27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Pengen Nonton Maling Ditangkap, Tewas Disambar KA

Foto: Sormin/PM Tua Naibaho Nampak menangisi jenazah ayahnya yang tewas disambar kereta api.
Foto: Sormin/PM
Tua Naibaho Nampak menangisi jenazah ayahnya yang tewas disambar kereta api.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Maunya Kamon Naibaho pergi ke Lubupakam. Dia mau melayat. Tapi, gara-gara ada maling ketangkap, lelaki berusia 58 tahun itu malah tewas disambar kereta api (KA).

Peristiwa nahas ini terjadi Jumat (22/7) pukul 08.30 WIB. Saat itu, Kamon sedang asyik minum teh di sebuah di Jalan Padang. Terdengar kabar kalau ada maling yang diamankan di salah satu rumah Jalan Rajawali, tepatnya tak jauh dari perlintasan KA. Warga Jalan Padang Gang Dostahi, Medan Tembung/Jalan Rajawali Perumnas Mandala, Percut Seituan inipun bergegas ke lokasi. Saat melewati perlintasan kereta api yang tak memiliki plang pintu, tepatnya di dia sadar ada kereta api dari Medan menuju Kualanamu. Dalam hitungan sepersekian detik, tubuh pria beranak 5 anak disambar kereta api hingga terpental sejauh 15-20 meter. Seketika, ayah 2 anak perempuan dan 3 laki-laki tersebut langsung tewas di lokasi dengan kondisi mengenaskan.

Warga lalu melapor ke anak korban, Tua Naibaho, dan diteruskan ke Polsek Percut Seituan. Tak lama, Kapolsek Kompol Lesman Zendrato dan personel Lantas tiba di lokasi guna olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolsek kemudian koordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan.

Di sisi rel, Tua Naibaho jongkok sembari menangisi jenazah ayahnya yang sudah ditutupi koran. Tak lama, ambulans PMI tiba di lokasi dan membawa jenazah ke Instalasi Jenazah RSU dr Pirngadi Medan guna kepentingan visum.

Tetangga korban, Oppung boru Alfaro br Sihombing (50) mengatakan bahwa mendiang belum lama ini ditinggal mati istrinya, Saurma br Simbolon (57). Korban yang sudah memiliki 10 cucu ini tinggal seorang diri di rumahnya. “Istrinya meninggal Januari lalu. Dia sangat baik, jika ada tetangga belum makan, selalu ditawari untuk makan,” ujarnya.

Sedangkan Tua Naibaho mengaku jika Jumat siang, bapaknya mau menuju daerah Ramunia Lubukpakam, Deliserdang, guna melayat keluarga yang meninggal. “Bapak siang ini mauj adiknya yang meninggal di Lubukpakam. Belum lama mama meninggal dunia, bapak sempat mengatakan akan menyusul ibu. Tapi, kenapa bapak harus meninggal secara tragis,” ujarnya dengan tetesan air mata.

Kompol Lesman Z mengatakan, jenazah korban dibawa ke RSU dr Prngadi Medan guna kepentingan penyelidikan. “Korban sudah dievakuasi ke instalasi jenazah untuk divisum. Usai divisum jenazah dipulangkan ke rumah duka untuk disemayamkan dan selanjutnya dimakamkan,” ujarnya.

Kematian Kamon di lintasan kereta api Jalan Padang, Medan Tembung menambah daftar panjang yang telah ada. Sebelumnya, pada Kamis (3/12) sore, M Rizki Harahap (17) warga asal Gunungtua yang berdomilisi di Jalan William Iskandar/Pancing, Medan Tembung tewas dengan kondisi mengenaskan akibat ditabrak KA di perlintasan Jalan Padang, Medan Tembung.

Pada 7 November 2014, Manguji Sihite (54) yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung, tewas dengan kondisi mengenaskan setelah ditabrak KA di lokasi yang sama saat mencari botol air mineral bekas.

Sementara itu pada 1 April 2013, dua kakak-adik, Elifiyanti (31) dan Rama Sita (27) warga Jalan Benteng Hilir Seroja VI Desa Bandar Klippah, Percut Sei Tuan, tewas mengenaskan setelah becak bermotor (betor) yang mereka tumpangi ditabrak KA di lokasi yang sama. Sedangkan anak dari Rama, Rifki (4) selamat, namun dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit terdekat.

