30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Nangis Terus, Balita Tewas Dibekap Ayah Kandung

Foto: Wal/PM
Jenazah David, balita berusia 2 tahun 5 bulan yang tewas dibekap ayah kandungnya di dalam ayunan, di rumah susun lantai 5, kawasan Kayu Putih, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Senin (20/11), dikafani oleh sanak saudaranya.

LABUHAN, SUMUTPOS.CO Biadap! Hanya karena terus menangis, pria ini membekap mulut anaknya berusia 2 tahun 5 bulan, hingga tewas di dalam ayunan. Mirisnya lagi, setelah dibunuh, jenazah balita itu dibiarkan saja terbujur terayun hingga beberapa jam lamanya.

Perbuatan ayah yang lebih kejam dari binatang itu, terjadi di rumah susun lantai 5, kawasan Kayu Putih, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Senin (20/11), sekira pukul 11.00 WIB.

Yudi 38 tahun. Sementara anaknya yang dibunuh itu, David. Nyawa David berakhir di kedua telapak tangan ayah kandung nya itu. Ya, Yudi membekap mulut bungsu dari empat bersaudara itu menggunakan kedua tangannya. Entah setan apa yang hinggap ke dalam fikiran Yudi, hingga tak bergeming sedikit pun melihat David meronta hingga mati perlahan di tangannya.

Saat ditemui di kompleks rumah susun, yang merupakan tempat David dihabisi ayahnya, Ela salahseorang tetangga korban bercerita. Ela mengatakan, siang itu sekira pukul 11.00 WIB, David terus menangis di dalam ayunan.

Memang, kata Ela, selama satu tahun belakangan ini David diketahui mengidap penyakit giji buruk. Sehingga saat kejadian, David menangis terus. Sementara Yudi coba untuk menenangkan bungsunya dari empat bersaudara itu, sambil mengayun nya.

Diketahui, saat itu hanya Yudi dan David di rumah. Sementara isterinya, Heni (35) sedang bekerja sebagai guru. Dan ketiga anaknya yang lain, bersekolah.

Kesal melihat David terus menangis, membuat Yudi panik dan hilang akal sehat. Tanpa fikir panjang, Yudi menutup wajah dan mulut David hingga beberapa saat lamanya. Walau David meronta tapi Yudi tetap membekap anaknya itu hingga akhirnya mati kehabisan nafas.

Setelah David meninggal dunia, Yudi membiarkannya di dalam ayunan. Dari siang hingga sore, jenazah David terbujur di dalam ayunan tersebut.

Sore hari, Heni pulang dari tempat mengajar. Saat itu Heni melihat David di dalam ayunan tidak bergerak. Saat kain ayunan disibak, Heni menjerit melihat anaknya itu telah tak bernyawa.

Foto: Wal/PM
Jenazah David, balita berusia 2 tahun 5 bulan yang tewas dibekap ayah kandungnya di dalam ayunan, di rumah susun lantai 5, kawasan Kayu Putih, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Senin (20/11), dikafani oleh sanak saudaranya.

LABUHAN, SUMUTPOS.CO Biadap! Hanya karena terus menangis, pria ini membekap mulut anaknya berusia 2 tahun 5 bulan, hingga tewas di dalam ayunan. Mirisnya lagi, setelah dibunuh, jenazah balita itu dibiarkan saja terbujur terayun hingga beberapa jam lamanya.

Perbuatan ayah yang lebih kejam dari binatang itu, terjadi di rumah susun lantai 5, kawasan Kayu Putih, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Senin (20/11), sekira pukul 11.00 WIB.

Yudi 38 tahun. Sementara anaknya yang dibunuh itu, David. Nyawa David berakhir di kedua telapak tangan ayah kandung nya itu. Ya, Yudi membekap mulut bungsu dari empat bersaudara itu menggunakan kedua tangannya. Entah setan apa yang hinggap ke dalam fikiran Yudi, hingga tak bergeming sedikit pun melihat David meronta hingga mati perlahan di tangannya.

Saat ditemui di kompleks rumah susun, yang merupakan tempat David dihabisi ayahnya, Ela salahseorang tetangga korban bercerita. Ela mengatakan, siang itu sekira pukul 11.00 WIB, David terus menangis di dalam ayunan.

Memang, kata Ela, selama satu tahun belakangan ini David diketahui mengidap penyakit giji buruk. Sehingga saat kejadian, David menangis terus. Sementara Yudi coba untuk menenangkan bungsunya dari empat bersaudara itu, sambil mengayun nya.

Diketahui, saat itu hanya Yudi dan David di rumah. Sementara isterinya, Heni (35) sedang bekerja sebagai guru. Dan ketiga anaknya yang lain, bersekolah.

Kesal melihat David terus menangis, membuat Yudi panik dan hilang akal sehat. Tanpa fikir panjang, Yudi menutup wajah dan mulut David hingga beberapa saat lamanya. Walau David meronta tapi Yudi tetap membekap anaknya itu hingga akhirnya mati kehabisan nafas.

Setelah David meninggal dunia, Yudi membiarkannya di dalam ayunan. Dari siang hingga sore, jenazah David terbujur di dalam ayunan tersebut.

Sore hari, Heni pulang dari tempat mengajar. Saat itu Heni melihat David di dalam ayunan tidak bergerak. Saat kain ayunan disibak, Heni menjerit melihat anaknya itu telah tak bernyawa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/