25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Rombongan ke-4 Wamena Tiba di Medan, Gubsu: Anak-anak Jangan Putus Sekolah

PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10).
pran/sumut pos
PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10). pran/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah melakukan perjalanan panjang, rombongan keempat warga Sumatera Utara yang sempat eksodus ke Wamena, Papua, akhirnya tiba di Kota Medan, Senin (21/10). Kedatangan mereka kembali disambut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan sejumlah perwakilan kepala daerah terkait di Aula Raja Inal Kantor Gubernur Sumut.

Gubsu menekankan pentingnya masa depan anak-anak untuk terus sekolah. Dia menginstruksikan kepala Dinas Pendidikan Sumut dan kepala daerah terkait yang menjemput warganya, agar lebih memerhatikan anak-anak tersebut jangan sampai putus sekolah. “Yang sudah SMA mana? Ayo sini maju ke depan,” kata Gubsun

memanggil mereka untuk berbaris di depan tempatnya beri sambutan.

“Tolong kepala dinas (pendidikan) data mereka sekarang, pastikan mereka semua ini melanjutkan sekolah di tempatnya masing-masing,” tegas Edy.

Ada lima anak remaja SMA yang saat itu maju ketika dipanggil Gubsu. Sedangkan yang masih duduk di bangku SMP, saat dipanggil Gubsu tidak ada yang menyahut. “Kita akan pastikan semua anak-anak kita ini dapat melanjutkan pendidikan. Saya sudah koordinasikan dengan para bupatinya agar mereka semua tetap bisa bersekolah. Begitu juga dengan kehidupan semua warga ini, minimal tiga bulan ke depan mesti dijamin kehidupannya. Saya sudah ingatkan hal ini juga kepada kepala daerah. Saya akan terus monitor perkembangannya,” katanya.

Terhadap aparatur yang bertugas di tanah Papua, Gubsu menyatakan, sesuai regulasi yang berlaku supaya meminta surat dari pemda terkait dan ditujukan ke wilayah yang dituju. Setelah itu pemda tempat tujuan terkait akan merespon surat dimaksud. “Barulah setelah ditanggapi dia bisa pindah ke sini,” katanya.

Edy mengungkapkan, kondisi di Papua berangsur kondusif sehingga ada sebanyak 90-an warga Sumut yang eksodus dari Jayapura dan provinsi lain, kembali ke Wamena. “Di posko-posko juga sudah kosong. Tapi ada beberapa orang yang terus kami pantau, yang masih ikut keluarganya di sana. Dan jika mau kembali kami akan fasilitasi,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut, Riadil Akhir Lubis menyebutkan, awalnya sebelum keberangkatan terdata ada 262 jiwa. Namun di tengah perjalanan via kapal laut dari Pelabuhan Jayapura, sebagian warga ada yang turun di Kalimantan, Makassar, Jakarta dan kembali ke Wamena.

“Ada 1 keluarga yang turun di Jakarta lantaran ada seorang ibu yang sudah hamil tua. Atas kondisi itu maka keluarga tersebut turun di Jakarta dan tidak melanjutkan ke Medan. Hingga tiba di Medan, jumlah pengungsi berjumlah 175 orang karena turun di Makasar 2 orang, dan di Jakarta 25 orang, “ kata Riadil.

Dalam rombongan dengan jumlah 175 orang tersebut, ikut serta di dalamnya warga asal Kabupaten Aceh Tenggara sebanyak lima orang dan dari Provinsi Riau ada empat orang. Pemprovsu juga memberikan tali asih dan perlengkapan rumah tangga secukupnya bagi para warga yang dipulangkan hari itu. “Adapun yang sudah kembali ke Wamena sejauh ini sebanyak 92 orang,” katanya.

Jhon Sinurat, mewakili warga yang dipulangkan dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepedulian Gubsu Edy dan Pemprovsu yang sudah membantu mereka pulang ke kampung halaman. Ia mendoakan gubernur dan segenap unsur Pemprovsu diberikan keberkahan hidup dan kesehatan selalu.

Dahlia Hutagaol, salah satu pengungsi asal Toba Samosir mengaku takut jika kembali ke Wamena. Padahal ia dan suaminya telah tinggal selama 10 tahun di Wamena. Karena itu, ia memutuskan untuk ikut ke dalam rombongan yang difasilitasi oleh Pemprov Sumut.

Dahlia bersama suaminya mengelola kios. Syukurnya kios yang mereka kelola aman hingga sekarang. Bahkan suaminya masih tinggal di Wamena untuk berjaga-jaga. “Saya ketakutan, padahal langganan kita biasanya orang Wamena tapi karena itu kita jadi takut, apalagi banyak anak kecil,” ujarnya.

