28 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Pabetor Goyang Pagar Balaikota

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
UNJUK RASA TUKANG BECAK_Sejumlah tukang becak yang tergabung dalam Solidaritas Angkutan Dan Transportasi Umum (SATU) menggelar aksi unjuk rasa dan mogok kerja di depan kantor Walikota Medan, Selasa (21/2). Para tukang becak tersebut menuntut pemblokiran aplikasi transportasi online di Medan karena dinilai mematikan sumber pendapatan mereka yang menggunakan sistem konvensional.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan penarik becak bermotor (pabetor) menggelar aksi demo di depan Balai Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Selasa (21/2). Aksi demo itu dilakukan karena mereka keberatan atas keberadaan transportasi berbasis aplikasi (online) yang kini semakin marak di Medan.

Demo tersebut sontak saja membuat arus lalu lintas di depan Balai Kota menjadi macet total. Apalagi mereka datang berdemo dengan membawa betornya sehingga memenuhi ruas jalan tersebut. Pihak Dinas Perhubungan Kota Medan yang dipimpin Kadis Perhubungan Kota Medan Redward Parapat yang berada di lokasi, langsung bertindak cepat dengan menutup akses jalan di lokasi itu.

Sedangkan para personel polisi diantaranya polisi wanita (Polwan) tampak bersiaga dari dalam pintu gerbang Balai Kota yang tertutup. Para pendemopun hanya bisa menggelar aksinya di luar pagar yang tertutup.

Awalnya setelah berorasi berjam-jam, hanya perwakilan pengujuk rasa yang diterima untuk bernegosiasi di ruang rapat I Balai Kota. Di tempat itu, perwakilan pengujuk rasa kecewa karena mereka hanya diterima oleh pihak kepolisian dan kepala dinas perhubungan Medan. Pengunjuk rasa bersikeras ingin bertemu Wali Kota Medan Dzulmi Eldin selaku pucuk pimpinan yang mampu  pengambil kebijakan.

Karena Eldin sedang berada di luar kota, akhirnya Akhyar Nasution yang menemui para pengunjuk rasa. Butuh waktu yang cukup lama sampai  akhirnya, Akhyar memutuskan untuk menemui para pengunjuk rasa yang sudah berorasi lebih dari 4 jam.

Didampingi Kepala Dinas Perhubungan Medan Renward Parapat., Asisten Ekonomi Pembangunan Qamaruk Fattah, Kepala Satpol PP M Sofyan, Akhyar turun sampai ke depan pagar utama Balai Kota.

Bahkan, Akhyar menyempatkan diri bersalaman dengan sejumlah pengunjuk rasa. Namun, Akhyar keberatan dengan pernyataan pimpinan aksi yang menyebut bahwa Wakil Wali Kota bersedia menemui pengunjuk rasa setelah dipaksa.”Akhirnya Pak Akhyar mau menemui kita setelah dipaksa,” kata Pimpinan Aksi Solidaritas Angkutan dan Transportasi Umum (SATU), Johan Merdeka melalui pengeras suara.

“Kau mau apa, saya hadir di sini bukan karena dipaksa. Tapi saya hadir karena ingin menemui rakyat saya,” jawab Akhyar.

Di hadapan para pengunjuk rasa, Akhyar memastikan bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak akan menghapus becak bermotor (betor) dari Kota Medan.

Sebab, betor telah menjadi salah satu icon di Kota Medan yang perlu dipelihara dan dipertahankan.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
UNJUK RASA TUKANG BECAK_Sejumlah tukang becak yang tergabung dalam Solidaritas Angkutan Dan Transportasi Umum (SATU) menggelar aksi unjuk rasa dan mogok kerja di depan kantor Walikota Medan, Selasa (21/2). Para tukang becak tersebut menuntut pemblokiran aplikasi transportasi online di Medan karena dinilai mematikan sumber pendapatan mereka yang menggunakan sistem konvensional.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan penarik becak bermotor (pabetor) menggelar aksi demo di depan Balai Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Selasa (21/2). Aksi demo itu dilakukan karena mereka keberatan atas keberadaan transportasi berbasis aplikasi (online) yang kini semakin marak di Medan.

Demo tersebut sontak saja membuat arus lalu lintas di depan Balai Kota menjadi macet total. Apalagi mereka datang berdemo dengan membawa betornya sehingga memenuhi ruas jalan tersebut. Pihak Dinas Perhubungan Kota Medan yang dipimpin Kadis Perhubungan Kota Medan Redward Parapat yang berada di lokasi, langsung bertindak cepat dengan menutup akses jalan di lokasi itu.

Sedangkan para personel polisi diantaranya polisi wanita (Polwan) tampak bersiaga dari dalam pintu gerbang Balai Kota yang tertutup. Para pendemopun hanya bisa menggelar aksinya di luar pagar yang tertutup.

Awalnya setelah berorasi berjam-jam, hanya perwakilan pengujuk rasa yang diterima untuk bernegosiasi di ruang rapat I Balai Kota. Di tempat itu, perwakilan pengujuk rasa kecewa karena mereka hanya diterima oleh pihak kepolisian dan kepala dinas perhubungan Medan. Pengunjuk rasa bersikeras ingin bertemu Wali Kota Medan Dzulmi Eldin selaku pucuk pimpinan yang mampu  pengambil kebijakan.

Karena Eldin sedang berada di luar kota, akhirnya Akhyar Nasution yang menemui para pengunjuk rasa. Butuh waktu yang cukup lama sampai  akhirnya, Akhyar memutuskan untuk menemui para pengunjuk rasa yang sudah berorasi lebih dari 4 jam.

Didampingi Kepala Dinas Perhubungan Medan Renward Parapat., Asisten Ekonomi Pembangunan Qamaruk Fattah, Kepala Satpol PP M Sofyan, Akhyar turun sampai ke depan pagar utama Balai Kota.

Bahkan, Akhyar menyempatkan diri bersalaman dengan sejumlah pengunjuk rasa. Namun, Akhyar keberatan dengan pernyataan pimpinan aksi yang menyebut bahwa Wakil Wali Kota bersedia menemui pengunjuk rasa setelah dipaksa.”Akhirnya Pak Akhyar mau menemui kita setelah dipaksa,” kata Pimpinan Aksi Solidaritas Angkutan dan Transportasi Umum (SATU), Johan Merdeka melalui pengeras suara.

“Kau mau apa, saya hadir di sini bukan karena dipaksa. Tapi saya hadir karena ingin menemui rakyat saya,” jawab Akhyar.

Di hadapan para pengunjuk rasa, Akhyar memastikan bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak akan menghapus becak bermotor (betor) dari Kota Medan.

Sebab, betor telah menjadi salah satu icon di Kota Medan yang perlu dipelihara dan dipertahankan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/