26.7 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Gara-gara Rp2.000 Nyawa Melayang

Unit Reskrim Polsek Medan Baru meringkus tesangka pembunuh penjual sate keliling, Hendrik Guci (31) di Jalan Buku, Lorong Gereja, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Minggu (22/5) siang. Pelaku yang diketahui bernama Agus Rahman (32), buruh bangunan warga Jalan Buku, Gang Johar, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah diringkus polisi tidak jauh dari rumahnya, tepatnya di Kedai Tuak.

Keterangan yang diperoleh, Hendrik warga perantau dari Desa Taluala, Padang Pariaman, Sumbar yang baru dua bulan tinggal di Jalan Ayahanda, Medan. Saat itu, Hendrik kebetulan melintas di Jalan Buku untuk menjajakan jualannya. Lantas, Agus memanggilnya dan memesan sate satu porsi. “Aku baru pulang dari pesta pernikahan teman di Jalan Tinta, Kecamatan Medan Petisah. Kemudian aku memanggil sate dan memesannya,” ujar Agus usai menjalani pemeriksaan di Polsek Medan Baru.

Usai menikmati sate tersebut, Agus membayarnya dengan uang pecahan Rp2 ribu. Kontan saja, Hendrik tidak terima, karena sate tersebut seporsi Rp5 ribu.

“Aku mau bayar, tapi uang ku cuma Rp2 ribu, dia menolaknya. Kemudian dia memukul wajah sebelah kananku, kubalas memukul ke mukanya tapi nggak kena, karena dia mengelak,” ungkap Agus.

Lantas, Hendrik mengambil pisau yang digunakannya untuk memotong lontong dan menyerang Agus. “Langsung kutangkis, sehingga pisau tersebut terjatuh, dengan reflek pisau tersebut langsung kuambil dan langsung kutikamkan ke punggung kirinya,” ungkap Agus yang mengaku, saat itu dirinya dalam keadaan sadar.

Setelah menikam, Agus langsung meninggalkan Hendrik yang sudah meraung kesakitan dengan bersimbah darah di bawah gerobak satenya. Warga yang melihat peristiwa tersebut langsung membawa Agus ke rumah sakit teredekat. Namun, saat diberikan pertolongan, Hendrik pun menghembuskan nafas terakhirnya. Selanjutnya, jenazah Hendrik dibawa ke RSU Pirngadi Medan untuk divisum.

Dari penyelidikan polisi di TKP, akhirnya Agus diringkus di warung tuak tak jauh dari rumahnya. “Saya tidak menyangka kalau dia (Agus) yang membunuh, biasanya kalau ada masalah dengan temannya dia pulang marah-marah dengan saya. Namun, malam itu dia pulang dalam keadaan biasa saja. Sempat kami sarapan pagi kok. Kalau memang begini, saya anggap ini cobaan,” kata Jumaini bersama anaknya Tia (6) untuk melihat kondisi suaminya yang belum diiznkan polisi karena masih dalam pemeriksaan.

Kanit reskrim Polsek Medan Baru Iptu Andik mengatakan, tersangka masih menjalani pemeriksaan. “Tersangka kita jerat dengan Pasal 338 KUHpidana dengan ancaman 15 tahun penjara,” bebernya.(adl/jon/mag-7)

Unit Reskrim Polsek Medan Baru meringkus tesangka pembunuh penjual sate keliling, Hendrik Guci (31) di Jalan Buku, Lorong Gereja, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Minggu (22/5) siang. Pelaku yang diketahui bernama Agus Rahman (32), buruh bangunan warga Jalan Buku, Gang Johar, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah diringkus polisi tidak jauh dari rumahnya, tepatnya di Kedai Tuak.

Keterangan yang diperoleh, Hendrik warga perantau dari Desa Taluala, Padang Pariaman, Sumbar yang baru dua bulan tinggal di Jalan Ayahanda, Medan. Saat itu, Hendrik kebetulan melintas di Jalan Buku untuk menjajakan jualannya. Lantas, Agus memanggilnya dan memesan sate satu porsi. “Aku baru pulang dari pesta pernikahan teman di Jalan Tinta, Kecamatan Medan Petisah. Kemudian aku memanggil sate dan memesannya,” ujar Agus usai menjalani pemeriksaan di Polsek Medan Baru.

Usai menikmati sate tersebut, Agus membayarnya dengan uang pecahan Rp2 ribu. Kontan saja, Hendrik tidak terima, karena sate tersebut seporsi Rp5 ribu.

“Aku mau bayar, tapi uang ku cuma Rp2 ribu, dia menolaknya. Kemudian dia memukul wajah sebelah kananku, kubalas memukul ke mukanya tapi nggak kena, karena dia mengelak,” ungkap Agus.

Lantas, Hendrik mengambil pisau yang digunakannya untuk memotong lontong dan menyerang Agus. “Langsung kutangkis, sehingga pisau tersebut terjatuh, dengan reflek pisau tersebut langsung kuambil dan langsung kutikamkan ke punggung kirinya,” ungkap Agus yang mengaku, saat itu dirinya dalam keadaan sadar.

Setelah menikam, Agus langsung meninggalkan Hendrik yang sudah meraung kesakitan dengan bersimbah darah di bawah gerobak satenya. Warga yang melihat peristiwa tersebut langsung membawa Agus ke rumah sakit teredekat. Namun, saat diberikan pertolongan, Hendrik pun menghembuskan nafas terakhirnya. Selanjutnya, jenazah Hendrik dibawa ke RSU Pirngadi Medan untuk divisum.

Dari penyelidikan polisi di TKP, akhirnya Agus diringkus di warung tuak tak jauh dari rumahnya. “Saya tidak menyangka kalau dia (Agus) yang membunuh, biasanya kalau ada masalah dengan temannya dia pulang marah-marah dengan saya. Namun, malam itu dia pulang dalam keadaan biasa saja. Sempat kami sarapan pagi kok. Kalau memang begini, saya anggap ini cobaan,” kata Jumaini bersama anaknya Tia (6) untuk melihat kondisi suaminya yang belum diiznkan polisi karena masih dalam pemeriksaan.

Kanit reskrim Polsek Medan Baru Iptu Andik mengatakan, tersangka masih menjalani pemeriksaan. “Tersangka kita jerat dengan Pasal 338 KUHpidana dengan ancaman 15 tahun penjara,” bebernya.(adl/jon/mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/