33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Massa Pro dan Kontra Pemerintah Saling Lempar

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DIAMANKAN: Petugas mengamankan mahasiswa yang terlibat bentrok saat demo di DPRD Sumut, Kamis (20/9).

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Puluhan mahasiswa dari Aliansi Pergerakan Mahasiswa se-Kota Medan kocar-kacir diserbu polisi saat berunjuk rasa di Gedung DPRD Sumut. Akibatnya, mahasiswa yang tergabung dari beberapa kampus di Kota Medan ini, meminta perlindungan ke Markas Kodim 0201/BS tak jauh dari lokasi unjuk rasa, Kamis (20/9).

Selain meminta perlindungan dari kejaran Polisi, kelompok mahasiswa ini juga meminta kepada personel TNI yang berada di markas tersebut untuk turut menyelamatkan rekan-rekan mereka yang sudah terlebih dulu diamankan petugas Kepolisian. “Tolong pak, selamatkan kawan kami yang ditangkap orang itu. Kereta (sepeda motor, Red) kami juga dirusak polisi juga, tolong kami lah pak,” ucap seorang mahasiswa kepada personel Kodim 0201/BS yang sedang piket.

Kedatangan puluhan mahasiswa ke markas Kodim itu mengundang perhatian personel TNI yang berada di dalam Makodim, dan langsung berhamburan keluar untuk melihat apa yang terjadi. “Tenang-tenang ada apa ini. Silakan sampaikan keluhan kalian,” ucap anggota TNI melalui pengeras suara.

Kemudian, salah satu mahasiswa yang ikut berdemo bernama Yuka, mengaku tidak mengetahui alasan Polisi mengamankan rekan mereka. Ia mengatakan, kejadian tersebut berawal dari lemparan botol air mineral dan batu dari pihak demonstran pendukung Presiden Jokowi.

“Begini bang. Ini yang demo ada dua kubu. Kubu pro dan kontra. Kami dari kubu yang kontra. Sebelumnya, aksi berjalan damai, namun terjadi pelemparan botol air mineral kepada kami. Awalnya kami sempat menahan diri, namun akhirnya kami berinisiatif melindungi diri dengan merespon lemparan mereka. Tapi malah jadi kami yang dikejar-kejar Polisi,” ungkapnya.

Yuka menyayangkan tindakan Polisi yang dinilai berpihak kepada demonstran pro Pemerintahan Presiden Jokowi. Yuka juga merasa heran, sepeda motornya dan mahasiswa demonstran lainnya turut menjadi sasaran tindakan anarkis Polisi.

Menyikapi pengaduan mahasiswa ini, personel Kodim berinisial AH kepada wartawan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolrestabes Medan terkait permintaan-permintaan mahasiswa tersebut. Selain membebaskan mahasiswa yang sebelumnya sudah diamankan polisi, para mahasiswa juga meminta bantuan kepada Dandim agar menyampaikan kepada Kapolrestabes terhadap keselamatan mereka saat keluar dari markas Kodim.

“Komandan sudah meluncur menemui Kapolrestabes kok, berkoordinasi, bantu adik-adik ini, keselamatan mereka saat keluar dari markas Kodim,” tandas TNI berpangkat Sersan Mayor ini.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DIAMANKAN: Petugas mengamankan mahasiswa yang terlibat bentrok saat demo di DPRD Sumut, Kamis (20/9).

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Puluhan mahasiswa dari Aliansi Pergerakan Mahasiswa se-Kota Medan kocar-kacir diserbu polisi saat berunjuk rasa di Gedung DPRD Sumut. Akibatnya, mahasiswa yang tergabung dari beberapa kampus di Kota Medan ini, meminta perlindungan ke Markas Kodim 0201/BS tak jauh dari lokasi unjuk rasa, Kamis (20/9).

Selain meminta perlindungan dari kejaran Polisi, kelompok mahasiswa ini juga meminta kepada personel TNI yang berada di markas tersebut untuk turut menyelamatkan rekan-rekan mereka yang sudah terlebih dulu diamankan petugas Kepolisian. “Tolong pak, selamatkan kawan kami yang ditangkap orang itu. Kereta (sepeda motor, Red) kami juga dirusak polisi juga, tolong kami lah pak,” ucap seorang mahasiswa kepada personel Kodim 0201/BS yang sedang piket.

Kedatangan puluhan mahasiswa ke markas Kodim itu mengundang perhatian personel TNI yang berada di dalam Makodim, dan langsung berhamburan keluar untuk melihat apa yang terjadi. “Tenang-tenang ada apa ini. Silakan sampaikan keluhan kalian,” ucap anggota TNI melalui pengeras suara.

Kemudian, salah satu mahasiswa yang ikut berdemo bernama Yuka, mengaku tidak mengetahui alasan Polisi mengamankan rekan mereka. Ia mengatakan, kejadian tersebut berawal dari lemparan botol air mineral dan batu dari pihak demonstran pendukung Presiden Jokowi.

“Begini bang. Ini yang demo ada dua kubu. Kubu pro dan kontra. Kami dari kubu yang kontra. Sebelumnya, aksi berjalan damai, namun terjadi pelemparan botol air mineral kepada kami. Awalnya kami sempat menahan diri, namun akhirnya kami berinisiatif melindungi diri dengan merespon lemparan mereka. Tapi malah jadi kami yang dikejar-kejar Polisi,” ungkapnya.

Yuka menyayangkan tindakan Polisi yang dinilai berpihak kepada demonstran pro Pemerintahan Presiden Jokowi. Yuka juga merasa heran, sepeda motornya dan mahasiswa demonstran lainnya turut menjadi sasaran tindakan anarkis Polisi.

Menyikapi pengaduan mahasiswa ini, personel Kodim berinisial AH kepada wartawan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolrestabes Medan terkait permintaan-permintaan mahasiswa tersebut. Selain membebaskan mahasiswa yang sebelumnya sudah diamankan polisi, para mahasiswa juga meminta bantuan kepada Dandim agar menyampaikan kepada Kapolrestabes terhadap keselamatan mereka saat keluar dari markas Kodim.

“Komandan sudah meluncur menemui Kapolrestabes kok, berkoordinasi, bantu adik-adik ini, keselamatan mereka saat keluar dari markas Kodim,” tandas TNI berpangkat Sersan Mayor ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/