Pengungsi lainnya, Rolita Lumbangaol asal Deliserdang mengaku trauma lantaran peristiwa yang terjadi di Wamena. Ia kembali ke Sumatera Utara untuk menenangkan diri dulu di kampung halamanya. Jika dirasa sudah aman, dirinya akan mempertimbangkan akan kembali lagi ke Wamena.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur, karena telah difasilitasi hingga saat ini, kami sangat bersyukur kepada gubernur telah memberikan bantuan kepada kami,” ujar Rolita. (prn)

PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10).
pran/sumut pos
PESAN: Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada anak-anak remaja agar jangan putus sekolah setelah dipulangkan dari Papua, di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Senin (21/10). pran/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah melakukan perjalanan panjang, rombongan keempat warga Sumatera Utara yang sempat eksodus ke Wamena, Papua, akhirnya tiba di Kota Medan, Senin (21/10). Kedatangan mereka kembali disambut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan sejumlah perwakilan kepala daerah terkait di Aula Raja Inal Kantor Gubernur Sumut.

Gubsu menekankan pentingnya masa depan anak-anak untuk terus sekolah. Dia menginstruksikan kepala Dinas Pendidikan Sumut dan kepala daerah terkait yang menjemput warganya, agar lebih memerhatikan anak-anak tersebut jangan sampai putus sekolah. “Yang sudah SMA mana? Ayo sini maju ke depan,” kata Gubsun

memanggil mereka untuk berbaris di depan tempatnya beri sambutan.

“Tolong kepala dinas (pendidikan) data mereka sekarang, pastikan mereka semua ini melanjutkan sekolah di tempatnya masing-masing,” tegas Edy.

Ada lima anak remaja SMA yang saat itu maju ketika dipanggil Gubsu. Sedangkan yang masih duduk di bangku SMP, saat dipanggil Gubsu tidak ada yang menyahut. “Kita akan pastikan semua anak-anak kita ini dapat melanjutkan pendidikan. Saya sudah koordinasikan dengan para bupatinya agar mereka semua tetap bisa bersekolah. Begitu juga dengan kehidupan semua warga ini, minimal tiga bulan ke depan mesti dijamin kehidupannya. Saya sudah ingatkan hal ini juga kepada kepala daerah. Saya akan terus monitor perkembangannya,” katanya.

Terhadap aparatur yang bertugas di tanah Papua, Gubsu menyatakan, sesuai regulasi yang berlaku supaya meminta surat dari pemda terkait dan ditujukan ke wilayah yang dituju. Setelah itu pemda tempat tujuan terkait akan merespon surat dimaksud. “Barulah setelah ditanggapi dia bisa pindah ke sini,” katanya.

Edy mengungkapkan, kondisi di Papua berangsur kondusif sehingga ada sebanyak 90-an warga Sumut yang eksodus dari Jayapura dan provinsi lain, kembali ke Wamena. “Di posko-posko juga sudah kosong. Tapi ada beberapa orang yang terus kami pantau, yang masih ikut keluarganya di sana. Dan jika mau kembali kami akan fasilitasi,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut, Riadil Akhir Lubis menyebutkan, awalnya sebelum keberangkatan terdata ada 262 jiwa. Namun di tengah perjalanan via kapal laut dari Pelabuhan Jayapura, sebagian warga ada yang turun di Kalimantan, Makassar, Jakarta dan kembali ke Wamena.

“Ada 1 keluarga yang turun di Jakarta lantaran ada seorang ibu yang sudah hamil tua. Atas kondisi itu maka keluarga tersebut turun di Jakarta dan tidak melanjutkan ke Medan. Hingga tiba di Medan, jumlah pengungsi berjumlah 175 orang karena turun di Makasar 2 orang, dan di Jakarta 25 orang, “ kata Riadil.

Dalam rombongan dengan jumlah 175 orang tersebut, ikut serta di dalamnya warga asal Kabupaten Aceh Tenggara sebanyak lima orang dan dari Provinsi Riau ada empat orang. Pemprovsu juga memberikan tali asih dan perlengkapan rumah tangga secukupnya bagi para warga yang dipulangkan hari itu. “Adapun yang sudah kembali ke Wamena sejauh ini sebanyak 92 orang,” katanya.

Jhon Sinurat, mewakili warga yang dipulangkan dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepedulian Gubsu Edy dan Pemprovsu yang sudah membantu mereka pulang ke kampung halaman. Ia mendoakan gubernur dan segenap unsur Pemprovsu diberikan keberkahan hidup dan kesehatan selalu.

Dahlia Hutagaol, salah satu pengungsi asal Toba Samosir mengaku takut jika kembali ke Wamena. Padahal ia dan suaminya telah tinggal selama 10 tahun di Wamena. Karena itu, ia memutuskan untuk ikut ke dalam rombongan yang difasilitasi oleh Pemprov Sumut.

Dahlia bersama suaminya mengelola kios. Syukurnya kios yang mereka kelola aman hingga sekarang. Bahkan suaminya masih tinggal di Wamena untuk berjaga-jaga. “Saya ketakutan, padahal langganan kita biasanya orang Wamena tapi karena itu kita jadi takut, apalagi banyak anak kecil,” ujarnya.

Pengungsi lainnya, Rolita Lumbangaol asal Deliserdang mengaku trauma lantaran peristiwa yang terjadi di Wamena. Ia kembali ke Sumatera Utara untuk menenangkan diri dulu di kampung halamanya. Jika dirasa sudah aman, dirinya akan mempertimbangkan akan kembali lagi ke Wamena.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur, karena telah difasilitasi hingga saat ini, kami sangat bersyukur kepada gubernur telah memberikan bantuan kepada kami,” ujar Rolita. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/