Sedangkan 10 April 2012, Ridwansyah (60) warga Jalan Anyar Perumnas Mandala, Percut Sei Tuan yang mengendarai sepedamotor Honda Revo BK 4196 FU, tewas di tempat akibat ditabrak KA di lokasi yang sama. (sor/rbb)

Foto: Sormin/PM Tua Naibaho Nampak menangisi jenazah ayahnya yang tewas disambar kereta api.
Foto: Sormin/PM
Tua Naibaho Nampak menangisi jenazah ayahnya yang tewas disambar kereta api.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Maunya Kamon Naibaho pergi ke Lubupakam. Dia mau melayat. Tapi, gara-gara ada maling ketangkap, lelaki berusia 58 tahun itu malah tewas disambar kereta api (KA).

Peristiwa nahas ini terjadi Jumat (22/7) pukul 08.30 WIB. Saat itu, Kamon sedang asyik minum teh di sebuah di Jalan Padang. Terdengar kabar kalau ada maling yang diamankan di salah satu rumah Jalan Rajawali, tepatnya tak jauh dari perlintasan KA. Warga Jalan Padang Gang Dostahi, Medan Tembung/Jalan Rajawali Perumnas Mandala, Percut Seituan inipun bergegas ke lokasi. Saat melewati perlintasan kereta api yang tak memiliki plang pintu, tepatnya di dia sadar ada kereta api dari Medan menuju Kualanamu. Dalam hitungan sepersekian detik, tubuh pria beranak 5 anak disambar kereta api hingga terpental sejauh 15-20 meter. Seketika, ayah 2 anak perempuan dan 3 laki-laki tersebut langsung tewas di lokasi dengan kondisi mengenaskan.

Warga lalu melapor ke anak korban, Tua Naibaho, dan diteruskan ke Polsek Percut Seituan. Tak lama, Kapolsek Kompol Lesman Zendrato dan personel Lantas tiba di lokasi guna olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolsek kemudian koordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan.

Di sisi rel, Tua Naibaho jongkok sembari menangisi jenazah ayahnya yang sudah ditutupi koran. Tak lama, ambulans PMI tiba di lokasi dan membawa jenazah ke Instalasi Jenazah RSU dr Pirngadi Medan guna kepentingan visum.

Tetangga korban, Oppung boru Alfaro br Sihombing (50) mengatakan bahwa mendiang belum lama ini ditinggal mati istrinya, Saurma br Simbolon (57). Korban yang sudah memiliki 10 cucu ini tinggal seorang diri di rumahnya. “Istrinya meninggal Januari lalu. Dia sangat baik, jika ada tetangga belum makan, selalu ditawari untuk makan,” ujarnya.

Sedangkan Tua Naibaho mengaku jika Jumat siang, bapaknya mau menuju daerah Ramunia Lubukpakam, Deliserdang, guna melayat keluarga yang meninggal. “Bapak siang ini mauj adiknya yang meninggal di Lubukpakam. Belum lama mama meninggal dunia, bapak sempat mengatakan akan menyusul ibu. Tapi, kenapa bapak harus meninggal secara tragis,” ujarnya dengan tetesan air mata.

Kompol Lesman Z mengatakan, jenazah korban dibawa ke RSU dr Prngadi Medan guna kepentingan penyelidikan. “Korban sudah dievakuasi ke instalasi jenazah untuk divisum. Usai divisum jenazah dipulangkan ke rumah duka untuk disemayamkan dan selanjutnya dimakamkan,” ujarnya.

Kematian Kamon di lintasan kereta api Jalan Padang, Medan Tembung menambah daftar panjang yang telah ada. Sebelumnya, pada Kamis (3/12) sore, M Rizki Harahap (17) warga asal Gunungtua yang berdomilisi di Jalan William Iskandar/Pancing, Medan Tembung tewas dengan kondisi mengenaskan akibat ditabrak KA di perlintasan Jalan Padang, Medan Tembung.

Pada 7 November 2014, Manguji Sihite (54) yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung, tewas dengan kondisi mengenaskan setelah ditabrak KA di lokasi yang sama saat mencari botol air mineral bekas.

Sementara itu pada 1 April 2013, dua kakak-adik, Elifiyanti (31) dan Rama Sita (27) warga Jalan Benteng Hilir Seroja VI Desa Bandar Klippah, Percut Sei Tuan, tewas mengenaskan setelah becak bermotor (betor) yang mereka tumpangi ditabrak KA di lokasi yang sama. Sedangkan anak dari Rama, Rifki (4) selamat, namun dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit terdekat.

Sedangkan 10 April 2012, Ridwansyah (60) warga Jalan Anyar Perumnas Mandala, Percut Sei Tuan yang mengendarai sepedamotor Honda Revo BK 4196 FU, tewas di tempat akibat ditabrak KA di lokasi yang sama. (sor/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/