mantan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar.(ari)

Gatot Ziarahi Makam Raja Inal Siregar

MEDAN- Pusara pertama yang diziarahi Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 103 kemarin (20/5), adalah pusara mantan Gubsu Raja Inal Siregar di Taman Makam Pahlawan Jalan SM Raja Medan. Selanjutnya, Gatot juga menaburkan bunga di pusara-pusara pahlawan yang telah bersemayam di taman makam pahlawan tersebut.

Sebelumnya, usai peringatan Harkitnas tersebut di Lapangan Benteng Medan, Gatot berpesan Harkitnas sebagai momentum untuk introspeksi diri. Untuk mewujudkan itu, bisa dilakukan dari jiwa masing-masing.

“Bangkitlah jiwanya, bangunlah raganya. Ini berarti kebangkitan itu harus dimulai jiwa masing-masing untuk kemudian member sugesti terhadap kebangkitan sector lain untuk memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara,” kata Gatot.

Lebih lanjut Gatot menjelaskan, kebangkitan nasional harus dimaknai dengan komitmen semua elemen masyarakat untuk punya visi yang sama dan mimpi yang sama mewujudkan misi Sumut yang maju, mandiri, sejahtera dalam harmoni keberagaman.

Menurutnya, Sumut yang beragam, harus betul-betul diformat ulang terus menerus agar jangan sampai keberagaman yang indah jadi retak. “Ini harus jadi modal kemandirian dan kesejahteraan Sumut,” lanjutnya.

Instropeksi dalam momen kebangkitan, katanya, juga bisa dimaknai bagaimana semua pihak mampu mengeksplorasi sumber daya alam yang sangat besar. Potensi tersebut, katanya, ada emas di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), ada batubara dengan energi yang cukup tinggi. Ada juga potensi kelautan. Potensi ini, ujarnya, harus disikapi secara bersama, sehingga bisa dikelola untuk membangun dan membangkitkan impian Sumut.

“Karena itu saya tidak ingin momentum peringatan kebangkitan ini hanya sebagai seremonial saja. Tapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari ini. Saya berharap agar diingatkan terus dengan kritik yang membangun, agar saya mampu menggerakkan seluruh elemen dan SKPD untuk mengelola potensi yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, dalam amanat Gatot Pujo Nugroho sebagai inspektur upacara yang membacakan sambutan Ketua Umum Peringatan Harkitnas yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyebutkan, peringatan Harkitnas yang ke 103 ini harus diiringi dengan upaya menyikapi masalah-masalah kebangsaan.

“Lebih dari seratus tahun peringatan kebangkitan nasional yang ditandai dengan lahirnya pergerakan Boedi Utomo adalah waktu yang tidak singkat. Karena itu, telah terjadi pasang surut nilai-nilai kebangsaan yang turut mewarnai sejarah perjuangan bangsa, yang harus disikapi,” kata Tifatul, dalam sambutannya, yang dibacakan Gatot tersebut.

Tifatul mengatakan, dalam sejarahnya perjuangan para pemuda pada masa dulu dihadapkan pada banyak permasalahan yang kompleks, mulai dari penidasan, perbuatan diskriminasi hingga permasalahan perbedaan suku, agama dan ras. Namun, itu bisa dikikis melalui perjuangan dengan semangat mempersatukan bangsa untuk tujuan mulia meraih kemerdekaan dan menyejajahterakan rakyat.

“Perjuangan itu harus diapriasiasi dengan membangkitkan kembali semangat perjuangan itu di masa sekarang. Sehingga tujuan mulia tersebut tetap berkobar dan member kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara,” tambahnya.

Gatot yang didampingi Muspida plus melanjutkan kegiatan untuk tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Jalan SM Raja Medan. Pusara pertama yang diziarahi Gatot adalah pusara mantan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar.(ari)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/