27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Ortunya Jualan Alat-alat Sembahyang di Rumah

Foto: Robert/PM Foto Achien semasa hidupnya. Ia tewas dalam kebakaran ruko di Jalan Aisa Medan, Kamis (21/5) dinihari, saat hendak menyelamatkan ayah dan ibunya.
Foto: Robert/PM
Foto Achien semasa hidupnya. Ia tewas dalam kebakaran ruko di Jalan Aisa Medan, Kamis (21/5) dinihari, saat hendak menyelamatkan ayah dan ibunya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menurut Kepala Ruang Forensik RSU dr Pirngadi Medan, Marasi Tambunan, mengatakan, “Korban tewas karena luka bakar yang dialaminya,” ujarnya saat dikonfirmasi. “Luka bakar yang dideritanya kurang lebih mencapai sekitar 80 persen,” ungkapnya.
Menurutnya, setelah jenazah tersebut selesai dilakukan visum luar, jasad tersebut dibawa pihak keluarga ke Angsapura untuk disemayamkan. “Setelah divisum luar, jenazahnya langsung dibawa keluarganya ke Angsapura,” jelasnya.
Di tempat persemayaman di di Jalan Asia/Jalan Waja, Kec. Medan Area, tampak jenazah Achien yang berada di blok 9 dipenuhi para keluarga korban. Sekitar pukul 18.00 WIB, terlihat banyak orang yang bergantian untuk melayat korban. Salah seorang di antaranya, pria berkaca mata dan memakai baju kerah hijau ini pun mengaku kalau dirinya adalah teman abang korban, dan tidak begitu mengenal dengan korban. “Aku kawannya abangnya, gak gitu kenal dengan dia (korban),” jelasnya.
“Setahu saya, kalau dia (korban) membantu orang tuanya berjualan alat-alat sembahyang di rumahnya,” ungkapnya terburu-buru yang kemudian meninggalkan wartawan dan masuk ke dalam tempat sembahyang.
Salah seorang keluarga lainnya, yang keluar dari tempat persembahyangan. Pria berkaca mata dan memakai baju kemeja hitam ini, tidak mau berkomentar. “Tolong, kami lagi berduka. Jangan ganggu dulu,” ujarnya dengan nada tinggi sambil berlalu sambil memegang HP nya.
Terlihat di Blok 9 yang berada di ujung tempat persemayaman dekat Toilet, ramai kerabat korban yang datang melayat, namun tidak ada yang mau memberikan keterangannya. “Saya kenal cuma sama orang tuanya, kalau sama dia (korban) gak kenal,” terang pria bercelana ponggol dan memakai kaos kerah liris biru hijau ini.
Begitu juga keluarga lain. “No comment ya, maaf ya bang dan mohon dimaklumi, kami gak mau salah-salah ngomong. Yang berwenang adalah anak orang yang tertua dikeluarga kami,” ungkap wanita berkacamata dan mengenakan baju kaos bergaris-garis bersama keluarga korban yang lainnya.(bay/gib/trg)

Foto: Robert/PM Foto Achien semasa hidupnya. Ia tewas dalam kebakaran ruko di Jalan Aisa Medan, Kamis (21/5) dinihari, saat hendak menyelamatkan ayah dan ibunya.
Foto: Robert/PM
Foto Achien semasa hidupnya. Ia tewas dalam kebakaran ruko di Jalan Aisa Medan, Kamis (21/5) dinihari, saat hendak menyelamatkan ayah dan ibunya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menurut Kepala Ruang Forensik RSU dr Pirngadi Medan, Marasi Tambunan, mengatakan, “Korban tewas karena luka bakar yang dialaminya,” ujarnya saat dikonfirmasi. “Luka bakar yang dideritanya kurang lebih mencapai sekitar 80 persen,” ungkapnya.
Menurutnya, setelah jenazah tersebut selesai dilakukan visum luar, jasad tersebut dibawa pihak keluarga ke Angsapura untuk disemayamkan. “Setelah divisum luar, jenazahnya langsung dibawa keluarganya ke Angsapura,” jelasnya.
Di tempat persemayaman di di Jalan Asia/Jalan Waja, Kec. Medan Area, tampak jenazah Achien yang berada di blok 9 dipenuhi para keluarga korban. Sekitar pukul 18.00 WIB, terlihat banyak orang yang bergantian untuk melayat korban. Salah seorang di antaranya, pria berkaca mata dan memakai baju kerah hijau ini pun mengaku kalau dirinya adalah teman abang korban, dan tidak begitu mengenal dengan korban. “Aku kawannya abangnya, gak gitu kenal dengan dia (korban),” jelasnya.
“Setahu saya, kalau dia (korban) membantu orang tuanya berjualan alat-alat sembahyang di rumahnya,” ungkapnya terburu-buru yang kemudian meninggalkan wartawan dan masuk ke dalam tempat sembahyang.
Salah seorang keluarga lainnya, yang keluar dari tempat persembahyangan. Pria berkaca mata dan memakai baju kemeja hitam ini, tidak mau berkomentar. “Tolong, kami lagi berduka. Jangan ganggu dulu,” ujarnya dengan nada tinggi sambil berlalu sambil memegang HP nya.
Terlihat di Blok 9 yang berada di ujung tempat persemayaman dekat Toilet, ramai kerabat korban yang datang melayat, namun tidak ada yang mau memberikan keterangannya. “Saya kenal cuma sama orang tuanya, kalau sama dia (korban) gak kenal,” terang pria bercelana ponggol dan memakai kaos kerah liris biru hijau ini.
Begitu juga keluarga lain. “No comment ya, maaf ya bang dan mohon dimaklumi, kami gak mau salah-salah ngomong. Yang berwenang adalah anak orang yang tertua dikeluarga kami,” ungkap wanita berkacamata dan mengenakan baju kaos bergaris-garis bersama keluarga korban yang lainnya.(bay/gib/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/