28 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Siak, Hadirkan Branding Wisata The Truly of Malay

Foto: Padang Ekspres/JPG Wakil Bupati Siak, Provinsi Riau, Drs H Alfendri MSi (dua dari kiri) menerima souvenir dari COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto, disaksikan  CEO Riau Pos grup Makmur (tengah) usai dialog dengan para pemimpin redaksi (Pemred Forum Pemred III Riau Pos Group (RPG) dan Sumatera Ekspres Group di Grand Inna Muara Hotel Padang, Kamis (12/5) lalu.
Foto: Padang Ekspres/JPG
Wakil Bupati Siak, Provinsi Riau, Drs H Alfendri MSi (dua dari kiri) menerima souvenir dari COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto, disaksikan CEO Riau Pos grup Makmur (tengah) usai dialog dengan para pemimpin redaksi (Pemred Forum Pemred III Riau Pos Group (RPG) dan Sumatera Ekspres Group di Grand Inna Muara Hotel Padang, Kamis (12/5) lalu.

Batang keladi putus dipancong
Pokok mempelam ditutoh daunnyo
Kalau tuan dan puan nak pegi melancong
Kabupaten Siaklah tujuan utamonyo

—————————-

MILNA MIANA—PADANG

—————————-

Demikianlah sepenggal pantun Wakil Bupati Siak, Provinsi Riau, Drs H Alfendri MSi saat berdialog dengan para pemimpin redaksi (Pemred) yang tergabung dalam Forum Pemred III Riau Pos Group (RPG) dan Sumatera Ekspres Group di Grand Inna Muara Hotel Padang, Kamis (12/5) lalu. Mewakili Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, Alfendri begitu yakin, Siak adalah tujuan utama wisata di Riau, bahkan Sumatera.

Kabupaten yang berdiri sejak 1999 itu, ternyata jauh hari telah mempersiapkan sinergi strategi pemasaran pariwisata. Karena itu tak sulit untuk turut membaur dengan ajang yang digelar Forum Pemred RPG bersama Kementerian Pariwisata itu. Siak, the Truly Malay, adalah slogan yang digunakan Siak, untuk menunjukkan identitas mereka sebagai kota wisata bernuansa Melayu.

“Kami tak menampik, ini upaya mempertegas, kalau Melayu atau Malay yang sebenarnya itu ada di Siak, bukan di Malaysia. Kami memiliki sejumlah objek wisata baik alam, kebudayaan dan sejarah yang benar-benar Melayu,” kata wabup dalam dialog yang dimoderatori Pemimpin Redaksi Pekanbaru MX Hendri Agustira itu.

Apalagi, kata Alfendri, Kabupaten Siak memiliki segalanya untuk dijual sebagai industri pariwisata. Keberadaannya juga mudah ditempuh, dari berbagai provinsi, atau negara sekalipun. Siak dapat ditempuh 1 jam 30 menit dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau menggunakan jalur darat. Sementara dari jalur sungai juga dapat ditempuh sekitar 2 jam pelayaran.

Sekilas mengenai Siak, wabup menyebutkan, Kabupaten Siak merupakan bekas Kerajaan Siak yang berdiri pada tahun 1723. Terbentuk melalui UU Nomor 53 Tahun 1999. Peresmian oleh Menteri Dalam Negeri (ad-interm) Feisal Tanjung 12 Oktober 1999. Sebelumnya Siak berada dalam Wilayah Kabupaten Bengkalis. Memiliki penduduk 407.718 jiwa (2015). Terdiri dari 14 kecamatan, 9 kelurahan, 144 kampung dan 8 kampung adat dengan luas wilayah 8.556,09 km². Meski relative kecil, tapi jumlah wisatawan pada 2015 mencapai 105.833 orang yang terdiri dari wisatawan domsetik 99.178 dan 6.705 wisatawan asing.

Alfendri menegaskan, sejak awal, Pemkab Siak memandang bahwa budaya Melayu merupakan pilar pembangunan. Ini dibuktikan dalam Visi RPJPD tahun 2005-2025 dan Rancangan Visi RPJMD Kabupaten Siak 2016-2021. “Melayu adalah identitas kami, dan inilah yang menjadi daya tarik ratusan ribu orang berkunjung setiap tahunnya,” katanya.

Dia menyebutkan rancangan visi RPJMD 2016-2015 adalah sebagai pusat budaya Melayu di Indonesia yang maju dan sejahtera tahun 2025. Sementara visi RPJMD 2005 -2025, mewujudkan destinasi pariwisata yang berdaya saing. “Kami juga telah memiliki lima rancangan misi jangka menengah Kab Siak 2016-2025,” kata wabup.

Misi itu adalah, mewujudkan kualitas SDM yang sehat, cerdas, berakhlak, beriman dan bertakwa serta berbudaya melayu. Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang merata terutama di kampung-kampung serta menerapkan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Mewujudkan perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing melalui pembangunan dan pengembangan sector pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta sektor-sektor produktif lainnya.

“Selanjutnya mewujudkan destinasi wisata yang berdaya saing dan mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih serta layanan public yang prima,” kata wakil bupati yang sudah dua periode mendampingi bupati yang sama ini.

