Duty Manajer Bandara Kuala Namu, Indra Lubis, ditemui di kantor OIC Lantai III, terlihat sibuk mengamati kondisi di sekitar terminal chek in. Diakuinya, listrik padam sekira pukul 12.05 disebabkan alat Uniterruptible Power Supply (UPS) bermasalah. Hal ini pun sudah diatasi dengan genset tapi tidak terlayani semua.
Terpisah Manajer Humas dan Protokoler Bandara Kuala Namu, Dewandono mengaku belum tahu penyebab padamnya listrik. “Saat ini masih dilakukan pengecekan apakah dari main power system atau PLN yang bermasalah,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, litrik padam hanya 35 menit saja mulai pukul 12.05 Wib sampai pukul 12.40 Wib. ”Untuk areal penting listrik sudah menyala seperti areal chek in, BHS dan lift juga sudah berfungsi namun travelator, eskalator dan lampu di perkantoran OIC masih padam hingga sekira pukul 14.00 Wib,” ujarnya.
Beda dengan pengakuan Ketua Airlines Operators Commite (AOC), Rahmat Iskandar Winata. Dibebernya, berdasarkan informasi yang diperolehnya, listrik padam disebabkan gardu listrik yang ada di sekitar Dept Pertamina di Bandara Kuala Namu terbakar.
“Setiap rapat, PT AP II mengatakan genset selalu siap tapi kenyataannya seperti ini. Untuk starter saja memerlukan waktu 1 jam,” ungkapnya.
Akibat listrik padam, proses chek in harus dilakukan secara manual dan BHS tidak berfungsi. ”Di area chek in dan BHS selama 30 menit listrik padam, tapi di daerah lainnya baru normal sekira pukul 15.15 Wib,’’ ungkapnya.
Bahkan akibat tidak berfungsinya BHS ini, diterangkan Rahmat, 13 bagasi penumpang Air Asia tujuan Kuala Lumpur, baru turun ke bawah setelah pesawat berangkat. Sehingga 13 bagasi tersebut harus diterbangkan di penerbangan berikutnya dan pihak maskapai harus mengantarkannya ke alamat masing-masing penumpang pemilik bagasi, yang tentu saja merugikan maskapai.