25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Gus-Soekirman Siapkan Diri Jadi Pelayan Masyarakat Sumut

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018, Gus Irawan – Soekirman menegaskan visi misi ‘Sumut Sejahtera’ adalah cara mereka mengembalikan posisi pemimpin sebagai pelayan masyarakat, bukan raja baru yang harus diberi hormat.

Gus memaparkan visi misi mengusung ‘Sumut Sejahtera’ juga harus mengembalikan pemimpin itu pada tempatnya sehingga pemimpin itu benar-benar pelayan yang tidak membangun jarak dan sekat dengan rakyat.

“Kami adalah pelayan, bukan raja-raja baru yang setiap orang harus hormat. Dan kami berharap, Pendawa sebagai garda terdepan untuk memenangkan Gus-Man di Pilgubsu 2013,” ujarnya saat menghadiri pelantikan Pendawa di Tanjung Sari, Medan, Minggu (18/11).

Dia menyampaikan terimakasih atas dukungan Pendawa Sumut terhadap niat keduanya maju sebagai gubernur dan wakil gubernur. Gus juga  menuturkan perihal  alasan dirinya menggandeng Soekirman dari warga Jawa untuk menjadi pasangannya. Dengan gaya khasnya, Gus Irawan bercerita awal mula dirinya menetapkan Soekirman mendampinginya karena ingin menggaet perawan desa.

“Saya pilih perawan desa ini (Soekirman) karena beliau orang proletar, dia selalu dekat dengan masyarakat, petani, dan nelayan. Dari awal fokus saya adalah rakyat kecil. Kami memperjuangkan masyarakat yang dimarginalkan atau dipinggirkan. Saya merasa Soekirman yang paling pas mendampingi saya. Mas Kirman juga berpengalaman sebagai wakil,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Soekirman mengingatkan, dalam masyarakat Jawa ada enam syarat untuk memilih pemimpin. Pertama, pemimpin harus bisa ‘ngayomi’ seluruh masyarakat di Sumut, tidak memandang etnis, suku, agama dan latar belakang. Syarat kedua adalah ‘ngopeni’, yakni mampu membuka diri dan terbuka dengan semua orang. Tipe yang ketiga adalah ‘ngewangi’ yakni pemimpin yang membantu secara ikhlas dan tanpa pandang bulu. Keempat adalah ‘ngancani’ yaitu pemimpin yang bisa menjadi kawan rakyat baik di kala susah dan senang. Syarat pemimpin berikutnya adalah ‘ngajeni’ yakni model pemimpin yang bisa menghormati dan memanusiakan manusia. Dan, syarat terakhir adalah pemimpin yang ‘ngangeni’ yaitu pemimpin yang dianggap sukses karena dirindukan oleh rakyatnya.

“Bisa bayangkan kalau rakyat yang merindukan pemimpinnya justru selalu kehilangan pemimpinnya. Nah, inilah yang perlu kami ciptakan,’’ kata Soekirman. Dia mengatakan tipikal lain dari seorang pemimpin adalah punya sifat ‘ngimpini’. Disebutkan, tipikal pemimpin ini yang paling paripurna. ‘’Rakyat sampai bermimpi dengan sosok pemimpin model ini bila tak melihatnya setiap hari,” katanya disambut tepuk tangan ratusan warga.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pendawa Sumut Ruslan mengaku bangga bisa memperjuangkan pasangan Gus -Soekirman menjadi pemimpin Sumut periode 2013-2018.

Menurut Ruslan, kewajiban bagi seluruh keluarga besar Pendawa Sumut untuk memenangkan pasangan tersebut di Pilgubsu 2013. Karena Gus Irawan dan Soekirman berasal dari keluarga Besar Pendawa. Selain Gus yang yang juga keluarga besar Pendawa, Ruslan menambahkan, Soekirman merupakan tokoh dan saksi hidup perjalanan Pendawa di Sumut.

