Untuk mencegah penumpukan penumpang yang ingin menyeberang dari dan ke Pulau Samosir, Kemenhub tetap mengizinkan operasi 2 kapal ferry ukuran 300 GT, yakni KM. Sumut 1 dan KM Sumut 2. Dua duanya dioperasikan oleh BUMD Provinsi Sumatera Utara. Budi berharap hari ini sudah ada beberapa kapal yang lolos audit, bisa beroperasi dan meringankan beban penumpukan penumpang.
Untuk reformasi secara menyeluruh, Budi mengatakan, kelima dermaga di Danau Toba dalam waktu dekat akan dialihkelolakan dari Pemprov Sumut ke Kemenhub. Anggaran Rp7,5 miliar akan dikucurkan di tahun 2018 sampai 2019 untuk perbaikan fasilitas pelabuhan. Selain itu, Kemenhub akan memberikan bantuan 5.000 life jacket.
Armada kapal ferry pun akan diperbanyak. Saat ini sedang dibangun tiga kapal yang dipesan Kemenhub, lalu 1 kapal yang disumbang oleh ASDP dan dua kapal akan disumbangkan lewat CSR masyarakat setempat. Seperti diberitakan, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB. Kapal nahas itu berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Hingga kemarin, belum diketahui persis penyebab tenggelamnya kapal. Menurut saksi, kapal sempat dihantam angin kencang dan ombak hingga menyebabkan oleng dan tenggelam. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di seputar Sumatera Utara, sebelum musibah menimpa KM Sinar Bangun di perairan danau tekto-vulkanik itu.
Ada juga dugaan kapal itu kelebihan muatan. Sebab, dari laporan awal diterima ada 105 orang yang masih hilang. Namun, saat ini sejumlah kerabat korban yang mendatangi posko tim penyelamat terus bertambah. Data jumlah penumpang pun masih simpang siur karena kapal itu tidak mempunyai daftar penumpang dan muatan (manifes). Hal itu menyulitkan petugas dan tim penyelamat dan melakukan pendataan yang akurat.(tau/syn/idr/adi/jpg/kim/prn)
Untuk mencegah penumpukan penumpang yang ingin menyeberang dari dan ke Pulau Samosir, Kemenhub tetap mengizinkan operasi 2 kapal ferry ukuran 300 GT, yakni KM. Sumut 1 dan KM Sumut 2. Dua duanya dioperasikan oleh BUMD Provinsi Sumatera Utara. Budi berharap hari ini sudah ada beberapa kapal yang lolos audit, bisa beroperasi dan meringankan beban penumpukan penumpang.
Untuk reformasi secara menyeluruh, Budi mengatakan, kelima dermaga di Danau Toba dalam waktu dekat akan dialihkelolakan dari Pemprov Sumut ke Kemenhub. Anggaran Rp7,5 miliar akan dikucurkan di tahun 2018 sampai 2019 untuk perbaikan fasilitas pelabuhan. Selain itu, Kemenhub akan memberikan bantuan 5.000 life jacket.
Armada kapal ferry pun akan diperbanyak. Saat ini sedang dibangun tiga kapal yang dipesan Kemenhub, lalu 1 kapal yang disumbang oleh ASDP dan dua kapal akan disumbangkan lewat CSR masyarakat setempat. Seperti diberitakan, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB. Kapal nahas itu berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Hingga kemarin, belum diketahui persis penyebab tenggelamnya kapal. Menurut saksi, kapal sempat dihantam angin kencang dan ombak hingga menyebabkan oleng dan tenggelam. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di seputar Sumatera Utara, sebelum musibah menimpa KM Sinar Bangun di perairan danau tekto-vulkanik itu.
Ada juga dugaan kapal itu kelebihan muatan. Sebab, dari laporan awal diterima ada 105 orang yang masih hilang. Namun, saat ini sejumlah kerabat korban yang mendatangi posko tim penyelamat terus bertambah. Data jumlah penumpang pun masih simpang siur karena kapal itu tidak mempunyai daftar penumpang dan muatan (manifes). Hal itu menyulitkan petugas dan tim penyelamat dan melakukan pendataan yang akurat.(tau/syn/idr/adi/jpg/kim/prn)