26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Sekdaprovsu Kunjungi Tempat Bersejarah di Medan, Bukan Sekadar Peninggalan Masa Lalu

Situs Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Sabrina mengunjungi Museum Situs Kota China, Minggu (21/7). Sabrina mendengarkan penjelasan mengenai Situs Kota China dari pendiri Museum Situs Kota China, Ichwan Azhari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Sabrina mengunjungi sejumlah tempat bersejarah di Kota Medan, Minggu (21/7). Lokasi seperti Kesawan, Situs Kota China hingga Hutan Mangroven

diharapkan bukan sekadar peninggalan masa lalu.Dalam kunjungan tersebut, Sekda mendatangi Maktab atau tempat belajar (sekolah) dalam istilah Bahasa Arab yang beradan

di kawasan Kesawan, belakang Masjid Bengkok. Menurutnya, sekolah tersebut bukti peninggalan sejarah dunia pendidikan yang masih ada. Karena itu, meskipun menjadi situs, bangunan tersebut masih bermanfaat. “Jadi kaluaupun mau buat museum, ya tidak sekadar peninggalan. Karena tetap ada kegiatan belajar mengajar,” ujar Sabrina didampingi sejarawan Phil Ichwan Azhari.

Selanjutnya, Sekda mendatangi Museum Situs Kota China di Medan Marelan, untuk melihat peninggalan sejarah kuno yang disebutkan berasal dari berbagai negara pada masa lampau. Menurutnya, apa yang ada di tempat ini sangat baik dan memberikan pendidikan sejarah khususnya bagi generasi muda. “Kalau bisa di tempat ini, dibuat juga informasi mengenai situs menggunakan bahasa asing, Inggris dan China. Minta bantuan nanti kepada yang paham. Supaya yang datang bisa mengerti,” sebut Sekda.

Di halaman belakang Museum Kota China, Sekda juga sempat menikmati pertunjukan Teater Rumah Mata yang menampilkan cerita tentang Tembikar, hasil karya pendahulu menggunakan bahan tanah. Penampilan sederhana dari anak muda penduduk sekitar pun mendapat apresiasi. Apalagi di bagian lain halaman belakang itu, ada kegiatan pengolahan sampah plastik dan botol air mineral menjadi meja dan barang berguna lain.

Tidak hanya itu, beranjak dari Museum Kota China, Sekda juga mendatangi Rumah Baca yang dikelola Rumah Mangrove Indonesia. Baginya, kepedulian aktivis penjaga hutan mangrove kepada anak usia sekolah begitu penting. Karena masih banyak anak nelayan yang ikut melaut dan tidak sekolah akibat tuntutan ekonomi. “Kasihan juga kan kalau seusia mereka harus melaut, karena mereka itu harusnya sekolah. Bagus lah ada kegiatan Rumah Baca, biar anak-anak itu bisa mendapat pendidikan,” sebut Sekda.

Sementara Sejarawan Phil Ichwan Azhari menuturkan, di Kota Medan ada begitu banyak bukti sejarah peninggalan masa lalu. Namun banyak juga yang hilang karena alasan pembangunan dan sebagainya. Termasuk juga hutan mangrove di kawasan Medan Utara yang diperkirakan berusia tua. “Banyak yang kita coba perjuangkan supaya bangunan bersejarah tidak diruntuhkan, tetapi memang sering kalah. Jadi tinggal barang-barang yang tersisa yang bisa kita kumpulkan sebagai bukti sejarah,” ujar Ichwan yang juga membawa Sekdaprov mengunjungi lokasi hutan manvrove di Danau Siombak. (rel)

Situs Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Sabrina mengunjungi Museum Situs Kota China, Minggu (21/7). Sabrina mendengarkan penjelasan mengenai Situs Kota China dari pendiri Museum Situs Kota China, Ichwan Azhari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Sabrina mengunjungi sejumlah tempat bersejarah di Kota Medan, Minggu (21/7). Lokasi seperti Kesawan, Situs Kota China hingga Hutan Mangroven

diharapkan bukan sekadar peninggalan masa lalu.Dalam kunjungan tersebut, Sekda mendatangi Maktab atau tempat belajar (sekolah) dalam istilah Bahasa Arab yang beradan

di kawasan Kesawan, belakang Masjid Bengkok. Menurutnya, sekolah tersebut bukti peninggalan sejarah dunia pendidikan yang masih ada. Karena itu, meskipun menjadi situs, bangunan tersebut masih bermanfaat. “Jadi kaluaupun mau buat museum, ya tidak sekadar peninggalan. Karena tetap ada kegiatan belajar mengajar,” ujar Sabrina didampingi sejarawan Phil Ichwan Azhari.

Selanjutnya, Sekda mendatangi Museum Situs Kota China di Medan Marelan, untuk melihat peninggalan sejarah kuno yang disebutkan berasal dari berbagai negara pada masa lampau. Menurutnya, apa yang ada di tempat ini sangat baik dan memberikan pendidikan sejarah khususnya bagi generasi muda. “Kalau bisa di tempat ini, dibuat juga informasi mengenai situs menggunakan bahasa asing, Inggris dan China. Minta bantuan nanti kepada yang paham. Supaya yang datang bisa mengerti,” sebut Sekda.

Di halaman belakang Museum Kota China, Sekda juga sempat menikmati pertunjukan Teater Rumah Mata yang menampilkan cerita tentang Tembikar, hasil karya pendahulu menggunakan bahan tanah. Penampilan sederhana dari anak muda penduduk sekitar pun mendapat apresiasi. Apalagi di bagian lain halaman belakang itu, ada kegiatan pengolahan sampah plastik dan botol air mineral menjadi meja dan barang berguna lain.

Tidak hanya itu, beranjak dari Museum Kota China, Sekda juga mendatangi Rumah Baca yang dikelola Rumah Mangrove Indonesia. Baginya, kepedulian aktivis penjaga hutan mangrove kepada anak usia sekolah begitu penting. Karena masih banyak anak nelayan yang ikut melaut dan tidak sekolah akibat tuntutan ekonomi. “Kasihan juga kan kalau seusia mereka harus melaut, karena mereka itu harusnya sekolah. Bagus lah ada kegiatan Rumah Baca, biar anak-anak itu bisa mendapat pendidikan,” sebut Sekda.

Sementara Sejarawan Phil Ichwan Azhari menuturkan, di Kota Medan ada begitu banyak bukti sejarah peninggalan masa lalu. Namun banyak juga yang hilang karena alasan pembangunan dan sebagainya. Termasuk juga hutan mangrove di kawasan Medan Utara yang diperkirakan berusia tua. “Banyak yang kita coba perjuangkan supaya bangunan bersejarah tidak diruntuhkan, tetapi memang sering kalah. Jadi tinggal barang-barang yang tersisa yang bisa kita kumpulkan sebagai bukti sejarah,” ujar Ichwan yang juga membawa Sekdaprov mengunjungi lokasi hutan manvrove di Danau Siombak. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/