25 C
Medan
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Pria 70 Tahun Ditikam Tukang Cat

Gara-gara Bayar Upah tak Sesuai

MEDAN- Petrus  alias Alek ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, di Jalan Dahlia No 45, Komplek Cemara Asri, Selasa (21/2) siang.
Di sekujur tubuh pria berusia 70 tahun itu ditemukan 11 bekas luka tikaman senjata tajam.

Keterangan yang dihimpun Sumut Pos di lokasi menyebutkan, saat kejadian Petrus sedang asyik membaca koran di ruang tamu. Tiba-tiba pelaku datang mengendarai sepeda motor dan masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah pelaku sempat bertengkar dengan Petrus.

Pelaku emosi dan langsung menikam Petrus dengan obeng. Petrus sempat berteriak dan didengar oleh penghuni rumah yang lainnya. Pelaku yang mengetahui ada penghuni yang lain di dalam rumah langsung melarikan diri. Sedangkan korban terkapar tak berdaya dengan kondisi bersimbah darah.
Seorang tetangga korban mengatakan, pelaku pernah bekerja di rumah korban untuk merenovasi dan mengecat rumah korban. Namun, upah yang diberikan korban tak sesuai sehingga pelaku tak terima.

Belakangan pelaku terus melakukan penangihan kepada korban hingga terjadi penikaman. “Kejadian ini gara-gara upah mencat saat Imlek kemarin tidak sesuai, sehingga pelaku keberatan,”ucap tetangga korban saat dijumpai Sumut Pos di lokasi.

Menurutnya, dia sempat mendengar jeritan korban dari dalam rumah berlantai II itu. Warga langsung berdatangan ke lokasi untuk melihat kejadian tersebut. “Aku lihat Bapak Alek sudah berlumaran darah di ruang tamu dan kami pun langsung membawa ke rumah sakit,” ucap pria keturunan Tianghoa itu.

Korban sempat mendapat perawatan di ruang IGD RS Haji Medan. Namun, karena luka yang dialaminya cukup parah, korban dipindahkan ke ruang ICU dan akhirnya tewas.

Di ruang ICU, terlihat putri korban, Ayin, warga Jalan Asia Mega Mas menemani korban. Putri bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Pasalnya saat itu, Ayin tidak berada di rumah korban. Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut, wanita berambut pirang ini menolak.

“Saya juga nggak tahu kejadiannya. Lukanya sangat parah akibat tikaman. Padahal, rencananya mau kita rujuk lagi ke RS Methodist Medan biar dekat dengan rumah dan keluarga bisa menjenguknya. Sudah jangan tanyakan dengan saya lagi, saya nggak tahu,” ucap Ayin.

Sementara pembatu rumah tangga korban, Enja (20) mengatakan, saat itu kondisi rumah dalam keadaan sunyi dan dirinya berada di lantai dua rumah korban. Tiba-tiba korban menjerit dan dirinya langsung turun ke lantai dasar.

“Saat itu saya lagi nyuci di lantai dua. Kebetulan yang dirumah cuma saya, bapak dan ibu dan anak-anaknya yang lain lagi di luar. Setahu saya, saat itu bapak lagi tidur di ruang teve. Kondisi pagar sudah dikunci, tapi, pintu rumah nggak karena sibuk mau keluar. Karena mendengar bapak berteriak minta tolong, lalu saya turun ke bawah,” ujar wanita asal Kupang yang sudah 5 bulan bekerja dirumah tersebut.
Selanjutnya, Enja melihat pelaku kabur dan meninggalkan korban tergeletak.

“Lalu, ibu menelepon keluarganya dan bapak langsung dibawa ke RS Haji Medan. Yang saya tahu, pelaku itu pernah mencat rumah. Saya lihat dia kabur dan memanjat pagar. Saya nggak tau apa penyebabnya, kalau bapak udah lama nggak kerja. Barang-barang dirumah nggak ada yang hilang,” ucapnya.
Untuk kepentingan penyelidikan di kepolisian, jenazah korban diboyong ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk otopsi. Personel Polsek Percut Seituan yang mendapatkan informasi kejadian tersebut langsung menurjunkan personel ke lokasi untuk dilakukan identifikasi, terlihat sejumlah personel Polisi Patroli dari Satuan Sabhara Polresta Medan juga terjun ke lokasi lengkap dengan senjatanya. Kemudian petugas melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah warga yang mengetahui perisitiwa tersebut.

Kapolsekta Percut Seituan Kompol Marigan Simanjuntak melalui Kanit Reskrim Polsek Perscut Seituan AKP Faidir Chan menjelaskan bahwa terjadi penganiyaan terhadap korban dikarenakan upah mengecat rumah korban tidak sesuai harganya sehingga terjadi adu mulut hingga korban ditikam oleh pelaku.

