31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

RS Bidadari: Di Sini Hanya Sehari, Tanya ke Bina Kasih

Foto: Bambang/PM Dea Afnita (10), bocah yang lumpuh diduga karena paramedis salah diagnosa penyakitnya dan salah kasih obat.
Foto: Bambang/PM
Dea Afnita (10), bocah yang lumpuh diduga karena paramedis salah diagnosa penyakitnya dan salah kasih obat.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kepala RS Bidadari Binjai, dr Firman, membantah pihaknya salah melakukan diagnosa dan pemberian obat pada pasien bernama Dea Afnita (10). Pasalnya, Dea hanya dirawat satu hari saja.

“Kayak mana bisa dibilang salah diagnosa. Dea saja cuman kami rawat satu hari saja di rumah sakit kami,” terangnya.

Diakuinya, dr Vivia ada menegur cara memasukkan infus kepada perawat. Namun bukan kesalahan memasukkan obat. “Kondisi anak ini, masuk dengan berat 20 kg seusianya. Jadi di sini, dokter menyarankan menggunakan infus yang sesuai. Tapi bukan salah memasukkan obat seperti apa yang dilontarkan orangtuanya,” terang Firman, sembari menunjukkan rekam medik Dea.

Dirinya juga mengakui, sudah melakukan klarifikasi ke DPRD Binjai dan Dinas Kesehatan Binjai dan IDI. Namun setelah melakukan pertemuan sekitar tanggal 16 bulan 3 kemarin. Semua sudah dijelaskan dan pihak manajemen tidak ada dipermasalahkan dalam masalah ini dan tidak disalahkan. Kemungkinan saja kesalahan bukan pada pihak RS Bidadari.

“Permasalahan ini sudah lama dan saya sudah memberi klarifikasi. Seharusnya orangtua tersebut meminta pertanggung jawaban ke RS Bina Kasih, karena lama dirawat di sana anaknya, bukan ke kami (RS Bidadari-red),” terangnya.

Ketika kembali disinggung keterangan dr Vivi yang sempat mengatakan, adanya kesalahan infus untuk Dea, Firman menjelaskan, permasalahan tersebut karena infus ditangan Dea macet dan tidak berjalan. “Kalau yang itu  dipindahkan karena infusnya tidak berjalan. Yang diganti itu letak infusnya saja, bukan infusnya yang diganti dan itu biasa karena pasien yang dirawat itu kan anak-anak,” jelasnya.

Terpisah, pihak RS Bina Kasih, Supiati selaku bagian informasi, enggan memberikan keterangan. Ia mengatakan bahwa Robert selaku penanggung jawab rumah sakit sedang berada di luar.

“Maaf bang, saya gak berhak memberikan komentar dan keterangan apa pun. Kalau bang Robertnya sedang keluar pak. Nanti hubungi aja nomor rumah sakit ini,” ucap Supiati sembari memberikan nomor rumah sakit.

Nomor yang diberikan tersebut tak dapat dihubungi. Dan ketika wartawan kembali lagi ke RS Bina Kasih, Robert pun tak juga berada di tempat. “Masih di luar pak. Sabar ya pak,” ujar pegawai informasi kepada wartawan.

Foto: Bambang/PM Dea Afnita (10), bocah yang lumpuh diduga karena paramedis salah diagnosa penyakitnya dan salah kasih obat.
Foto: Bambang/PM
Dea Afnita (10), bocah yang lumpuh diduga karena paramedis salah diagnosa penyakitnya dan salah kasih obat.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kepala RS Bidadari Binjai, dr Firman, membantah pihaknya salah melakukan diagnosa dan pemberian obat pada pasien bernama Dea Afnita (10). Pasalnya, Dea hanya dirawat satu hari saja.

“Kayak mana bisa dibilang salah diagnosa. Dea saja cuman kami rawat satu hari saja di rumah sakit kami,” terangnya.

Diakuinya, dr Vivia ada menegur cara memasukkan infus kepada perawat. Namun bukan kesalahan memasukkan obat. “Kondisi anak ini, masuk dengan berat 20 kg seusianya. Jadi di sini, dokter menyarankan menggunakan infus yang sesuai. Tapi bukan salah memasukkan obat seperti apa yang dilontarkan orangtuanya,” terang Firman, sembari menunjukkan rekam medik Dea.

Dirinya juga mengakui, sudah melakukan klarifikasi ke DPRD Binjai dan Dinas Kesehatan Binjai dan IDI. Namun setelah melakukan pertemuan sekitar tanggal 16 bulan 3 kemarin. Semua sudah dijelaskan dan pihak manajemen tidak ada dipermasalahkan dalam masalah ini dan tidak disalahkan. Kemungkinan saja kesalahan bukan pada pihak RS Bidadari.

“Permasalahan ini sudah lama dan saya sudah memberi klarifikasi. Seharusnya orangtua tersebut meminta pertanggung jawaban ke RS Bina Kasih, karena lama dirawat di sana anaknya, bukan ke kami (RS Bidadari-red),” terangnya.

Ketika kembali disinggung keterangan dr Vivi yang sempat mengatakan, adanya kesalahan infus untuk Dea, Firman menjelaskan, permasalahan tersebut karena infus ditangan Dea macet dan tidak berjalan. “Kalau yang itu  dipindahkan karena infusnya tidak berjalan. Yang diganti itu letak infusnya saja, bukan infusnya yang diganti dan itu biasa karena pasien yang dirawat itu kan anak-anak,” jelasnya.

Terpisah, pihak RS Bina Kasih, Supiati selaku bagian informasi, enggan memberikan keterangan. Ia mengatakan bahwa Robert selaku penanggung jawab rumah sakit sedang berada di luar.

“Maaf bang, saya gak berhak memberikan komentar dan keterangan apa pun. Kalau bang Robertnya sedang keluar pak. Nanti hubungi aja nomor rumah sakit ini,” ucap Supiati sembari memberikan nomor rumah sakit.

Nomor yang diberikan tersebut tak dapat dihubungi. Dan ketika wartawan kembali lagi ke RS Bina Kasih, Robert pun tak juga berada di tempat. “Masih di luar pak. Sabar ya pak,” ujar pegawai informasi kepada wartawan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/