“Soekirman adalah saksi hidup pembentukan Pendawa 9 September 1999 lalu di Medan Area Selatan. Saat ini Soekirman adalah Dewan Penasehat Pendawa Sumut,” ujarnya. (rel/mea)

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara periode 2013-2018, Gus Irawan – Soekirman menegaskan visi misi ‘Sumut Sejahtera’ adalah cara mereka mengembalikan posisi pemimpin sebagai pelayan masyarakat, bukan raja baru yang harus diberi hormat.

Gus memaparkan visi misi mengusung ‘Sumut Sejahtera’ juga harus mengembalikan pemimpin itu pada tempatnya sehingga pemimpin itu benar-benar pelayan yang tidak membangun jarak dan sekat dengan rakyat.

“Kami adalah pelayan, bukan raja-raja baru yang setiap orang harus hormat. Dan kami berharap, Pendawa sebagai garda terdepan untuk memenangkan Gus-Man di Pilgubsu 2013,” ujarnya saat menghadiri pelantikan Pendawa di Tanjung Sari, Medan, Minggu (18/11).

Dia menyampaikan terimakasih atas dukungan Pendawa Sumut terhadap niat keduanya maju sebagai gubernur dan wakil gubernur. Gus juga  menuturkan perihal  alasan dirinya menggandeng Soekirman dari warga Jawa untuk menjadi pasangannya. Dengan gaya khasnya, Gus Irawan bercerita awal mula dirinya menetapkan Soekirman mendampinginya karena ingin menggaet perawan desa.

“Saya pilih perawan desa ini (Soekirman) karena beliau orang proletar, dia selalu dekat dengan masyarakat, petani, dan nelayan. Dari awal fokus saya adalah rakyat kecil. Kami memperjuangkan masyarakat yang dimarginalkan atau dipinggirkan. Saya merasa Soekirman yang paling pas mendampingi saya. Mas Kirman juga berpengalaman sebagai wakil,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Soekirman mengingatkan, dalam masyarakat Jawa ada enam syarat untuk memilih pemimpin. Pertama, pemimpin harus bisa ‘ngayomi’ seluruh masyarakat di Sumut, tidak memandang etnis, suku, agama dan latar belakang. Syarat kedua adalah ‘ngopeni’, yakni mampu membuka diri dan terbuka dengan semua orang. Tipe yang ketiga adalah ‘ngewangi’ yakni pemimpin yang membantu secara ikhlas dan tanpa pandang bulu. Keempat adalah ‘ngancani’ yaitu pemimpin yang bisa menjadi kawan rakyat baik di kala susah dan senang. Syarat pemimpin berikutnya adalah ‘ngajeni’ yakni model pemimpin yang bisa menghormati dan memanusiakan manusia. Dan, syarat terakhir adalah pemimpin yang ‘ngangeni’ yaitu pemimpin yang dianggap sukses karena dirindukan oleh rakyatnya.

“Bisa bayangkan kalau rakyat yang merindukan pemimpinnya justru selalu kehilangan pemimpinnya. Nah, inilah yang perlu kami ciptakan,’’ kata Soekirman. Dia mengatakan tipikal lain dari seorang pemimpin adalah punya sifat ‘ngimpini’. Disebutkan, tipikal pemimpin ini yang paling paripurna. ‘’Rakyat sampai bermimpi dengan sosok pemimpin model ini bila tak melihatnya setiap hari,” katanya disambut tepuk tangan ratusan warga.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pendawa Sumut Ruslan mengaku bangga bisa memperjuangkan pasangan Gus -Soekirman menjadi pemimpin Sumut periode 2013-2018.

Menurut Ruslan, kewajiban bagi seluruh keluarga besar Pendawa Sumut untuk memenangkan pasangan tersebut di Pilgubsu 2013. Karena Gus Irawan dan Soekirman berasal dari keluarga Besar Pendawa. Selain Gus yang yang juga keluarga besar Pendawa, Ruslan menambahkan, Soekirman merupakan tokoh dan saksi hidup perjalanan Pendawa di Sumut.

“Soekirman adalah saksi hidup pembentukan Pendawa 9 September 1999 lalu di Medan Area Selatan. Saat ini Soekirman adalah Dewan Penasehat Pendawa Sumut,” ujarnya. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/