Foto: Padang Ekspres/JPG Wakil Bupati Siak, Provinsi Riau, Drs H Alfendri MSi (dua dari kiri) menerima souvenir dari COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto, disaksikan  CEO Riau Pos grup Makmur (tengah) usai dialog dengan para pemimpin redaksi (Pemred Forum Pemred III Riau Pos Group (RPG) dan Sumatera Ekspres Group di Grand Inna Muara Hotel Padang, Kamis (12/5) lalu.
Foto: Padang Ekspres/JPG
Wakil Bupati Siak, Provinsi Riau, Drs H Alfendri MSi (dua dari kiri) menerima souvenir dari COO RPG Divre Padang H Marah Suryanto, disaksikan CEO Riau Pos grup Makmur (tengah) usai dialog dengan para pemimpin redaksi (Pemred Forum Pemred III Riau Pos Group (RPG) dan Sumatera Ekspres Group di Grand Inna Muara Hotel Padang, Kamis (12/5) lalu.

Batang keladi putus dipancong
Pokok mempelam ditutoh daunnyo
Kalau tuan dan puan nak pegi melancong
Kabupaten Siaklah tujuan utamonyo

—————————-

MILNA MIANA—PADANG

—————————-

Demikianlah sepenggal pantun Wakil Bupati Siak, Provinsi Riau, Drs H Alfendri MSi saat berdialog dengan para pemimpin redaksi (Pemred) yang tergabung dalam Forum Pemred III Riau Pos Group (RPG) dan Sumatera Ekspres Group di Grand Inna Muara Hotel Padang, Kamis (12/5) lalu. Mewakili Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, Alfendri begitu yakin, Siak adalah tujuan utama wisata di Riau, bahkan Sumatera.

Kabupaten yang berdiri sejak 1999 itu, ternyata jauh hari telah mempersiapkan sinergi strategi pemasaran pariwisata. Karena itu tak sulit untuk turut membaur dengan ajang yang digelar Forum Pemred RPG bersama Kementerian Pariwisata itu. Siak, the Truly Malay, adalah slogan yang digunakan Siak, untuk menunjukkan identitas mereka sebagai kota wisata bernuansa Melayu.

“Kami tak menampik, ini upaya mempertegas, kalau Melayu atau Malay yang sebenarnya itu ada di Siak, bukan di Malaysia. Kami memiliki sejumlah objek wisata baik alam, kebudayaan dan sejarah yang benar-benar Melayu,” kata wabup dalam dialog yang dimoderatori Pemimpin Redaksi Pekanbaru MX Hendri Agustira itu.

Apalagi, kata Alfendri, Kabupaten Siak memiliki segalanya untuk dijual sebagai industri pariwisata. Keberadaannya juga mudah ditempuh, dari berbagai provinsi, atau negara sekalipun. Siak dapat ditempuh 1 jam 30 menit dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau menggunakan jalur darat. Sementara dari jalur sungai juga dapat ditempuh sekitar 2 jam pelayaran.

Sekilas mengenai Siak, wabup menyebutkan, Kabupaten Siak merupakan bekas Kerajaan Siak yang berdiri pada tahun 1723. Terbentuk melalui UU Nomor 53 Tahun 1999. Peresmian oleh Menteri Dalam Negeri (ad-interm) Feisal Tanjung 12 Oktober 1999. Sebelumnya Siak berada dalam Wilayah Kabupaten Bengkalis. Memiliki penduduk 407.718 jiwa (2015). Terdiri dari 14 kecamatan, 9 kelurahan, 144 kampung dan 8 kampung adat dengan luas wilayah 8.556,09 km². Meski relative kecil, tapi jumlah wisatawan pada 2015 mencapai 105.833 orang yang terdiri dari wisatawan domsetik 99.178 dan 6.705 wisatawan asing.

Alfendri menegaskan, sejak awal, Pemkab Siak memandang bahwa budaya Melayu merupakan pilar pembangunan. Ini dibuktikan dalam Visi RPJPD tahun 2005-2025 dan Rancangan Visi RPJMD Kabupaten Siak 2016-2021. “Melayu adalah identitas kami, dan inilah yang menjadi daya tarik ratusan ribu orang berkunjung setiap tahunnya,” katanya.

Dia menyebutkan rancangan visi RPJMD 2016-2015 adalah sebagai pusat budaya Melayu di Indonesia yang maju dan sejahtera tahun 2025. Sementara visi RPJMD 2005 -2025, mewujudkan destinasi pariwisata yang berdaya saing. “Kami juga telah memiliki lima rancangan misi jangka menengah Kab Siak 2016-2025,” kata wabup.

Misi itu adalah, mewujudkan kualitas SDM yang sehat, cerdas, berakhlak, beriman dan bertakwa serta berbudaya melayu. Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang merata terutama di kampung-kampung serta menerapkan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Mewujudkan perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing melalui pembangunan dan pengembangan sector pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta sektor-sektor produktif lainnya.

“Selanjutnya mewujudkan destinasi wisata yang berdaya saing dan mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih serta layanan public yang prima,” kata wakil bupati yang sudah dua periode mendampingi bupati yang sama ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/