MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perbankan syariah sudah ada di Indonesia sejak tahun 1990. Meski keberadaannya sudah 30 tahun lebih, namun tingkat literasi atau pemahaman masyarakat Indonesia terhadap perbankan syariah masih di bawah 10 persen.
Karenanya, anggota DPR RI dari Fraksi PKS H Hidayatullah SE mengajak masyarakat untuk menggunakan perbankan syariah dalam peningkatan ekonomi nasional. Ajakan ini disampaikannya pada seminar keuangan yang bertajuk Peran Ekonomi Syariah dalam Memajukan Ekonomi Nasional yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama H Hidayatullah SE di Hotel Madani, Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (21/4).
Menurut Hidayatullah, pada dasarnya sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang mensyaratkan adanya pengendalian harta di masyarakat, sesuai dengan prinsip dan nilai yang menjunjung tinggi keadilan. “Kenapa harus dikendalikan? Karena pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan sifat untuk menyukai dan mengumpulkan harta. tidak adanya upaya pengendalian akan mengakibatkan penimbunan harta yang berlebih,” ungkapnya.
Harta yang mengendap dan tidak mengalir ke perekonomian, lanjut Hidayatullah, akan menurunkan produktivitas sektorial yang berujung tertahannya akselerasi pertumbuhan ekonomi. “Oleh karenanya, ketika pengendalian harta dilakukan secara efektif, harta akan mengalir optimal menuju invetasi yang muaranya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” bebernya.
Hidayatullah lalu mengambil contoh, di Inggris praktek keuangan syariah sudah sangat lazim dilakukan. “Bahkan London, saat ini sudah menjadi pusat bisnis dan keuangan syariah di kawasan Eropa,” ungkapnya.
Tokoh ekonomi syariah Sumut ini menambahkan, dalam ekonomi syariah selain perbankan syariah ada juga asuransi syariah, koperasi syariah, BMT, zakat, infak dan wakaf. Kesemuanya sudah seharusnya dapat dipergunakan dan dioptimalkan untuk pemulihan dan peningkatan ekonomi nasional. “Masyarakat sudah seharusnya bangga menggunakan ekonomi syariah,” tandas mantan Direktur Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Washliyah Medan pada 1999-2004.
Sedangkan Yusuf Ansori, Kepala OJK KR 5 Sumatera Bagian Utara dalam sambutannya, membeberkan total asset ekonomi syariah naik dari Rp634 triliun menjadi Rp677 triliun pada Desember 2021. Yusup berharap, ke depannya perbankan syariah dapat memberikan kontribusi lebih signifikan terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
Seminar Ekonomi Islam ini diikuti organisasi muslimat yang ada di Sumatera Utara, seperti PW BKMT Sumut, PW Salimah Sumut, Perwati Sumut. MTP IPHI sumut, Persistri Sumut, PW Aisyiyah Sumut, AIPIN Sumut, Muslimat NU, Muslimat Matha’laul Anwar, Nasyiatul Aisyiyah dan Muslimat Al Washliyah. (adz)