28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Humbahas Jadi Pilot Project

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
LAUNCHING: Kemenpar Arif Yahya, Gubsu Edy Rahmayadi, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor dan lainnya saat launching pilot project pariwisata di Humbahas, Kamis (20/9).

SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus berupaya mengembangkan pariwisata di Danau Toba. Terbaru, pemerintah menumbuhkan kewirausahaan sektor homestay dan tourist guide di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Ini ditandai dengan peluncuran pilot project sektor pariwisata di Desa Tipang, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut).

MENTERI Pariwisata Arief Yahya mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi proses transformasi ekonomi nasional, dari yang mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) menjadi ekonomi yang mengembangkan sumber daya yang dapat menciptakan value added bernilai tinggi.

“Proses transformasi ini juga didorong oleh terus melemahkan harga komoditas internasional sejak tahun 2012, yang menyebabkan turunnya pertumbuhan ekspor nasional,” sebut Arief Yahya saat launching pilot project tersebut yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubenurnur Sumut. Edy Rahmayadi, dan Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Bupati Tobasa Darwin Siagaian dan tokoh masyarakat, Kamis (20/9).

Salah satu prioritas yang didorong dan mempunyai potensi untuk meningkatkan value added tinggi, lanjut Arif, adalah sektor pariwisata. “Sektor ini tidak hanya akan dapat meningkatkan devisa nasional, juga mempunyai kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” ucap Arief.

ýPengembangan homestay dan tourist guide di Humbahas diharapkan dapat mendorong seluruh lapisan masyarakat menjadi wirausaha. Serta menjadikan perekonomian masyarakat sekitar lebih baik dengan modal yang tidak terlalu besar. “Permintaan wisatawan baik asing maupun domestik terhadap homestay dan tourist guide makin meningkat,” jelas Arief Yahya.

Ada beberapa pertimbangan kenapa Humbahas dipilih sebagai pilot project. Selain berlokasi di Danau Toba yang merupakan salah satu dari 10 Destinasi Wisata Prioritas Nasional, Humbahas juga mempunyai potensi pariwisata yang besar.

Antara lain Danau Toba yang dijuluki Monaco of Asia, Geopark Kaldera Toba yang saat ini dalam proses mendapatkan penghargaan dari UNESCO dalam Bidang Geologi, Biologi, dan Kebudayaan. Kemudian Sipinsur merupakan puncak vegetasi tanaman pinus, ýAir Terjun Janji yang merupakan tempat para Raja-Raja Batak terdahulu berikrar atau berjanji dalam kesetiaan di masa perang, dan objek wisata budaya lainnya.

“Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintahan Presiden Jokowi yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur pada tiga tahun terakhir, pada 2018-2019 memfokuskan pada pengembangan Sumber Daya Manusia,”ý ungkapnya.

Keunikan dari pilot project ini, kata Arif, adalah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. “Terintegrasi artinya pengembangan kewirausahaan homestay dan tourist guide tidak hanya melatih SDM untuk dapat menjadi wirausaha,” ungkap Arief.

Pemerintah dari kementerian terkait akan juga menyiapkan sarana pendukung, seperti pembangunan homestay, listrik air bersih, instalasi listrik dan menumbuhkembangkan budaya lokal, seperti sejarah budaya, seni musik dan tari, kuliner lokal. “Terkoordinasi artinya, bukan hanya melibatkan Kementerian Pariwisata, namun juga kementerian terkait lainnya, agar pembangunan pariwisata dapat terintegrasi dan tidak parsial,” tandas Arief.

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
LAUNCHING: Kemenpar Arif Yahya, Gubsu Edy Rahmayadi, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor dan lainnya saat launching pilot project pariwisata di Humbahas, Kamis (20/9).

SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus berupaya mengembangkan pariwisata di Danau Toba. Terbaru, pemerintah menumbuhkan kewirausahaan sektor homestay dan tourist guide di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Ini ditandai dengan peluncuran pilot project sektor pariwisata di Desa Tipang, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut).

MENTERI Pariwisata Arief Yahya mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi proses transformasi ekonomi nasional, dari yang mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) menjadi ekonomi yang mengembangkan sumber daya yang dapat menciptakan value added bernilai tinggi.

“Proses transformasi ini juga didorong oleh terus melemahkan harga komoditas internasional sejak tahun 2012, yang menyebabkan turunnya pertumbuhan ekspor nasional,” sebut Arief Yahya saat launching pilot project tersebut yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubenurnur Sumut. Edy Rahmayadi, dan Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Bupati Tobasa Darwin Siagaian dan tokoh masyarakat, Kamis (20/9).

Salah satu prioritas yang didorong dan mempunyai potensi untuk meningkatkan value added tinggi, lanjut Arif, adalah sektor pariwisata. “Sektor ini tidak hanya akan dapat meningkatkan devisa nasional, juga mempunyai kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” ucap Arief.

ýPengembangan homestay dan tourist guide di Humbahas diharapkan dapat mendorong seluruh lapisan masyarakat menjadi wirausaha. Serta menjadikan perekonomian masyarakat sekitar lebih baik dengan modal yang tidak terlalu besar. “Permintaan wisatawan baik asing maupun domestik terhadap homestay dan tourist guide makin meningkat,” jelas Arief Yahya.

Ada beberapa pertimbangan kenapa Humbahas dipilih sebagai pilot project. Selain berlokasi di Danau Toba yang merupakan salah satu dari 10 Destinasi Wisata Prioritas Nasional, Humbahas juga mempunyai potensi pariwisata yang besar.

Antara lain Danau Toba yang dijuluki Monaco of Asia, Geopark Kaldera Toba yang saat ini dalam proses mendapatkan penghargaan dari UNESCO dalam Bidang Geologi, Biologi, dan Kebudayaan. Kemudian Sipinsur merupakan puncak vegetasi tanaman pinus, ýAir Terjun Janji yang merupakan tempat para Raja-Raja Batak terdahulu berikrar atau berjanji dalam kesetiaan di masa perang, dan objek wisata budaya lainnya.

“Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintahan Presiden Jokowi yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur pada tiga tahun terakhir, pada 2018-2019 memfokuskan pada pengembangan Sumber Daya Manusia,”ý ungkapnya.

Keunikan dari pilot project ini, kata Arif, adalah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. “Terintegrasi artinya pengembangan kewirausahaan homestay dan tourist guide tidak hanya melatih SDM untuk dapat menjadi wirausaha,” ungkap Arief.

Pemerintah dari kementerian terkait akan juga menyiapkan sarana pendukung, seperti pembangunan homestay, listrik air bersih, instalasi listrik dan menumbuhkembangkan budaya lokal, seperti sejarah budaya, seni musik dan tari, kuliner lokal. “Terkoordinasi artinya, bukan hanya melibatkan Kementerian Pariwisata, namun juga kementerian terkait lainnya, agar pembangunan pariwisata dapat terintegrasi dan tidak parsial,” tandas Arief.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/