“Gara-gara upah ngecat itu yang tidak cocok, makanya pelaku nekat menikam korban,”ucapnya.
Pihak Polsek Percut Seituan kini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri setelah melakukan penikamnan terhadap korban.
“Sekarang pelaku sedang kita kejar, personel sudah mneyebar untuk melakukan penangkapan,” sebutnya. (gus/mag-11)

Gara-gara Bayar Upah tak Sesuai

MEDAN- Petrus  alias Alek ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, di Jalan Dahlia No 45, Komplek Cemara Asri, Selasa (21/2) siang.
Di sekujur tubuh pria berusia 70 tahun itu ditemukan 11 bekas luka tikaman senjata tajam.

Keterangan yang dihimpun Sumut Pos di lokasi menyebutkan, saat kejadian Petrus sedang asyik membaca koran di ruang tamu. Tiba-tiba pelaku datang mengendarai sepeda motor dan masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah pelaku sempat bertengkar dengan Petrus.

Pelaku emosi dan langsung menikam Petrus dengan obeng. Petrus sempat berteriak dan didengar oleh penghuni rumah yang lainnya. Pelaku yang mengetahui ada penghuni yang lain di dalam rumah langsung melarikan diri. Sedangkan korban terkapar tak berdaya dengan kondisi bersimbah darah.
Seorang tetangga korban mengatakan, pelaku pernah bekerja di rumah korban untuk merenovasi dan mengecat rumah korban. Namun, upah yang diberikan korban tak sesuai sehingga pelaku tak terima.

Belakangan pelaku terus melakukan penangihan kepada korban hingga terjadi penikaman. “Kejadian ini gara-gara upah mencat saat Imlek kemarin tidak sesuai, sehingga pelaku keberatan,”ucap tetangga korban saat dijumpai Sumut Pos di lokasi.

Menurutnya, dia sempat mendengar jeritan korban dari dalam rumah berlantai II itu. Warga langsung berdatangan ke lokasi untuk melihat kejadian tersebut. “Aku lihat Bapak Alek sudah berlumaran darah di ruang tamu dan kami pun langsung membawa ke rumah sakit,” ucap pria keturunan Tianghoa itu.

Korban sempat mendapat perawatan di ruang IGD RS Haji Medan. Namun, karena luka yang dialaminya cukup parah, korban dipindahkan ke ruang ICU dan akhirnya tewas.

Di ruang ICU, terlihat putri korban, Ayin, warga Jalan Asia Mega Mas menemani korban. Putri bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Pasalnya saat itu, Ayin tidak berada di rumah korban. Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut, wanita berambut pirang ini menolak.

“Saya juga nggak tahu kejadiannya. Lukanya sangat parah akibat tikaman. Padahal, rencananya mau kita rujuk lagi ke RS Methodist Medan biar dekat dengan rumah dan keluarga bisa menjenguknya. Sudah jangan tanyakan dengan saya lagi, saya nggak tahu,” ucap Ayin.

Sementara pembatu rumah tangga korban, Enja (20) mengatakan, saat itu kondisi rumah dalam keadaan sunyi dan dirinya berada di lantai dua rumah korban. Tiba-tiba korban menjerit dan dirinya langsung turun ke lantai dasar.

“Saat itu saya lagi nyuci di lantai dua. Kebetulan yang dirumah cuma saya, bapak dan ibu dan anak-anaknya yang lain lagi di luar. Setahu saya, saat itu bapak lagi tidur di ruang teve. Kondisi pagar sudah dikunci, tapi, pintu rumah nggak karena sibuk mau keluar. Karena mendengar bapak berteriak minta tolong, lalu saya turun ke bawah,” ujar wanita asal Kupang yang sudah 5 bulan bekerja dirumah tersebut.
Selanjutnya, Enja melihat pelaku kabur dan meninggalkan korban tergeletak.

“Lalu, ibu menelepon keluarganya dan bapak langsung dibawa ke RS Haji Medan. Yang saya tahu, pelaku itu pernah mencat rumah. Saya lihat dia kabur dan memanjat pagar. Saya nggak tau apa penyebabnya, kalau bapak udah lama nggak kerja. Barang-barang dirumah nggak ada yang hilang,” ucapnya.
Untuk kepentingan penyelidikan di kepolisian, jenazah korban diboyong ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk otopsi. Personel Polsek Percut Seituan yang mendapatkan informasi kejadian tersebut langsung menurjunkan personel ke lokasi untuk dilakukan identifikasi, terlihat sejumlah personel Polisi Patroli dari Satuan Sabhara Polresta Medan juga terjun ke lokasi lengkap dengan senjatanya. Kemudian petugas melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah warga yang mengetahui perisitiwa tersebut.

Kapolsekta Percut Seituan Kompol Marigan Simanjuntak melalui Kanit Reskrim Polsek Perscut Seituan AKP Faidir Chan menjelaskan bahwa terjadi penganiyaan terhadap korban dikarenakan upah mengecat rumah korban tidak sesuai harganya sehingga terjadi adu mulut hingga korban ditikam oleh pelaku.

“Gara-gara upah ngecat itu yang tidak cocok, makanya pelaku nekat menikam korban,”ucapnya.
Pihak Polsek Percut Seituan kini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri setelah melakukan penikamnan terhadap korban.
“Sekarang pelaku sedang kita kejar, personel sudah mneyebar untuk melakukan penangkapan,” sebutnya. (gus/mag-11)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/